Kisah Kisah Kita

Friday, September 30, 2011

HARGA DIRI SEORANG GELANDANGAN

"Tuan, apakah ada pekerjaan yang dapat kukerjakan untuk Anda? Saya sudah cukup lama tidak makan."

Si tuan rumah melirikkan mata dan menggeserkan tubuhnya. Dengan mimik dipenuhi rasa muak berkata, "Tidak ada, tidak ada!" Dan begitu berpaling, berteriak: "John, cepat bawa sisa nasi kemari, usir orang memuakkan ini!"
Sebelum tuan rumah selesai bicara, gelandangan itu segera berbalik arah, dan dengan langkah gontai meninggalkan halaman rumah itu. Namun, ia benar-benar sudah terlampau lelah. Setelah berjalan cukup lama tanpa henti, mau tidak mau berhenti dan istirahat sejenak.

Kota itu sudah hampir sampai, di tempat yang tidak jauh darinya adalah sebuah rumah terakhir. "Pergi, atau tidak?" Ia merasa ragu. Seporsi sisa nasi dingin ditukar dengan harga diri, lebih baik pergi saja, meskipun harus mati" beberapa saat kemudian, ia berdiri, lebih baik pergi lagi mengadu nasib, belum tentu manusia di dunia semuanya seperti itu.

Ia kembali ragu-ragu dan merasa bimbang, ah lebih baik memberanikan diri untuk terakhir kalinya, dan ia pun masuk.

Tuan rumah kebetulan sedang memotong rumput di halaman, adalah seorang wanita. Ia tidak begitu berani untuk masuk dan dengan cermat menduga-duga si tuan rumah.

"Maaf, numpang tanya, apakah ada pekerjaan yang bisa kukerjakan untuk Anda? Saya sudah lama tidak bekerja."

Tuan rumah berpaling, dan menaksir-naksir gelandangan yang kelelahan di hadapannya. Ia memandangnya dengan sangat seksama. Ia mengangkat kepalanya, namun tidak berani langsung menghadapnya.

Satu menit, dua menit, tuan rumah tidak bicara. Dan ia menanti untuk ditolak, "Jika ia berteriak memanggil John, maka saya pikir, ya sudahlah, lebih baik sendiri pergi saja." pikirnya

"Oh, ada. Wah, di tempat saya ini banyak sekali kerjaan yang perlu kamu kerjakan," demikian ujar si empunya. Suaranya sangat ramah. Dan kepalanya yang diangkat menunduk dengan sendirinya.

"Tetapi, tampaknya kamu sudah sangat lelah, istirahat dulu sejenak, dan setelah makan baru mulai bekerja."

Ia benar-benar sudah sangat lelah, lagi pula sangat lapar, dan benar-benar berharap bisa makan sekali dengan nikmat sepuasnya, kemudian tidur lelap sejenak.

"Akan tetapi tidak, biarlah saya selesai kerja dulu," kemudian suaranya sangat keras, ia nyaris berteriak dengan sekuat tenaga.

Si empunya wanita merasa ragu sejenak, namun akhirnya mengangguk-anggukkan kepalanya. Selanjutnya, dengan sesukanya, kemudian ia menunjuk.

"Baiklah, tolong kamu bantu memindahkan kayu-kayu bakar ini ke sudut tembok barat sana, sebenarnya sejak tadi saya ingin memindahkannya, tetapi terlalu berat, dan dengan adanya Anda sekarang, benar-benar lega rasanya. Saya pergi dulu menyiapkan beberapa makanan untuk Anda."

Ia langsung bekerja begitu disuruh, dan si gelandangan tiba-tiba merasa seluruh badannya dipenuhi dengan semangat kerja yang belum pernah ada sebelumnya, dan ia segera mulai bekerja memindahkan kayu-kayu bakar itu.

Sebenarnya tumpukan kayu-kayu bakar itu tidak banyak, dan sebatang kayu bakar terakhir juga telah dipindahkan ke sudut tembok itu, begitu rapi dan lega. Dan masakan tuan rumah juga telah disiapkan, sesepoi-sepoi aroma harum yang menusuk hidung terbang keluar, dan memenuhi segenap halaman rumah.

Dan ini adalah makanan yang paling nikmat, pertama kali yang dimakan si gelandangan. Ia merasa, ketika dirinya sangat kaya juga belum pernah makan dengan senikmat ini. Si tuan rumah menemaninya makan bersama, makannya sangat sedikit, namun ekspresi keramahtamahan dan kasih sayang di segenap wajahnya bagaikan bunda suci.

Akhirnya selesai makan. Ia lalu berhenti sebentar, menyapu sekali lagi tempat tumpukan kayu bakar tadi, dan bermain-main sejenak dengan bocah sang tuan rumah, kemudian ia memulai perjalanannya setelah mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah.

Setelah gelandangan pergi, tiba-tiba anak si tuan rumah mengemukakan sebuah pertanyaan,

"Mama, kayu bakar itu dipindahkan dari timur ke barat, kemudian dari barat dipindahkan lagi ke timur, sudah beberapa puluhan kali. Mengapa setiap kali orang yang meminta-minta datang kemari, mama selalu menyuruhnya memindahkan ke sana kemari? Beberapa hari yang lalu, bukankah baru saja ada orang memindahkan kayu bakar dari tembok barat dan memindahkannya kemari?"

"Mereka sendiri bukankah ingin bekerja? Mama sendiri juga tidak ada pekerjaan lain yang dapat mereka kerjakan," demikian ujar mamanya malah balik bertanya.

"Akan tetapi, kan kayu-kayu bakar itu sama sekali tidak perlu dipindah. Jika tidak ada pekerjaan untuk mereka kerjakan, bukankah mama bisa langsung memberikan makanan untuk mereka?" si anak tetap saja tidak paham.

"Tidak nak, kamu sekarang masih belum paham, kamu tidak boleh menyuruh siapa pun juga menggunakan harga diri untuk menukarnya dengan sepiring nasi, biarkan mereka menukarnya dengan tenaganya untuk bekerja, dan itu sudah cukup. Dan mulai sekarang kamu akan memahaminya."

Si anak kelihatannya mengerti meskipun tidak paham mengangguk-anggukkan kepalanya.

SESUSAH APAPUN SESEORANG..DIA TETAP SEORANG MANUSIA YANG MEMPUNYAI HARGA DIRI.

Source : erabaru.or.id

Thursday, September 29, 2011

IBU GURU TERBAIK

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Enam belas tahun yang lalu, ada seorang ibu guru bernama Theresia berdiri di depan murid-murid kelas lima, sambil mengucapkan suatu kebohongan kepada murid-muridnya, dia mengatakan bahwa dia akan mencintai setiap anak didiknya tanpa pilih kasih!

Tetapi hal tersebut hanyalah ucapan belaka, karena di baris yang paling depan duduk seorang siswa bernama Teddy Sidharta. Seorang siswa yang dekil dan tidak rapi serta tidak perhatian di saat pelajaran.
Sesungguhnya ibu guru Theresia sangat senang jika bisa menggunakan pena merah besarnya untuk membubuhkan coretan silang besar di atas kertas ujian Teddy. Kemudian di sebelah atas dari kertas ujian itu ia tulis dengan kalimat ‘TIDAK LULUS’.

Namun..suatu hari, ketika ibu guru Theresia sedang membaca dan memeriksa buku catatan dan saran-saran setiap murid. Dia merasa sangat takjub terhadap komentar-komentar yang telah diberikan oleh para wali kelas Teddy sebelumnya.

Komentar dari guru wali kelas satu: “Teddy adalah anak yang pandai, raut wajahnya selalu membawa senyuman, pekerjaan rumahnya sangat rapi, sangat berbudi bahasa, dia membuat orang-orang yang berada di sekitarnya menjadi senang!”

Komentar yang ditulis oleh guru wali kelas dua berbunyi: “Teddy adalah siswa yang terbaik. Teman-teman sekelasnya sangat menyukai dirinya. Tetapi ibu Teddy terjangkit penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Kehidupan yang harus dia jalani di rumah dapat dipastikan sangatlah sulit.”

Guru wali kelas tiga berkomentar: “Kematian ibunya telah memberikan pukulan yang sangat berat bagi Teddy. Dia berupaya keras menunjukkannya, akan tetapi ayahnya tidak terlalu memperhatikannya. Jika tidak mengambil suatu tindakan, maka kehidupan dalam keluarga akan segera mempengaruhinya.”

Guru wali kelas empat menulis: “Teddy mulai mengalami kemunduran. Dia tidak berminat sekolah. Dia tidak memiliki teman lagi. Sering kali tidur di dalam kelas.”

Sampai di sini, ibu guru Theresia, wali kelas Teddy, baru mengerti duduk permasalahannya. Dia merasa sangat malu sekali. Yang lebih membuat ibu guru Theresia merasa sedih adalah, pada saat perayaan hari Natal, dia telah menerima bingkisan hadiah natal dari para muridnya yang dibungkus dan diikat dengan pita yang sangat indah, kecuali bingkisan hadiah natal dari Teddy yang terbungkus kertas coklat biasa yang dibeli dari toko kelontong dan diikat dengan tali rafia.

Ibu guru Theresia menahan kesedihan dalam hatinya, membuka hadiah bingkisan Teddy di depan teman-teman seluruh kelas. Bungkusan itu ternyata berisi seutas gelang tangan dengan hiasan berlian palsu, dan di atas gelang tangan itu masih terdapat beberapa batu berlian yang tanggal. Selain itu masih ada sebotol minyak wangi yang hanya tinggal seperempat botol saja.

Ada sebagian murid mulai mengejek bingkisan hadiah dari Teddy. Tetapi ibu guru Theresia tidak hanya memuji keindahan gelang tangan itu, dia juga mengenakan gelang tersebut di tangannya, serta menyemprotkan sedikit minyak wangi di atas pergelangan tangannya.

Hari itu setelah usai sekolah, Teddy tidak segera pulang, dia tinggal paling akhir dan berkata kepada ibu guru Theresia, “Ibu guru, hari ini Anda harum persis seperti ibu saya!”

Menunggu setelah Teddy pergi, ibu guru Theresia menangis hampir satu jam lamanya. Sejak saat itu, ibu guru Theresia tidak lagi ‘mengajar’. Dia tidak mengajar pelajaran membaca, tidak mengajar pelajaran menulis, juga tidak mengajar pelajaran berhitung, akan tetapi dia mulai mengajarkan pelajaran cara-cara mendidik anak.

Ibu guru Theresia mulai memperhatikan Teddy secara khusus. Sepertinya Teddy telah bangkit kembali dari keterpurukan. Ibu guru Theresia semakin menyemangati Teddy, reaksinya semakin cepat. Sampai pada akhir tahun ajaran, Teddy sudah menjadi salah satu anak yang paling pandai di dalam kelas. Walaupun ibu guru Theresia berkata dia akan menyayangi setiap anak asuh dengan sama rata, namun Teddy adalah murid yang paling dia sayangi.

Satu tahun kemudian, ibu guru Theresia menemukan secarik kertas di pinggir pintu, tulisan dari Teddy. Kertas itu mengatakan, ibu guru Theresia adalah ibu guru terbaik yang pernah dia temui selama hidupnya!

Enam tahun kemudian, ibu guru Theresia menerima lagi secarik kertas tulisan dari Teddy. Dia mengatakan bahwa dia sudah lulus SMA, nilai rapornya rangking tiga dari seluruh kelas. Dan ibu guru Theresia masih tetap adalah ibu guru terbaik yang pernah dia jumpai selama hidupnya!

Setelah lewat empat tahun, ibu guru Theresia menerima lagi surat dari Teddy, dia mengatakan bahwa kehidupan di dalam kampus sangat sulit, tetapi dia masih tetap mempertahankan. Dan tidak lama lagi dia akan lulus dengan mendapatkan gelar sarjana terbaik dari universitasnya, dan ibu guru Theresia masih tetap guru yang terbaik yang pernah dia jumpai selama hidupnya, juga merupakan ibu guru yang paling dia sayangi.

Lewat empat tahun kemudian, datang sepucuk surat lagi. Kali ini Teddy memberitahukan bahwa setelah lulus dari universitas, ia akan melanjutkan sekolah untuk mengambil gelar yang lebih tinggi. Dalam suratnya tak lupa dia menuliskan ibu guru Theresia masih tetap adalah ibu guru yang terbaik dan paling dia sayangi selama hidupnya. Pada bubuhan tanda tangan pada akhir surat ini terdapat tulisan yang lebih panjang yaitu : Doktor dokter Teddy Sidharta.

Sampai di sini kisahnya masih belum habis. Coba Anda lihat, pada musim semi tahun ini, datang lagi sepucuk surat. Teddy mengatakan dia telah menjumpai wanita pendamping hidupnya, dia akan menikah. Dia menjelaskan bahwa ayahnya telah meninggal beberapa tahun yang lalu, oleh karena itu dia berharap ibu guru Theresia mau menghadiri upacara pernikahannya, serta bersedia duduk di tempat yang disediakan bagi ibu dari mempelai pria.

Ibu guru Theresia mengabulkan harapan Teddy. Akan tetapi tahukah Anda? Di dalam upacara pernikahan itu, di luar dugaan Teddy, sang ibu guru Theresia mengenakan gelang tangan yang berhiaskan berlian palsu dan menyemprotkan minyak wangi yang diberikan Teddy pada saat perayaan Natal enam belas tahun yang lalu. Dalam ingatan Teddy, minyak wangi tersebut adalah yang dipakai ibunya pada saat perayaan Natal terakhir bersamanya.

Di saat mereka saling berpelukan, Doktor dokter Teddy Sidharta membisikan dengan lirih di pinggir telinga ibu guru Theresia, ”Ibu Theresia, terima kasih Anda telah mempercayai saya. Terima kasih Anda telah membuat saya merasakan pentingnya diri sendiri, membuat saya yakin memiliki kemampuan untuk berubah!”

Dengan berlinangan air mata ibu guru Theresia juga berkata lirih, “Teddy, dirimu keliru! Adalah dirimu sendiri yang telah membimbing ibu, membuat ibu yakin memiliki kemampuan untuk berubah. Karena pada saat ibu menjumpai dirimu, ibu baru mengerti bagaimana harus mengajar!”

KEBAIKAN..PERHATIAN DAN KASIH SAYANG AKAN SELALU DIINGAT..DAN AKAN MENJADI KENANGAN YANG TAK TERLUPAKAN SELAMANYA :)

Source : erabaru.net

Wednesday, September 28, 2011

HIDUP TIDAK SELALU SEINDAH YANG KITA BAYANGKAN

Well..pendapat tersebut tidak salah. Hidup tidak selalu seindah yang kita bayangkan.

Bagaimana kita memandang hidup ini seringkali tidak sesuai dengan realitas yang sebenarnya.
Pada saat kita bahagia, kita memusatkan pikiran pada kebahagiaan itu, terikat dan tenggelam didalamnya.

Kita melupakan dimensi waktu. Dan ketika dimensi waktu menyentuh dan merubah hidup kita, semua kebahagiaan itu lenyap dan kita terseret dalam kerinduan, kesedihan, penyesalan ataupun kekecewaan.

Sebenarnya keindahan bukan terletak pada kehidupan, melainkan eksis dalam pikiran kita. Bagaimanapun juga, hidup akan tetap seperti sebagaimana adanya, cara pandang kitalah yang membuat perbedaan dan menentukan apakah hidup cukup indah bagi kita.

Jika demikian faktanya, maka apabila kita memasang standar yang kaku tentang keindahan, hidup tentunya akan selalu mengecewakan harapan kita.

Oleh karena itulah, kita perlu untuk belajar melihat hidup tidak hanya dari satu sisi. Kita mesti melihat hidup dari banyak sisi, sehingga kita bisa mengerti bahwa mungkin apa yang selama ini membuat kita menderita sebenarnya tidaklah nyata.

Dulu..pernah ada sebuah cerita mengenai seseorang yang tiba-tiba dalam 1 malam menjadi sangat jenius. Orang-orang tidak paham mengapa dia bisa menjadi seperti itu, bahkan dirinya sendiri juga tidak paham.

Otaknya menjadi sangat aktif dan ia tidak berhenti belajar mengenai banyak hal, sampai akhirnya ia mengetahui bahwa ia menjadi jenius karena ada tumor yang tumbuh diotaknya. Tumor itu membuat dirinya menjadi lebih pintar, akan tetapi juga mengurangi usia hidupnya hanya sampai 30 hari kedepan.

Kita juga sama. Kadang-kadang kita begitu terlena dalam kebahagiaan sampai akhirnya kita sadar bahwa ada kesedihan dibalik kebahagiaan..ada udang dibalik kwetiaw :)

Meskipun kita menyadari kenyataan tersebut, kita jarang mampu lepas dari kesedihan itu.

Lalu kita akan merasa diri sendiri sangat kasihan. Ah, begitu malangnya, ah begitu sedihnya. Langit yang cerah menjadi mendung, sinar matahari hilang ditelan hujan badai.

Inilah yang disebut perubahan.

Tidak ada satu pun hal apapun di dunia ini yang lolos dari perubahan.

Tidak ada orang yang hidup abadi, tidak ada api yang tidak padam, juga tidak ada hujan yang tidak pernah berhenti.

Jika pun ada, itu karena kita tidak hidup cukup lama untuk menyaksikan perubahan itu.

Sekarang setelah kita tahu mengenai hal ini, bukankah ini adalah saatnya bagi kita untuk merubah cara pandang kita terhadap hidup?

Waktu tidak pernah berhenti bergerak, sama halnya kita juga tidak boleh berhenti pada satu titik kehidupan – karena jika kita berhenti, waktu akan menyeret kita, dan itu pastinya akan sangat menderita.

Maka dari itu, teruslah berjalan, dan jangan berhenti. Terimalah hidup apa adanya, dan oleh karena itu, terimalah juga perubahan.

Jika suatu hari nanti, kita sudah melakukan segala sesuatu dengan benar, tapi kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Tidak apa apa..itu bukan berarti bahwa hidup kita ini tidak memiliki arti sama sekali. Kita bisa menjalani hidup kita dengan benar..itu sudah sangat berarti :) Tidak akan ada pertentangan lagi, dan pastinya tidak akan ada alasan untuk tidak bahagia.

IYA..TERUSLAH BERJALAN..DAN JANGAN BERHENTI..TERIMALAH HIDUP APA ADANYA..TERIMALAH JUGA PERUBAHAN..MAKA KITA AKAN BAHAGIA :)

Source : Hardy Chen Power Blog

Tuesday, September 27, 2011

PASANGAN IDEAL

Suatu hari Badrul jalan-jalan dengan seorang temannya sambil mengobrol, “Besok saya menikah Drul” kata temannya dengan nada gembira. “Bukankah perkawinan itu menyenangkan? Apakah kau pernah berpikir untuk menikah?” tanyanya.

Badrul tersenyum sambil berkata, “Dimasa muda, tiada yang saya pikirkan selain menikah.

Pada kenyataannya, begitu inginnya mendapatkan istri sempurna sampai saya keliling dunia untuk mencarinya. “di negara 1001 malam, saya bertemu dengan seorang perempuan cantik yang spiritual, baik dan menyenangkan. Tapi dia tidak punya pengetahuan umum dan pengetahuan tentang dunia.

Di Eropa, saya bertemu dengan perempuan yang baik cantik dan berpengetahuan luas, tapi dia tidak tertarik pada masalah spiritual.”

Lalu selanjutnya kau pergi kemana aja Drul?” tanya temannya.

Badrul kembali tersenyum saya lupa pergi kemana saja. Tapi saya bertemu dengan perempuan cantik yang spiritual, baik dan berpengetahuan luas, tapi dia tidak bisa berkomunikasi dengan baik.

Hmm.. lalu saya kesana dan kesini, saya menemukan calon sempurna. Dia memiliki segala sesuatu yang saya inginkan dalam diri seorang istri. Dia benar-benar sempurna.”

“ Lalu mengapa kau tidak menikah dengannya..drul???”

“ Itulah pren... ternyata dia juga mencari suami yang sempurna hiks”. kata si Badrul sambil menggeleng-gelengkan kepala.

:D

Source : Kisah Inspirasional

Monday, September 26, 2011

10 TAHUN YANG LALU

Seorang ibu guru sedang memanfaatkan waktu istirahat siangnya, hendak kembali ke rumahnya untuk tidur sejenak, tetapi mendadak telepon di rumahnya berdering.
Dia mengangkat telepon itu, terdengar suara asing yang sangat kasar dan berkata :

"Anak Anda telah mencuri buku, sekarang dia sedang kami tahan, cepatlah Anda datang kemari!"

Dari ujung telepon sebelah sana juga terdengar suara tangisan dari seorang gadis kecil, serta suara hardikan dari orang-orang di sampingnya.

Ibu guru tersebut menengok ke arah anak gadis satu-satunya yang tengah asyik menonton TV, dalam hatinya ia segera mengerti duduk permasalahannya.

Dapat dipastikan ada gadis kecil telah kepergok oleh penjaga toko buku karena mencuri, sedangkan anak gadis itu tidak mau anggota keluarganya mengetahui peristiwa ini, maka dia dengan sembarang menyebutkan sebuah nomor telepon, barulah terjadilah peristiwa yang kebetulan ini.

Sudah tentu dia boleh tidak peduli dan menutup telepon itu, bahkan juga boleh menegur keras orang dalam telepon itu, karena peristiwa tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya.

Tetapi dia adalah seorang guru, tidak menutup kemungkinan gadis kecil itu adalah muridnya?

Dari suara yang terdengar dalam telepon, samar-samar dia bisa membayangkan, anak gadis kecil yang sekilas berpikiran salah itu, pasti sedang dalam kepanikan dan ketakutan yang sangat, mungkin sedang menghadapi keadaan yang paling menakutkan dalam hidupnya.

Setelah dia ragu-ragu sejenak, di dalam benaknya mendadak muncul sebuah pikiran harus bertindak. Karena itu dia menanyakan dengan jelas alamat toko buku tersebut, setelah itu dia pergi ke toko itu.

Tepat seperti apa yang dia duga sebelumnya, di dalam toko buku tersebut sedang berdiri seorang gadis kecil dengan wajah ketakutan dan basah oleh air mata, sedang orang-orang dewasa yang berada di samping gadis kecil tersebut, dengan garang sedang menghardik gadis kecil tersebut.

Segera setelah tiba di toko itu, guru tersebut menyongsong dan memeluk gadis kecil yang malang itu, membalikkan badan dan berkata kepada penjaga toko buku tersebut, "Ada masalah apa katakanlah kepada saya, jangan sampai menakuti anak."

Dalam suara omelan penjaga toko buku yang tidak begitu rela, guru tersebut membayar dan melunasi beberapa puluh ribu uang denda. Setelah itu dia membawa gadis kecil tersebut keluar dari toko itu, serta melihat dengan jelas wajah berantakan yang basah oleh air mata serta rasa ketakutan itu.

Ibu guru itu lalu tertawa, dan membawa gadis kecil tersebut pulang ke rumahnya. Wajah anak yang lusuh itu dibersihkan. Ibu guru itu tidak menanyakan apapun, dan membiarkan anak gadis kecil itu pergi.

Tetapi sebelum anak itu pergi ibu guru tersebut memberikan pesan berulang-ulang. Berpesan kepada anak itu jika dia ingin melihat buku, boleh datang ke rumah bibi, di dalam rumah bibi terdapat banyak sekali buku bacaan.

Gadis kecil yang masih belum hilang rasa takutnya itu, memandang guru itu dalam-dalam, lalu melesat pergi bagaikan angin, setelah itu tidak pernah muncul lagi.

Waktu sekonyong-konyong lewat bagaikan aliran air, tanpa terasa sepuluh tahun telah terlewatkan, ibu guru itu sudah melupakan peristiwa tersebut. Dia masih tetap tinggal di rumahnya dan melewatkan hidupnya dengan damai dan penuh ketenangan.

Pada suatu siang, di luar pintu terdengar ada orang yang sedang mengetuk pintu. Setelah dia membuka pintu, di balik pintu nampak berdiri seorang gadis asing yang cantik. Wajah gadis tersebut penuh dengan senyuman, di dalam kedua tangannya membawa setumpuk bingkisan.

"Anda sedang mencari siapa?"

Ibu guru itu bertanya dengan ramah, lalu gadis itu menuturkan sejumlah kata-kata mengharukan. Ibu guru yang mendengarkan penuturan dari gadis asing ini tiba-tiba menyadari, ternyata gadis yang berada di hadapannya ini adalah gadis kecil yang pernah ditolongnya.

Sepuluh tahun telah lewat, gadis kecil tersebut telah tumbuh dewasa dan lulus dari perguruan tinggi. Sekarang dia khusus datang untuk menjenguk bibi yang baik hati ini.

Di mata gadis muda belia ini terlihat air mata menggenang, dia berkata dengan lirih :

"Walaupun hingga sekarang saya masih tidak mengerti, mengapa Anda mau berpura-pura sebagai ibu saya dan menolong saya, tetapi dalam kurun waktu sepuluh tahun ini saya selalu merasakan, selalu ingin memanggil Anda dengan sebutan.... Ibu!"

Tak terasa pandangan ibu guru tersebut mulai mengabur, dengan rasa ingin tahu dia bertanya :

"Seandainya waktu itu saya tidak menolong Anda, apa akibat yang akan terjadi?"

Wajah gadis belia tersebut segera berubah menjadi suram, dia menggelengkan kepala serta berkata :

"Entahlah, mungkin saya akan bertindak bodoh, bahkan mengakhiri hidup."

Mendengarkan ucapan itu, hati ibu guru tiba-tiba terguncang, diam-diam mulai bersyukur atas keputusan dia ambil pada saat itu. Di luar dugaan bisa sedemikian berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Memandang ke wajah gadis belia yang penuh dengan senyum kebahagiaan, ibu guru tersebut juga ikut tertawa.

KISAH DIATAS MEMBUAT KITA MENYADARI BAHWA SEBAGAI MANUSIA DIDUNIA INI..SEBENARNYA TIDAK SEHARUSNYA KITA MELEPASKAN SETIAP KESEMPATAN UNTUK BISA MEMBANTU ORANG LAIN. KARENA MUNGKIN SAJA KEBAIKAN YANG KITA LAKUKAN DAPAT BERPENGARUH TERHADAP KEHIDUPAN SESEORANG.

Source : A Little Truth of Life - Kaskus

Sunday, September 25, 2011

KETIKA AKU MENANGIS

Kadang kala kita merasa bahwa takdir terlalu kejam untuk kita. Disaat tengah berjuang menghadapi suatu masalah, kita malah terperangkap dalam problem lain. Seperti lingkaran setan yang tak pernah berkesudahan. Aku pernah mengalaminya, sama seperti manusia-manusia lainnya. Aku pernah bertemu dengan masa-masa sulit itu, tapi aku bisa melewatinya dengan kekuatan dan keyakinan ku.

Saat aku bangun dipagi hari, aku menemukan orang-orang menangis disekeliling ku. Aku tak mengerti apa yang mereka tangisi, karna aku merasa baik-baik saja. Ku coba bangun dari tidur ku, dan memandang wajah mereka satu persatu dengan perasaan heran. Kemudian salah seorang dari mereka mengatakan pada ku bahwa ayah dan ibu ku mengalami kecelakaan dan telah dipanggil Tuhan.

Saat itu aku tak mengerti apa arti dipanggil Tuhan karna umur ku baru 5 tahun, tapi aku merasakan bahwa itu pertanda bahwa aku tak bisa bertemu dengan orang tua ku lagi. Dengan bingung ku tatap orang disekeliling ku, wajah mereka menyiratkan kesedihan.

Aku tak tahu apa yang aku lakukan kemudian, aku hanya mengikuti mereka membawa ku ke sebuah ruangan Dan disana ku lihat ayah dan ibu ku tengah berbaring berselimutkan kain putih. Mereka membuka selimut itu dan ku lihat wajah kedua orang tua ku tidur dengan tenang sambil menyunggingkan sedikit senyuman. Aku hanya diam. Mungkin begini kalau seseorang dipanggil Tuhan, berselimutkan kain putih, pikir ku saat itu. Detik berikutnya, mereka membawa ayah dan ibu ku ke sebuah tempat dan di sana ku lihat ada lubang ditanah.

Mereka memasukkan ayah dan ibu ku ke dalam lubang itu, kemudian menutupnya dengan tanah. Kembali aku hanya diam melihatnya. Aku tidak menangis, tapi aku tahu bahwa aku akan merindukan mereka. Ketika aku menaburkan bunga-bunga merah di atas tanah itu, aku merasakan ada sebutir mutiara jatuh dari mata ku. Apa itu, aku tak tahu. Kemudian aku menyadarinya, akhirnya aku menagis. Mereka memeluk ku erat dan membawa ku pergi.

2 tahun setelah kejadian itu, ku lihat bibi mun menangis. Entah mengapa belakangan aku merasa orang-orang disekeliling ku selalu menangis, mungkin sebuah hobby baru, gumam ku. Namun tak urung juga ku tanyakan pada nya

"Bibi mun, kenapa menangis?" tanya ku polos.

Bibi mun, memandangku sedih kemudian menjawab "Sekarang kamu sudah yatim piatu, anak ku".

"Yatim piatu itu apa, bi?" tanya ku lagi.

"Kamu tidak punya ayah dan ibu lagi" jawabnya sambil menangis.

Aku mengangguk pelan. "Aku tahu, ayah ibu ku telah dipanggil Tuhan. Tapi aku kan punya bibi mun" sahut ku sambil terseyum padanya.

"Jangan menangis lagi bi mun" lanjut ku menyeka air matanya.

Bi mun (mencoba) tersenyum. "Sebentar lagi, bibi juga akan menyusul ayah dan ibu mu. Kamu akan tinggal di panti asuhan, sayang" jawabnya sedih.

"Panti asuhan? Oh, aku tahu. Tempat yang banyak teman-teman itu kan?" tanya ku gembira.

Bi mun mengangguk lemah.

"Kenapa bibi sedih, aku disana akan banyak teman dan tidak kesepian lagi. Sudahlah bi mun" kata ku meyakinkannya. Ia memelukku erat, tangisnya tumbah dipangkuan ku. 2 hari setelah percakapan itu, bibi mun akhirnya benar-benar pergi menyusul ayah dan ibu ku.

Di hari pemakamannya, aku menangis untuk yang kedua kalinya.

Kemudian seseorang mengantarkan ku ke panti asuhan. Tempat dimana aku bisa menemukan banyak orang yang senasib dengan ku. Saat pertama datang, mereka menyambut ku dengan senyuman.Senyuman yang belakangan jarang sekali ku dapat kan. Senyum polos dan penuh ketulusan. Aku merasakan kedamaian yang luar biasa. Air mata ku kembali jatuh, kali ini ku biarkan sampai benar-benar menganak sungai. Tidak seperti biasanya, selalu ku tahan agar orang-orang disekeliling ku tidak mengkhawatirkan keadaan ku. Kali ini aku benar-benar menangis, dan akhirnya terdiam dengan penuh kelegaan.

Aku baru tahu, ternyata sebuah tangisan bisa melegakan semua keresahan. Ternyata menangis juga diperlukan untuk menumpahkan semua kesedihan. Aku merasakan kebahagiaan ketika aku menangis. Air mata ku tak terbuang sia-sia. Bukankah ada langit cerah setelah hujan reda?

Beranjak dewasa, aku kembali mengingat kejadian-kejadian pahit dalam hidup ku. Memahami setiap kisah yang tercipta. dan aku menyadari bahwa tuhan menyayangi ku lebih besar dari yang ku tahu. Ia mengambil kedua orang tua ku, mengambil bibi ku, kemudian bunda pengurus panti.

Teramat pedih memang. Ujian yang sangat berat. Tapi kemudian aku tahu bahwa itu adalah bentuk kasih-Nya terhadap ku. Ia tidak hanya menghadiahi ku dengan kepedihan tapi juga memberikan ku kekuatan dalam menghadapi setiap cobaan itu.

Setelah berjuang dengan semua penderitaan itu, akhirnya Ia mengembalikan kebahagiaan ku dengan mengizinkan aku menulis cerita ini. Ini adalah kebahagiaan ku, berbagi kekuatan dengan orang-orang lain.

Aku tahu, diluar sana masih banyak orang-orang yang bernasib seperti ku, bahkan lebih parah. Tapi aku tahu mereka kuat, sangat kuat, lebih dari yang mereka sadari. Aku ingin meyakini mereka. Inilah bentuk perjuangan ku, kebahagiaan ku.

DIBALIK SEMUA KESEDIHAN PASTI ADA KEKUATAN..ATAU SUKACITA YANG DIBERIKAN OLEH TUHAN.

Source : desfirawita.blogspot.com

Saturday, September 24, 2011

KEBAIKAN MENGUBAH TAKDIR

Kisah nyata ini menceritakan tentang kebaikan yang dilakukan Jendral Eisenhower sehingga lolos dari tangkapan tentara NAZI sewaktu Perang Dunia Kedua.

Mark Twain pernah berkata, "Kebaikan adalah hal yang bisa didengar orang tuli dan bisa dilihat oleh orang buta."

Lao Tzu menulis, "Kebaikan dalam kata-kata menciptakan keyakinan, kebaikan dalam berpikir menciptakan kebesaran hati, kebaikan dalam tindakan menciptakan cinta. "

Cerita kebaikan telah banyak diperdengarkan sepanjang sejarah sejak zaman kuno, tapi mari kita baca cerita berikut dari era modern kita, yang membantu membentuk dunia sejarah.

Selama Perang Dunia II, Jenderal Eisenhower, Panglima perang di Eropa, sedang berada di Prancis, dan dia harus kembali ke markas untuk pertemuan darurat. Saat itu adalah hari di musim dingin dengan badai salju hebat yang turun dari langit. Saat dalam perjalanan, dari mobilnya ia melihat sepasang kakek-nenek yang menggigil di pinggir jalan.

Dia segera memerintahkan penerjemah untuk menanyakan kondisi pasangan tua tersebut. Salah satu stafnya mengingatkan Eisenhower bahwa mereka harus kembali tepat waktu untuk pertemuan darurat tersebut dan hal-hal seperti ini bisa diserahkan kepada polisi setempat. Namun, Eisenhower menegaskan bahwa pada saat polisi tiba, pasangan tua tersebut mungkin sudah membeku sampai mati.

Pasangan tua tersebut menjelaskan bahwa mereka mengemudi ke Paris untuk tinggal bersama anak mereka, tetapi mobil mereka rusak saat dalam perjalanan. Saat itu gelap dan tidak ada kota terlihat, sehingga pasangan itu terjebak. Eisenhower mendengar cerita mereka dan mengundang mereka ke dalam mobilnya. Setelah mereka ke rumah anaknya di Paris, ia kemudian bergegas kembali ke markas.

Eisenhower tidak pernah berpikir bahwa perbuatan baik yang ia lakukan akan bernilai begitu tinggi. Kebaikan yang ia lakukan terbayar lunas dengan mahal dan cepat. Hal itu diketahui kemudian bahwa Jerman telah merencanakan untuk menyergap dan membunuh Eisenhower dalam perjalanan kembali ke markas. Tentara Nazi sedang menunggu dia. Tentu saja, ketika Eisenhower membawa pasangan tua itu ke Paris, ia mengubah rutenya.

Jika dia tidak melakukannya, ia tidak akan memiliki kesempatan untuk menghindari pembunuhan itu. Jika Eisenhower telah disergap dan dibunuh, seluruh sejarah Perang Dunia II akan menjadi berubah.

Victor Hugo mengatakan, "Kebaikan adalah harta langka dalam sejarah dan orang baik adalah agung." Dengan kebaikan dalam hati, seseorang hidup dengan sukacita dan kebahagiaan; jiwa menjadi lebih tenang.

KEBAIKAN ADALAH SALAH SATU DARI WATAK HAKIKI MANUSIA YANG PALING BERHARGA.                                    

Source : erabaru.net

Friday, September 23, 2011

BAGIAN TERBESAR DARI HARIMU YANG SIBUK

” Pap.., lihat ! ” seru Anny, anakku, menunjuk burung elang yang terbang tinggi di langit.

” Oh, ya, ” gumamku, sambil mengemudi, tenggelam dalam pikiranku tentang jadwal ketat hari ini.
Kekecewaan mengisi wajahnya.

” Ada apa, manis ? ” tanyaku dengan dungu.

” Tak apa – apa, ” kata anakku yang berusia delapan tahun. Saat itu sudah berlalu. Di dekat rumah, kami melambat sambil melihat – lihat pemandangan di pekarangan rumah kami.

Kami makan, mandi, menggunakan telepon, mengisi waktu hingga saatnya tidur.

” Ayo, Anny, waktunya tidur ! “ Ia berlari menyusulku naik ke atas. Dengan lelah, aku mencium pipinya, mengucapkan doa lalu menyelimutinya.

” Pap, aku lupa mau memberi papi sesuatu ! ” katanya. Kesabaranku habis.

” Besok pagi saja ! ” kataku, tapi ia menggelengkan kepalanya.

” Papi tak akan punya waktu besok pagi ! ” bantahnya.

” Papi pasti akan menyisihkan waktu, ” kataku membela diri. Kadang – kadang betapa pun aku berusaha, waktu mengalir diantara jemariku seperti pasir dalam jam pasir, tak pernah cukup. Tak pernah cukup untuknya, untuk istriku, dan jelas tak cukup untukku.

Ia belum mau menyerah. Ia mengerutkan hidungnya yang kecil dan mengibaskan rambutnya yang panjang.

” Pasti tak akan ! Pasti akan seperti hari ini seperti waktu kuminta papi melihat burung. Papi bahkan tak mendengar apa yang kubilang. “

Aku terlalu lelah untuk bertengkar, perkataannya menyerang begitu telak.

” Selamat malam ! ” Aku menutup pintunya dengan bunyi keras.

Namun, setelah itu, mata hitamnya yang besar, wajahnya yang lucu mengisi bayanganku saat aku memikirkan betapa sedikitnya waktu yang sebenarnya kami miliki hingga ia nanti dewasa dan pergi dari rumah.

Istriku bertanya, ” Mengapa murung ? “

Aku menceritakannya.

” Mungkin ia belum tidur. Coba kau lihat, ” katanya. Aku mengikuti nasihatnya, ingin rasanya itu gagasanku sendiri.

Aku membuka pintunya sedikit, dan cahaya dari jendela menyinari tubuhnya yang sudah tidur. Perlahan aku membuka kepalan tangannya untuk melihat apa yang menyebabkan perselisihan kami.

Hatiku seperti tersayat. Ia telah merobek – robek sebuah hati merah yang besar yang bertulisan puisi yang dikarangnya, berjudul ” Mengapa Aku Mencintai Papiku ! “

Dengan hati – hati aku mengambil robekannya. Setelah hati itu disusun kembali, aku membaca apa yang dikarangnya.

Mengapa Aku Mencintai Papiku !
Meskipun kau sibuk dan bekerja keras
Kau selalu menyisihkan waktu bermain
Aku mencintaimu Papi karena
Akulah bagian terbesar dari harimu yang sibuk !

Perkataan itu bagai sebuah anak panah yang tepat menusuk jantung. Pada usia delapan tahun, ia memiliki hati yang bijaksana.

Sepuluh menit kemudian aku membawa sebuah baki ke kamarnya, berisi dua cangkir cokelat panas dengan roti bakar selai. Saat aku dengan lembut menyentuh pipinya, aku dapat merasa hatiku dipenuhi rasa sayang yang teramat dalam.

Bulu matanya bergetar, saat ia membuka kelopak matanya, ia terbangun dan memandang baki itu.

” Ini buat apa ? ” tanyanya, bingung oleh gangguan malam.

” Ini untukmu, karena kamu adalah bagian terpenting dari hari papi yang sibuk“.

Ia tersenyum dan meminum setengah cangkir cokelatnya dengan mengantuk.

Lalu ia tertidur kembali..

ANAK-ANAK KITA SELALU MENCINTAI KITA..SESIBUK APAPUN PEKERJAAN KITA LUANGKAN WAKTU BAGI MEREKA.

Source : sipapi.net

Thursday, September 22, 2011

YANG TERINDAH

Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung.

Untuk apa ?" tanya sang ayah.
"Untuk kado, mau kasih hadiah." jawab si kecil.

"Jangan dibuang-buang ya." pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.

Persis pada hari raya, pagi-pagi si cilik sudah bangun dan membangunkan ayahnya, "Pa, Pa,… ada hadiah untuk Papa."

Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, "Sudahlah nanti saja."

Tetapi si kecil pantang menyerah, "Pa, Pa, bangun Pa sudah siang."

"Ah, kamu gimana sih pagi-pagi sudah bangunin papa." Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya."Hadiah apa nih?"

"Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang." Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu.

Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak KOSONG.Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong. Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal ?"

Si kecil menjawab, "Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa."

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya. "Putri…, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi ya!"

Box kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi.

Apa yang terjadi ?
Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong.

Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain.Kosong dan penuh dua-duanya merupakan produk dari "pikiran" anda sendiri. Hidup menjadi berarti, bermakna, karena anda memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya.

Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong.

SEBAGAIMANA ANDA MEMANDANGI HIDUP..DEMIKIANLAH KEHIDUPAN ANDA!

Source : Kisah Kehidupan - Klinik Rohani

Wednesday, September 21, 2011

SEBUAH SENYUMAN MENGHALAU KEKHAWATIRAN

Seorang pakar mental keturunan Yahudi, Profesor Victor Frank, pernah mengalami perlakuan sewenang-wenang di kamp konsentrasi Nazi Jerman. Tempat itu terkenal dengan pembantaian berdarah, Anda tidak akan menemukan martabat dan kemanusiaan di sana. Setiap hari selalu ada kaum perempuan, anak-anak dan orang dewasa yang tewas dibunuh.

Profesor Frank juga dihantui rasa takut yang amat sangat setiap harinya, dia mengalami siksaan batin yang teramat besar dalam jiwa dan raga.

Suatu hari, dia mengikuti barisan pergi ke lapangan kamp konsentrasi untuk bekerja. Di sepanjang perjalanan dia terus-menerus mengalami halusinasi, dalam pikirannya terus terlintas kekhawatiran bahwa malam nanti dia tidak dapat kembali dengan selamat.

Saat bekerja tengah hari, tali sepatunya mendadak putus. Dirinya semakin cemas, mengira hal ini sebagai pertanda yang kurang baik. Pemikiran Frank yang sangat kacau menyebabkan dirinya timbul perasaan bosan akan hidup yang dijalaninya. Untuk menenangkan hati dan pikiran, dia mencoba untuk merenung sejenak, membayangkan dirinya sedang memberikan ceramah dengan penuh semangat di sebuah ruangan kelas yang luas dan terang.

Saat memejamkan mata, mendadak dia merasakan kelegaan hati yang terbebas dari segala kesusahan dan kecemasan, di wajahnya juga berangsur-angsur timbul senyuman. Itu adalah sebuah senyuman yang sudah lama tidak dijumpai Frank! Kala itu, dengan perasaan hati yang sangat gembira dia memberitahu kepada dirinya sendiri, “Bagus sekali, asalkan sudah melihat senyuman, saya tak akan meninggal di sini, saya pasti dapat keluar dari kamp ini dengan selamat.”

Di kemudian hari, ketika dia benar-benar bebas dari kamp konsentrasi, teman-temannya menjadi sangat terkejut ketika mereka melihat raut wajahnya, karena di atas wajahnya sama sekali tidak meninggalkan bekas apapun yang menunjukkan dia pernah mengalami siksaan. Sebaliknya, seluruh tubuhnya memancarkan semangat anak muda yang penuh vitalitas.

Senyuman adalah salah satu pusaka yang dianugerahkan Tuhan kepada umat manusia. Asalkan Anda dapat tersenyum..atau mempertahankan sikap hati yang riang..optimis dan percaya diri..maka Anda akan dapat mengubah hari yang biasa ini menjadi hari yang kaya akan vitalitas hidup..mengubah hidup yang berat ini menjadi ringan dan santai..bahkan mengubah saat-saat getir dan sengsara menjadi hari yang manis dan berharga.

Dalam kehidupan sehari-hari, semua orang pasti menyukai orang yang selalu mengisi wajahnya dengan senyuman, karena senyuman itu lebih menunjukkan orang tersebut ramah-tamah dan mudah bergaul, memberikan orang lain semacam perasaan yang tenang.

Orang yang sering tersenyum lebih mudah mendapatkan teman, karena senyuman juga merupakan semacam daya tarik. Ilmu pengetahuan juga telah membuktikan, orang yang memiliki sifat lapang dada dan terbuka, batin mereka selalu cerah dan tenang, berkepribadian wajar dan lepas, sehingga kebanyakan orang yang demikian hidupnya sehat dan panjang umur.

SEBUAH SENYUMAN MENGHALAU KEKHAWATIRAN.. ASALKAN ANDA DAPAT TERSENYUM..KEADAAN APAPUN YANG ANDA JUMPAI TIDAK AKAN MENJADI KIAN BURUK :)

Source : The Epoch Times

JAWABAN DOA SEORANG IBU



Seorang wanita sedang bekerja ketika ia menerima telepon bahwa anak perempuannya sakit karena demam. Ia meninggalkan pekerjaannya dan mampir di apotek untuk membeli obat untuk anaknya.


Ketika kembali ke mobilnya, ia menyadari bahwa kunci mobilnya tertinggal dalam mobil. Padahal ia terburu-buru pulang untuk melihat keadaan anaknya yang sakit.
...
Ia tak tahu apa yang harus dilakukan, jadi ia menelepon rumah dan mengatakan apa yang terjadi kepada pengasuh anaknya, bahwa ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Si pengasuh anak berkata bahwa keadaan anaknya bertambah buruk. Ia berkata, "Carilah sepotong besi dan pakailah untuk membuka pintu mobil."

Wanita itu mencari-cari dan menemukan besi tua berkarat yang telah dibuang, mungkin oleh orang yang kunci mobilnya juga tertinggal di dalam mobil. Kemudian ia mengamati besi itu dan berkata, "Aku tidak tahu bagaimana menggunakannya." Jadi ia menunduk dan mohon agar Tuhan memberikan pertolongan.

Dalam lima menit, sebuah mobil tua rongsok yang dikendarai oleh pria dekil, kotor, dan berjanggut yang mengenakan ikat kepala lusuh bergambar tengkorak, menepi.

"Apakah ia yang Kau kirim untuk membantuku?" pikir wanita itu.

Tapi, ia putus asa, jadi ia sangat bersyukur atas siapapun yang dikirim-Nya.

Pria itu keluar dari mobilnya dan menawarkan bantuan. Wanita itu berkata,"Ya, anakku sakit. Aku mampir ke apotek untuk membeli obat dan kunci mobilku ketinggalan di dalam mobil. Aku harus segera pulang. Tolong, bisakah kamu menggunakan besi ini untuk membuka pintu mobilku?"

Pria itu berkata, "Tentu saja".

Ia menghampiri mobil itu dan kurang dari semenit, pintu mobil itu terbuka. Wanita itu memeluk si pria dan sambil menangis ia berkata, "Terima kasih banyak! Kamu orang yang sangat baik." Si pria menjawab, "Nyonya, saya ini bukan orang baik, saya baru saja keluar dari penjara hari ini. Saya dipenjara karena pencurian mobil dan baru saja menghirup udara segar selama sekitar satu jam."

Si wanita itu memeluk pria itu lagi dan dengan air mata yang mencucur, ia berteriak keras, "Oh, terima kasih, terima kasih, Tuhan! Engkau bahkan mengirimkan seorang yang profesional dalam hal ini."

JANGAN BERBURUK SANGKA KEPADA-NYA..TUHAN AKAN MENGIRIM SIAPA SAJA UNTUK MENOLONG ANDA :D

Source : phyta - tweeniest

Tuesday, September 20, 2011

JALAN MENUJU KEBERHASILAN

Pada 1938, ada seorang pemuda berumur 16 tahun datang ke Paris mencari impiannya. Dia memiliki cita-cita menjadi seorang penari. Ketika itu menari adalah sebuah profesi yang sangat populer, juga merupakan sebuah bidang kesenian dari para bangsawan. Bagi mereka yang ekonomi keluarganya rendah, sama sekali tidak akan mampu membiayai anaknya masuk ke sekolah seni tari.

Pemuda itu pantang putus asa, setiap hari ia mengajukan bantahan yang keras berdasar pada dalil yang dianggapnya benar, bahkan mogok makan untuk melawan. Ayahnya kehabisan akal, terpaksa menyepakati suatu perjanjian secara gentleman dengannya.

Sepakat untuk memperbolehkan dia sekolah seni tari pada malam hari, tetapi pagi hari dia harus berdikari, berusaha mendapatkan uang untuk membayar uang sekolah dan biaya hidup.

Pemuda ini tidak memiliki keahlian yang lain, kecuali sejak kecil dia telah belajar bagaimana menjahit dari ayah dan ibunya. Akhirnya dia memaksakan diri mencari pekerjaan di sebuah penjahit, tetapi gajinya sangat rendah sekali, lagi pula banyak menguras tenaga, setiap hari harus bekerja selama 10 jam lebih.

Tiga bulan kemudian, pemuda yang sangat letih dan lelah ini merasa putus asa, dia lalu menulis sepucuk surat kepada professor Budderli yang pada saat itu disebut sebagai pakar ballet, juga sebagai figure dalam hatinya, untuk menanyakan petunjuk dan saran.

Budderli sangat bersimpati pada nasib sial yang dialami oleh pemuda ini, tetapi mempelajari seni tari bukan hanya membutuhkan bakat, dan hobi, masih membutuhkan faktor ekonomi, lingkungan dan lain-lain yang mendukungnya.

Hanya berdasarkan antusiasme dan keyakinan saja adalah sangat jauh dari cukup. Dengan cepat sekali Budderli membalas surat dari pemuda ini. Dalam suratnya dia telah menganalisa secara menyeluruh syarat-syarat belajar seni tari, bersamaan dengan itu menyadarkan si pemuda bahwa boleh menjadikan tarian sebagai sebagian dari jiwanya, tetapi tidak boleh menjadikannya sebagai keseluruhan jiwa.

Surat balasan dari Budderli telah menyadarkan pemuda itu, dia memutuskan mencari suatu jalan yang cocok dengan dirinya untuk mempertahankan hidup, setelah situasinya memungkinkan, baru kembali mempelajari tarian. Tetapi persoalannya dimanakah jalan tersebut?

Suatu malam, pemuda ini pergi ke suatu bar minum bir dengan perasaan galau. Saat itu, ada seorang Countess yang berpenampilan sangat anggun datang menghampiri dirinya, meraba-raba baju yang dipakai di tubuhnya, dan mulutnya tak henti-hentinya memuji, dan menanyakan kepadanya di mana ia membelinya?

Ketika Countess itu mendengar bahwa baju itu adalah hasil disain dari pemuda itu sendiri, dia sangat takjub sekali, "Nak, saya ada firasat, kelak Anda pasti bisa menjadi seorang jutawan!"

Saat itu juga, pemuda itu mendadak tersadar, cara mempertahankan hidup yang paling sesuai dengan dirinya adalah menjahit. Karena profesi ini sangat dikenalnya dengan baik, juga adalah yang paling realistis, walaupun profesi ini pernah membawakan kebimbangan dan kesengsaraan bagi dirinya.

Segera, melalui bantuan Countess itu, ia lalu menghubungi dan mengadakan kerja sama dengan Bo Kan, sebuah butik khusus busana wanita yang sangat ternama di Paris.

Berdasarkan inspirasi yang didapat dari melakukan profesi menari dan bakat untuk merancang, sejak saat itu pemuda ini telah merintis jalan merancang busana fashion. Sepuluh tahun kemudian, status pemuda ini sudah berubah menjadi seorang ahli perancang busana fashion yang ternama di seluruh dunia. Dia adalah Pierre Cardin.

Pengertian dari keberhasilan selamanya tidak bisa dipastikan, oleh sebab itu telah menciptakan ribuan bahkan puluhan ribu jalan kehidupan manusia.                                                                                         

ADA SEORANG AHLI FILSAFAT PERNAH MENGATAKAN : DALAM KEHIDUPAN TIDAK AKAN BERHASIL MELAKUKAN DUA HAL. WAKTU DAN ENERGI DARI SETIAP ORANG SANGAT TERBATAS. KETIKA ANDA TERSESAT DAN KEHILANGAN ARAH DIPERSIMPANGAN JALAN DARI KEHIDUPAN..INGATLAH UNTUK SELALU MEMILIH JALAN YANG PALING ANDA KENAL..DAN YANG PALING REALISTIS..ACAPKALI PILIHAN ANDA ITU ADALAH SUATU JALAN YANG PALING DEKAT MENUJU KEBERHASILAN.                                                                                                                                   
Source : a little truth of life - kaskus

MENGGAPAI KEBAHAGIAAN

Saya pernah mendengar cerita dari seorang tua : Ada seseorang yang sangat beruntung, dia mendapatkan sebutir mutiara yang besar dan cantik, tetapi dia sendiri tidak merasa puas, karena diatas mutiara tersebut terdapat sebuah noda hitam kecil.

Dia lalu berpikir jika dia bisa menghilangkan noda hitam kecil ini, maka mutiara ini akan sangat sempurna yang akan menjadi mutiara yang paling cantik dan paling sempurna di dunia ini.

Dia memutuskan menguliti lapisan teratas mutiara tersebut, tetapi noda tersebut tetap ada, lalu dia menguliti lapisan kedua dia berpikir sekali ini pasti noda tersebut akan hilang, tetapi kenyataannya noda tersebut masih ada, lalu dia terus mengkuliti selapis demi selapis, sampai lapisan terakhir, benar saja noda tersebut telah hilang tetapi mutiara tersebut juga ikut hilang.

Akhirnya orang tersebut hatinya sangat sakit dan menyesal, karena sakit hati terakhir dia jatuh sakit dan tidak pernah sembuh lagi, ketika dia akan meninggal dengan menyesal dia berkata kepada keluarganya, “Jika dahulu saya tidak peduli kepada noda kecil tersebut, sampai sekarang saya pasti masih dapat mengelus mutiara yang besar dan cantik tersebut".

Teringat kepada cerita ini, saya masih mempunyai sebuah cerita. Beberapa waktu yang lalu, setiap senja saya mempunyai kebiasaan setiap hari berjalan-jalan ke tepi laut, oleh sebab itu saya sering bertemu dengan sepasang suami istri yang sudah beruban, mereka berdua akan duduk berdampingan dengan tenang disebuah kursi memandang ke laut.

Mereka berdua selalu duduk dengan tenang tanpa berkata sepatah katapun, tetapi di wajah mereka selalu tergantung senyum yang ramah, kelihatan mereka bagaikan sebuah lukisan yang bahagia dan damai.

Pada suatu hari, karena penasaran saya berjalan ke dekat mereka dan bertegur sapa dengan mereka, “Kalian juga suka melihat laut ya?”

Kakek itu memandang ke arah saya sambil menganggukkan kepala sambil tersenyum mengiakan, kemudian dia menunjuk ke nenek disebelahnya, pada saat ini saya menyadari bahwa kakek tersebut adalah seorang yang tunarungu, sedangkan istrinya adalah seorang yang buta.

Pada saat ini saya merasa sangat malu dengan sapaan saya, tetapi di wajah kedua kakek dan nenek ini tidak ada sedikitpun rasa tidak gembira, sebaliknya, dia dengan nada lembut dan jujur berkata kepada saya, “Benar, kami berdua sering datang ketempat ini 'melihat' laut. Engkau tentu merasa heran, sebenarnya jika di hati nurani kami tidak ada merasa cacat, kami berdua tetap menjadi orang yang normal. “

Mungkin, sejak saat itu, dari sepasang kakek nenek cacat yang ramah ini saya menyadari apa yang menjadi tolak ukur kebahagiaan.

KEBAHAGIAAN SEJATI SEBENARNYA BUKAN DENGAN SENGAJA MENCARI NODA ATAU KEKURANGAN PIHAK LAIN LALU BERUSAHA DENGAN SEGENAP CARA
MENGHILANGKAN NODA TERSEBUT. TETAPI KITA BERUSAHA MENGGENGGAM DENGAN BAIK "MUTIARA" ATAU ORANG-ORANG YANG KITA KASIHI..YANG SUDAH BERADA DITANGAN KITA..BELAJAR MEMAHAMI..MENERIMA KEKURANGAN MASING-MASING..DENGAN DEMIKIAN KITA AKAN MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN SEJATI.

Source : erabaru.net / hui

Sunday, September 18, 2011

AKHIRNYA AKU MENGERTI MENGAPA KAU MENANGIS

Malam sudah cukup larut, jam dinding yang berada di ruang tengah telah berdentang sebelas kali. Tetapi Shelby masih saja berada di ruang tengah sembari menonton televisi.

Sebenarnya ia tidak terlalu menikmati acara televisi malam ini, ditambah lagi ia tengah hamil tua.. Iya..meski perutnya tertutup daster yang cukup lebar, tapi tetap saja menyembul dan membuatnya sulit mencari posisi duduk yang nyaman.

Diperhatikannya jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 23.03 Wib. Tetapi Ady, suami yang sangat dia cintai belum juga pulang. Suara tik-tak jarum jam dinding seakan mengalahkan suara televisi, karna perhatian Shelby justru tertuju ke arah jam dinding.

Pikiran Shelby jadi menewarang jauh, Shelby teringat saat-saat dia masih berpacaran dengan Ady. Dia masih sangat mengingatnya, ketika dia dan Ady berboncengan di atas motor sehabis pulang dari menonton di sebuah bioskop. Kala itu hari sudah malam, pun cuaca kebetulan sedang hujan. Tetapi justru membuat mereka kegirangan. Sepanjang perjalanan mereka bercanda dan saling menggoda. Ah, kenangan indah itu membuat Shelby menangis haru.

Kini suaminya sangat sibuk dengan urusan pekerjaan. Jangankan untuk bersenda gurau dengannya, berbincang saja sangat jarang. Di tengah pikirannya yang sedang menerawang jauh tiba-tiba dia dikagetkan oleh ketukan dan suara Ady di balik pintu masuk. Bergegas dia menuju pintu dan menyeka air matanya, lalu segera membukakan pintu menyambut suaminya dengan senyum paling indah.

“Darimana, sayang, kok baru pulang?”

“Ya seperti biasa lah, meeting sama klien.” Ady memberikan tas kerja kepada Shelby untuk diletakkan, “Kok mata kamu sembab gitu? Habis nangis ya?”

“Hah, oh, ngga, tadi filmnya sedih banget, aku sampe nangis nontonnya.”

Suara Shelby terbata sembari berjalan ke arah kamar hendak meletakkan tas. Ady melirik ke arah televisi, dia heran, Shelby menonton film kartun di saluran Cartoon Network tapi kenapa menangis.

Lalu dia bergegas menuju kamar dan mempersiapkan diri untuk beristirahat. Ketika di ranjang, Shelby sangat ingin mengajak Ady untuk berbincang, hanya sekedar menceritakan perkembangan kehamilannya. Akhir-akhir ini Shelby sering mengalami sakit pada bagian perut yang teramat sangat, tetapi niatnya diurungkan ketika melihat suaminya sudah pulas terlelap.

Akhirnya Shelby mencoba untuk terlelap juga. Cukup lama dia memejamkan mata, tapi tak kunjung terlelap, entahlah, pikirannya masih seperti ada yang mengganjal. Diperhatikannya Ady yang sedang pulas terlelap dan mendengkur, dibelainya rambut Ady, “Sepertinya kamu sangat kecapekan ya, sayang,” dan dikecupnya dahi Ady dengan sangat lembut.

Lalu Shelby beranjak, menuju ke meja tempat tas kerja sang suami tercinta, diambilnya secarik kertas, dan dia menuliskan isi hatinya di kertas itu. Selang beberapa menit kertas itu dimasukkan kedalam tas kerja, berharap esok Ady akan membacanya.

Siang ini Ady cukup sibuk dengan pekerjaannya, sampai dia pun telat makan siang. Dia bergegas untuk pergi ke kantin kantor. Tapi sebelum itu, dia membereskan beberapa dokumen terlebih dahulu, dimasukkannya dokumen itu kedalam tas kerjanya, karna selepas makan siang nanti ada rapat di kantor rekanan, dan dokumen itu akan dibawa. Ketika meletakkan dokumen kedalam tas, ditemuinya secarik kertas yang ditulis Shelby semalam. Dia menyempatkan untuk membacanya :

“Hi my one and only...tidak terasa sudah setahun kita menikah ya.. Hmm walaupun kamu lupa dengan hari jadi pernikahan kita kemarin lusa..tak mengapa. Aku paham kamu sekarang sangat sibuk dengan pekerjaanmu..sungguh! Sayang..aku kangen..kangen banget seperti saat-saat kita pacaran dulu. Kamu masih inget ngga..waktu kita pertama ketemu di Grand Indonesia pas kebetulan kita sama-sama mau nonton? Eh ternyata kita samaan, ngga kebagian tiket. Hehehe..walau waktu itu aku kesel karna ngga dapet tiket..tapi aku seneng karna gara-gara hal itu kita jadi kenalan.Terus..kamu inget ngga? Pas kita udah pacaran..pas kita pulang nonton malem-malem mandi hujan sambil jalan-jalan naik motor. Lucu ya..kita bercanda ketawa-ketiwi sepanjang jalan Menteng. Walau dingin dan akhirnya masuk angin..tapi aku seneng banget. Banyak banget kenangan-kenangan indah yang mau aku tulis di sini..tapi si dede bandel nih..nendang-nendang perut aku terus. Sayang..sebentar lagi buah hati kita akan lahir..sebentar lagi kamu akan dipanggil papa..dan aku akan dipanggil mama. Satu pintaku..walau sesibuk apapun kamu nanti..aku mohon beri perhatian ke anak kita. Jangan biarkan dia merasa kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya. Aku sangat mencintaimu..teramat sangat mencintaimu..ngga akan pernah berubah.. Dari aku yang selalu mencintaimu.....Shelby Adrianne.”

Ady terdiam. Dan tanpa sadar dia menangis. Selembar surat yang dia pegang basah oleh air matanya.

“Shelby, maafkan aku. Akhirnya aku mengetahui alasan kenapa kamu akhir-akhir ini menangis. Maafkan aku, sayang...” Ucapnya dalam hati. Lalu tiba-tiba ponselnya berbunyi, dilihatnya layar, tertera nama ibunda Shelby, mertuanya. Ada apa tiba-tiba mami menelpon? Desisnya dalam hati.

“Iya, mi?”

“Nak, Shelby mau melahirkan!”

“Hah? Beneran, mi? Sekarang di mana?”

“Ini lagi di perjalanan mau dibawa ke Rumah Sakit Bunda.”

“Oh, ya udah, aku segera ke sana mi.”

Ady bergegas menuju ke Rumah Sakit itu. Perasaannya bercampur aduk, antara cemas dan senang karna anak pertamanya akan lahir. Dia segera membereskan meja kantor dan menghubungi rekan kerja untuk membatalkan rapat. Tapi ketika dia hendak mengangkat tas, secara tidak sengaja bingkai foto yang berada di sudut meja kerjanya terjatuh. Bingkai foto itu di dalamnya adalah foto pernikahan Ady dan Shelby. Kaca pada bingkai itu pecah. Tapi karna Ady sedang tergesa-gesa dia membereskan bingkai itu hanya sekenanya. Lalu ia segera bergegas menuju mobil untuk menyusul ibu mertua dan istrinya.

Sepanjang perjalanan Ady tak henti-hentinya meneteskan air mata. Air mata itu bercampur aduk, dari rasa menyesal karna selama ini dia terlalu mementingkan pekerjaan, cemas akan persalinan pertama istrinya dan senang karna sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Perjalanan Ady ke rumah sakit tersendat karna macet, sekitar lima puluh menit kemudian Ady baru memasuki pelataran parkir rumah sakit. Dia bergegas keruang informasi, lalu menuju tempat persalinan.

Ady terkejut. Dari kejauhan nampak ibu dan ayah mertuanya tengah menangis. Tiba-tiba saja jantung Ady berdegup sangat kencang. Dia berfirasat buruk. Bahkan lututnya bergetar hebat dan mendadak ragu menghampiri ibu dan ayah mertuanya karna tidak siap mendengar kabar buruk. Dan benar saja, ketika Ady menghampiri sentak ibu mertuanya mendekap Ady.

“Nak, Shelby, nak...”

“Mi, Shelby kenapa, mi?!”

“Shelby ngga bisa diselamatkan, nak! Cuma anak kamu aja yang selamat.”

*Bruukkk!*

Ady jatuh terduduk di lantai tanpa sepatah katapun. Baru saja Ady berniat untuk berubah dan membahagiakan Shelby, baru saja dia ingin membelai manja rambut dan mengecup istri tercinta, tetapi terlambat. Dan seketika itu air mengucur deras dari kelopak matanya, tak terbendung.

HANYA SATU KALIMAT..BERIKAN PERHATIAN DAN KASIH SAYANG KEPADA ORANG-ORANG YANG KITA KASIHI SEBELUM TERLAMBAT!

Source : DelbinClyte

Saturday, September 17, 2011

DASAR KEBAHAGIAAN ADA DI DALAM SEMANGKUK BUBUR

Berasnya adalah beras ketan, kualinya adalah kuali tanah liat, apinya berasal dari batu bara. Tiap hari subuh jam 4.30, pria ini menyulut api. Dalam kuali diisi air, untuk merendam beras yang telah dicuci. Menunggu air mendidih, beras dimasukkan. Menggunakan api besar memasak selama 10 menit.

Setelah itu dirubah menjadi api kecil untuk direbus. Pria itu di pinggir kompor sedang membungkuk, menggunakan gayung mengaduk-aduk dengan perlahan-lahan.

Setengah jam kemudian, pria tersebut dengan satu tangan membawa semangkuk bubur putih panas yang masih mengepulkan asapnya, tangan yang lain membawa sepiring sayur asin yang telah disiram dengan minyak wijen. Masuk ke dalam kamar tidur, memanggil istrinya untuk bangun.

Wanita itu membalikkan badan, mulutnya menggumamkan sesuatu dan tidur lagi. Pria itu mendengarkan suara dengkur istrinya yang sedang lelap. Dia tidak tega untuk memanggil lagi. Duduk dipinggir ranjang, mengawasi arloji dan melihat ke wajah istrinya , lalu melihat lagi ke arloji.

Wanita itu mendadak meloncat keluar dari ranjang. Melihat arloji, tergesa-gesa mengenakan pakaian dan turun dari ranjang, sambil berkata "Sudah terlambat, mengapa tidak membangunkan saya?"

Suaminya menyajikan bubur putih dan sayur asinnya sambil berkata,"Jangan cemas, masih ada waktu, makanlah buburnya dulu."

Buburnya adalah bubur putih polos, tanpa ada tambahan daging ayam atau pun telur ayam. Bubur semacam ini, menjadi sarapan pagi istrinya selama 5 tahun.

Ketika pria dan wanita ini menikah, tidak ada uang untuk pesta perkawinan, kedua insan ini hanya meletakkan tikar mereka masing-masing menjadi satu. Beginilah sudah jadi sekeluarga.

Pada saat malam pengantin, pria ini membawakan semangkuk bubur polos. Buburnya putih bersih, di bawah sinar lampu memancarkan cahaya yang berkilau.

Pria itu berkata :"Lambungmu tidak baik, banyak makan bubur dapat menjaga maag."

Dimakanlah bubur itu oleh istri-nya. Aroma sedap khas bubur, tidak hanya membuat lambungnya hangat, namun juga hatinya.

Mereka sama-sama bekerja di satu pabrik. Si wanita sepanjang tahun bekerja di pagi hari, yang pria sepanjang tahun bekerja pada malam hari. Setiap jam empat subuh sang suami pulang dari kerja. Sedang istrinya masuk jam setengah enam pagi. Waktu mereka untuk bersama pendek sekali hanya sekitar 1,5 jam.

Pulang dari kerja, hal pertama yang dikerjakan oleh si pria adalah menyulut api, mengisi kuali. Pria ini hanya bisa memasak bubur polos. Namun semangkuk bubur polos ini, ternyata telah memberi gizi kepada si wanita hingga air mukanya merah, cantik bagaikan bunga.

Suatu hari, pabrik mengalami kerugian dan si pria terkena PHK. Akan tetapi bagi mereka kehidupan ini masih harus dilanjutkan. Pria ini mengeluarkan uang tabungannya yang sangat sedikit sedangkan istrinya menjual cincin emas warisan ibunya. Mengumpulkan uang membuka satu toko kelontong.

Satu mangkuk, satu buah sapu, satu teko air. Keuntungannya tidaklah banyak. Tetapi si pria ini mengerjakan dengan sepenuh hati. Setelah si wanita pulang dari kantor, juga membantu mengurusi toko. Ketika tidak ada pembeli, pria dan wanita ini duduk diantara setumpuk mangkuk, kuali, gayung serta ember, dengan bahagia mereka berandai-andai tentang masa depan.

Si pria berkata: "Setelah ada duit, toko cabang akan saya buka dimana-mana."

Istrinya menyahut,"Waktu itu saya juga tidak perlu kerja lagi, setiap hari di rumah membuat beraneka ragam makanan untukmu."

Pria itu berkata,"Mana perlu dirimu memasak, ingin makan apa, kita langsung pergi ke restoran saja."

Dengan manja istrinya bilang,"Tidak, saya selalu ingin makan masakan bubur polosmu..." Pria ini langsung merangkul pundak si wanita, matanya agak membasah.

Pria ini masih saja setiap hari bangun dari tidur tepat pukul 4.30 subuh, menyulut api memasak bubur. Sambil memasak, memikirkan dalam toko sedang kekurangan barang apa. Kadang kala konsentrasinya terpecah. Buburnya hangus di dasar kuali, kadang pula jika ia terlalu lelah dan mengantuk, buburnya meluber keluar dari kuali.

Suatu hari istrinya bangun pagi hari. Bubur di atas kompor sedang mendidih mengeluarkan buih ombak. Sedangkan suaminya tidur terlelap dengan kepala di topangkan di atas lutut. Dengan perlahan dan hati-hati si istri memeluk kepala suaminya, hatinya merasa sakit bagaikan ditarik-tarik.

Sejak saat itu, wanita ini menolak dengan tegas jika suaminya ingin memasakkan bubur untuk dirinya. Karena ia melihat si suami sungguh terlalu lelah.

Perdagangan si pria kian hari kian lancar, sampai pada tahun ke tujuh, supermarket cabangnya sungguh telah buka dimana-mana. Si wanita sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya dan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.

Mereka telah membeli sebuah rumah besar, dapurnya dilengkapi dengan sangat indah dan unik, yang kurang hanya bau asap api. Karena waktu untuk pulang makan si pria ini, semakin lama semakin sedikit. Dia selalu sibuk, terlalu banyak jamuan makan malam, kadang dalam satu malam ia harus menghadiri empat jamuan makan malam.

Mula-mula wanita ini menggerutu, tapi si pria bilang,"Bukankah semua ini demi keluarga? Bukankah semua ini agar kamu bisa hidup lebih nyaman?" Akhir-nya si wanita capai sendiri, lambat laun juga sudah terbiasa.

Wanita ini sudah sangat lama sekali tidak pernah makan bubur polos.

Suatu hari, mendadak pria ini diberitahu agar menghadiri pemakaman dari seorang temannya. Dia heran, mengapa beberapa hari lalu temannya ini masih baik-baik saja, hari ini orangnya telah tiada?

Di dalam rumah duka, dia melihat istri temannya ini. Yang dulunya sangat cantik dan anggun, dalam semalam menjadi pucat, lesu dan tua. Dia menangis tersedu-sedu.

Dalam mulutnya menggumamkan kata-kata:"Siapa yang akan mengantarku kerja dan menjemputku pulang kerja? Siapa yang akan menalikan sepatu untukku ?"

Si pria itu merasa sesak nafasnya, terpikirkan akan istrinya. Sekilas terkenang kebiasaannya dulu di pagi hari, memasakkan bubur untuk istrinya, terpikir juga olehnya ketika istrinya menerima semangkuk bubur polos itu, matanya memancarkan sinar kebahagiaan dan kepuasan.

Si pria ini bergegas pulang ke rumah. Membuka pintu, melihat istrinya yang sedang meringkuk tidur di atas sofa. Televisi masih menyala, home theater juga masih menyala. Di atas meja ruang tamu berserakan penuh dengan berbagai jenis majalah mode.

Pria ini berlutut di depan sofa, tangannya dengan perlahan membelai rambut wanita ini. Air muka wanita ini suram, di dalam kerutan-kerutan halus, wajahnya telah tertulis penuh kehampaan.

Dia mengambil selimut untuk menyelimuti wanita ini. Mendadak wanita ini terjaga dari tidurnya. Melihat si pria, wanita ini mengusap-usap matanya. Setelah memastikan itu adalah suaminya, raut wajahnya segera memerah. Wanita ini bergegas untuk berdiri. "Kamu mungkin belum makan, akan saya buatkan...."

Si pria tiba-tiba memeluknya dari belakang,"Tidak, biarkan saya yang memasakkanmu bubur polos." Hampir setengah hari wanita ini tidak mengeluarkan sepatah kata. Ada tetesan air mata hangat, yang menetes di tangan suaminya.

"SEBENARNYA BERANEKA MACAM VARIASI PRODUK BUBUR..TIDAK BISA MENINGGALKAN BUBUR POLOS SEBAGAI DASARNYA. DAN SEGALA KEBAHAGIAAN YANG ADA HANYALAH DIDASARI OLEH BUBUR POLOS..SELAIN ITU HANYALAH SEBAGAI PENYEDAP."

Source : The Epoch Times

Friday, September 16, 2011

INI ADALAH KESALAHAN MAMA

Hari ini secara tidak sengaja, saya telah membuka tulisan dalam buku harian yang belum terselesaikan pada satu bulan yang lalu. Menemukan suatu kejadian kecil saat itu yang masih sangat menarik, dan juga masalah tersebut memiliki banyak perkembangan di kemudian hari, maka dari itu saya lanjutkan untuk menyelesaikan tulisan itu:

Sore hari, ketika saya sedang menulis artikel, tiba-tiba terdengar suara "Braak!" Saya memalingkan kepala, melihat anak bungsu saya yang masih balita sedang duduk di atas permadani, sekujur tubuhnya penuh dengan butiran nasi yang telah dia tumpahkan dari piring.

Tangannya sedang memegang buah pir. Saya segera mengerti, ketika dia menginjak kursi mengambil buah pir yang terletak dipiring buah di atas meja. Ketika akan menuruni kursi, tangan kecil diatas meja yang digunakan untuk menopang tubuhnya turun dari kursi kurang sempurna sehingga menumpahkan setengah piring nasi yang baru saja saya letakkan di atas meja.

Badannya juga terjatuh ke bawah, pantatnya membentur lantai dan terduduk di sana. Reaksi pertama saya adalah harus tenang. Anak saya nampaknya tidak apa-apa, hanya saja tampangnya seperti orang yang baru saja mendapat musibah. Saya bergegas memegang tangan kecilnya dan memapahnya untuk berdiri.

Kemudian butiran nasi berserakan diatas lantai, ketika saya memungut nasi dan gumpalan nasi yang masih bersih saya taruh kembali ke dalam piring, saya mendapatkan bahwa bukan hanya saya tidak marah, bahkan masih bisa menyadari bahwa ini adalah kesalahan saya, karena setelah selesai makan, saya tidak segera membereskan meja.

Dulu, jika anak menumpahkan sesuatu, secara naluri menganggap sepertinya kesalahan itu pada anak. Selalu akan memarahi anak itu walau satu atau dua patah kata. Kemudian hari..saya merasakan bahwa cara ini sangat tidak baik, lalu saya coba untuk merubahnya. Berangsur-angsur berubah lebih baik, tapi perubahan itu selalu kurang sempurna.

Sekali ini, akhirnya saya bisa menahan perangai, dan menemukan bahwa kesalahan itu berada pada diri sendiri. Kemudian saya berkata pada anak saya, "Ini adalah kesalahan Mama."

Serasa anak saya menjadi agak lega, ia lalu bertanya, "Oh! Mengapa?"

"Karena setelah makan, Mama tidak segera membereskan piringnya! Lain kali adik juga harus lebih hati-hati ya," dengan tulus saya berkata kepadanya. "Baiklah!" Anak saya menganggukkan kepala.

Saat itu, saya merasakan semacam suasana yang sangat damai bertebaran di udara. Sekali lagi merasakan melewati proses memperbaiki diri secara terus-menerus, berangsur-angsur telah merubah konsep yang kurang baik, akhirnya bisa melakukan kebaikan yang keluar dari dalam lubuk hati.

Bermurah hati terhadap orang lain adalah semacam perasaan yang sangat baik, bersamaan dengan itu juga bisa merasakan sedikit penyesalan terhadap hal-hal yang dulu pelaksanaannya kurang baik.

Kemudian pada suatu hari, ketika anak saya sedang makan, telah menumpahkan setengah mangkok kuah, tanpa keraguan sedikit pun saya segera berkata, "Tidak apa-apa, tidak apa-apa, apakah adik terkena kuahnya?"

Lalu saya ambilkan lap untuk membersihkan kuah yang tertumpah, terakhir dengan penuh perhatian saya berkata, "Lain kali harus lebih berhati-hati." Saat itu saya merasakan seluruh keluarga sangat harmonis. Sejak saat itu pula, anak saya jarang sekali menumpahkan sesuatu lagi :)

Suatu hari suami saya akan menggunting kuku, dia menjadi agak marah karena tidak menemukan gunting kuku itu, dan dia juga tahu adalah saya yang meletakkannya di sembarang tempat, dia memberitahukan saya bahwa dia akan mengajak anak pergi bermain, setelah pulang ke rumah nanti gunting kuku itu harus sudah ditemukan.

Suasana rumah segera menjadi tegang. Saat itu anak saya berkata kepada bapaknya, "Jika nanti kita pulang dari bermain, dan Mama masih belum menemukan, Papa harus berkata tidak apa-apa."

Anak saya telah belajar bermurah hati! bermurah hati adalah semacam tindakan yang sangat mulia, dia bisa melumerkan banyak sekali perasaan hati yang sempit dan terbatas, dia bisa mempengaruhi orang, karenanya semua akan tidak bermasalah!

Hmm..bersamaan dengan itu saya merasa telah mempengaruhi dan merubah anak saya menjadi lebih baik..seperti apa yang dikatakan oleh Guru bahwa "Cahaya Sang Sadar menerangi seluruh penjuru, menegakkan kebenaran memberi penerangan" dan "memperoleh tanpa mengharapkan".

Setelah melewati masa pengenalan dan penempaan yang terus menerus, setelah proses yang berulang-ulang, akhirnya saya juga bisa berangsur-angsur merubah kebiasaan saya yang sering meletakkan barang di sembarang tempat. Meskipun hanya memiliki dua anak saja, tetapi taraf kebersihan dan kerapian dalam rumah yang saya pertahankan cukup membuat orang lain merasakan bahwa saya adalah seorang ibu rumah tangga yang trampil. Kesemuanya ini adalah hasil dari kultivasi (proses penyempurnaan diri).

DALAM KEHIDUPAN INI KITA MASIH MEMPUNYAI KESEMPATAN UNTUK MEMPERBAIKI DIRI..ITU ADALAH SANGAT BERBAHAGIA. 
 

Source : The Epoch Times