Kisah Kisah Kita

Friday, January 27, 2012

MALAIKAT KECILKU..TOLONG AJARKAN KAMI TENTANG KASIH



Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, "Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan."

Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu-satunya, namanya Sindu, tampak ketakutan air matanya mengalir. Di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam / yogurt (nasi khas India = curd rice). Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada "cooling effect". 

Aku mengambil mangkok dan berkata, "Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak-teriak sama ayah."

Aku bisa merasakan istriku cemberut dibelakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya dan berkata, “Boleh ayah akan aku makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok, tapi semuanya akan aku habiskan, tapi aku akan minta..." agak ragu-ragu sejenak... "...akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaanku?"

Aku menjawab: "Oh, pasti sayang".

Sindu: "Betul ayah?"

"Yah pasti.." sambil menggenggam tangan anakku yang kemerahmudaan dan lembut sebagai tanda setuju. 

Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi.. 

"Janji" kata istriku. 

Aku sedikit khawatir dan berkata, "Sindu, jangan minta laptop atau barang-barang lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang."

Sindu : "Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang-barang mahal kok."

Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya.

Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya. Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin pada hari Minggu!

Istriku spontan berkata, "Permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin!"

Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV. Dan program-program TV itu sudah merusak kebudayaan kita.

Aku coba membujuk, "Sindu, kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak."

Tapi Sindu tetap dengan pilihannya, "Tidak ada 'yah, tak ada keinginan lain."

Aku coba memohon kepada Sindu, “Tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami!"

Sindu, dengan menangis, berkata, "Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya aku menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan aku. Kenapa ayah sekarang mau menarik perkataan Ayah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral, bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya raja real memberikan tahta, kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri."

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku, "Janji kita harus ditepati."

Secara serentak istri dan ibuku berkata, "Apakah aku sudah gila?"

Aku: "Tidak, kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri. Sindu permintaanmu akan kami penuhi."

Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus. Hari Senin aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.

Tiba2 seorang anak laki2 keluar dari mobil sambil berteriak, "Sindu, tolong tunggu saya."

Yang mengejutkanku ternyata kepala anak laki-laki itu botak, aku berpikir mungkin "botak" model jaman sekarang. 

Tanpa memperkenalkan dirinya, seorang wanita keluar dari mobil dan berkata, "Anak anda, Sindu, benar2 hebat. Anak laki2 yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish, adalah anak saya, dia menderita kanker leukemia."

Wanita itu berhenti berkata-kata, sejenak aku melihat air matanya mulai meleleh dipipinya, "Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena chemotherapy kepalanya menjadi botak, jadi dia tidak mau pergi ke sekolah takut diejek oleh teman2 sekelasnya. Nah, minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya, saya betul-betul tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan, mempunyai anak perempuan yang berhati mulia."

Aku berdiri terpaku dan tidak terasa air mataku meleleh. Malaikat kecilku..tolong ajarkanku tentang arti sebuah kasih.

SUNGGUH LUAR BIASA BILA SETIAP ORANG MAU BERKORBAN UNTUK ORANG LAIN :)

Source : rasyba.blogspot.com

Thursday, January 26, 2012

SAPAAN DAMAI

Ketegangan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara sejak perang Korea lebih dari setengah abad lalu, tidak pernah reda. Bahkan, isu nuklir Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir membuat hubungan mereka semakin kritis. Upaya diplomasi melalui perundingan berjalan sangat alot.

Atas prakarsa bersama, rombongan musik New York Philharmonic dari Amerika, menggelar konser musik di Teater Agung Pyongyang, ibukota Korea Utara, pada tanggal 26 Februari 2008. Konser yang diusung oleh tim berjumlah 350 orang itu mendapat sambutan luar biasa. Banyak orang yang menyaksikan langsung atau melalui siaran televisi, terharu dan meneteskan air mata. Konser itu berhasil merengkuh hati warga Korea. Rupanya cara ini telah menjadi sapaan damai yang lebih ampuh ketimbang gunboat diplomacy (diplomasi ancaman perang) dan ancaman embargo.

Di dunia ini, sebuah dalil berkata, "Untuk menegakkan perdamaian, kita harus siap berperang." Namun bisa kita lihat sendiri kekerasan menimbulkan banyak dampak negatif yang sulit diatasi.

Untuk membuat dunia ini menjadi damai..dalam firman Tuhan kita diajak untuk menunjukkan kelemahlembutan..kita juga harus rela menghilangkan segala keirihatian..egoisme..dan sifat memegahkan diri yang kerap kali menjadi pemicu ketidakdamaian. Selain itu kita juga diminta untuk memilki hati yang murni..pendamai dan peramah. Melalui jalan inilah kita akan menuai damai. Inilah tantangan kita hari ini; menjadi pembawa damai di mana pun kita berada.

KEKERASAN LEBIH SERING MENIMBULKAN MASALAH BARU 

Source : rumahrenungan.blogspot.com

Wednesday, January 25, 2012

PELUKAN KECIL DARI SURGA

Elena Desserich adalah seorang gadis mungil yang baru berusia 6 tahun. Ia didiagnosa menderita kanker otak yang tak dapat dioperasi di usianya yang baru menginjak 5 tahun di tahun 2006. Sembilan bulan melawan penyakit yang dideritanya ternyata Elena kecil tahu apa yang harus ia lakukan untuk menjalani hari-hari akhir dalam hidupnya. Ia tetap hidup penuh sukacita bersama dengan ayah, ibu dan adiknya Grace.

Pada bulan Agustus 2007, Elena meninggal akibat kanker yang dideritanya. Beberapa hari setelah kematiannya, keluarganya mulai menemukan ratusan lembar pesan cinta yang diselipkan di antara halaman buku, di laci, di lemari, tas-tas milik keluarga, di pakaian, bahkan sampai di tempat penyimpanan dekorasi Natal. Dan pesan-pesan itu terus muncul sampai terkumpul hingga 3 kotak besar.

Apa yang tertulis di lembaran pesan tersebut sangat sederhana, berupa coretan tangan Elena yang bertuliskan “I love you mom, dad, grace” dan coretan gambar lainnya. Semuanya menunjukkan besarnya cinta Elena bagi keluarganya. Lembaran demi lembaran pesan yang ditemukan kedua orangtua dan adiknya itu bagaikan pelukan kecil dari sorga. Semua catatan itu kemudian dikumpulkan dan dijadikan buku berjudul “Notes Left Behind”.

Kematian adalah suatu hal yang menyedihkan dan mengharukan bagi mereka yang ditinggalkan. Namun Elena telah melakukan sesuatu yang tak terlupakan bagi orang yang dikasihinya. Ia tahu apa artinya hidup. Dalam umurnya yang singkat, Elena mewariskan sesuatu yang abadi dan memiliki kekuatan yang tak tergoyahkan oleh apapun juga, yaitu KASIH. Menghargai kehidupan adalah suatu hal yang baik, namun meninggalkan warisan yang tak lekang oleh waktu adalah suatu hal yang luar biasa.

RAGA INI AKAN BERAKHIR SUATU HARI NANTI..NAMUN KASIH YANG ANDA WARISKAN KEPADA ORANG LAIN AKAN TERSIMPAN SELAMANYA DI HATI.

Source : jawaban.com/rumahrenungan.blogspot.com

Tuesday, January 24, 2012

SAPUTANGAN PENGEMIS

Suatu hari pada jaman dahulu, seorang pengemis yang kehausan pergi ke pintu depan sebuah rumah besar. Sangat jelas bahwa itu adalah rumah orang kaya. Ketika ia mengetuk pintu, nyonya rumah tidak mempedulikan dan memerintahkan pembantu mengusirnya.

Di antara para penghuni rumah ada seorang pembantu perempuan. Ketika dia melihat pengemis itu ia merasa kasihan dan diam-diam memberinya secangkir air dan beberapa makanan sisa. Setelah selesai makan, pengemis dengan lembut mengucapkan terima kasih kepada pembantu dan mengatakan  : "Saya tidak punya apa-apa yang layak untuk membayar Anda, saya hanya punya saputangan ini. Ambillah. "

Pagi-pagi berikutnya, pembantu tertarik menggunakan saputangan pengemis yang diberikan pada hari sebelumnya, untuk membersihkan muka. Setelah melakukan tugas pagi, ia pergi ke ruang makan untuk melayani sarapan. Ketika nyonya rumah melihat pembantunya, dia sangat terkejut apa yang dilihatnya, ia tidak bisa berbicara. 

Pembantunya merasa sangat aneh dan bertanya kepada nyonya rumah : "Apakah Anda baik-baik saja, nyonya?" 

Dia menjawab "Wajah kamu!" 

"Apakah ada sesuatu di wajah saya?" Tanya si pelayan sambil mengusap wajahnya lagi dengan saputangan. 

Nyonya rumah itu bahkan lebih terkejut dan berteriak : "Sapu tangan apa itu???" 

Pelayannya kelihatan tidak mengerti. Setelah mendengar teriakan nyonya , orang di rumah datang dari segala penjuru berlari ke dalam ruangan. Semua orang hanya berdiri dan menatap. Pada saat ini pembantu perempuannya menjadi penasaran dan cemas, selanjutnya dia meminjam cermin. Ketika dia melihat ke cermin, ia juga menatap dirinya dengan takjub. Dia melihat wajah seorang wanita cantik, wajah seperti ini ia belum pernah lihat dalam hidupnya.

Nyonya tiba-tiba menyadari bahwa saputangan itu telah mengubah penampilan pembantunya, menjadi cantik. Dia meraih sapu tangan dari pembantunya dan segera menggunakannya untuk mencuci muka. Tapi wajahnya tidak berubah sama sekali tidak peduli seberapa keras ia membersihkan atau mengusap. 

Dia bertanya kepada pelayannya: "Dari mana kamu mendapatkan saputangan ini?" 

Pelayan itu mengatakan : "Dari pengemis yang datang meminta air, ia memberikannya kepada saya" 

Nyonya itu iri dan menyesali tindakannya dan berkata,"Seharusnya aku yang memberinya air hiks" 

Lalu ia memerintahkan pelayannya," Bawalah semua pengemis di kota itu untuk saya, segera.! "

Dia mengundang para pengemis ke rumahnya dan memberi mereka banyak makanan dan minuman. Setelah mereka minum dan makan sampai kenyang, para pengemis sangat puas, sehingga mereka pergi satu per satu. 

Nyonya rumah ketika melihat mereka pergi satu persatu ia berteriak, "Tunggu, jangan pergi, berikan saya saputangan Anda sebelum Anda pergi!!!" 

Para pengemis mengabaikan dan terus berjalan. Dia sangat marah, ia meraih pengemis terakhir dan menuntut, "Beri aku saputangan Anda!" 

Si pengemis tidak punya pilihan selain memberikan saputangan yang kotor!. Nyonya rumah segera mengambil saputangan dan menggunakannya untuk mengelap muka. Namun, semakin dia mengelap dan mengusap wajah, wajahnya menjadi semakin hitam.

SESEORANG TIDAK DAPAT MELAKUKAN PERBUATAN BAIK DENGAN ALASAN EGOIS DAN MAKSUD DIBALIKNYA. HANYA KETIKA SESEORANG BERTINDAK SECARA SPONTAN...TANPA PAMRIH DENGAN HATI YANG MURNI DAN PIKIRAN BAIK...TANPA MENGHARAPKAN BALASAN...AKAN MENDAPAT PAHALA YANG TAK TERHITUNG :)

Source : erabaru.net

Monday, January 23, 2012

SURAT GADIS KEPADA AYAHNYA

Belum sempat John meletakkan tas kerjanya sepulang ke rumah, matanya tertegun melihat sebuah surat tergeletak di atas meja. Di sebuah amplop tertulis “Untuk ayah tersayang” Setelah belasan tahun menjadi single parent, baru kali ini ada surat untuknya dari Lucy, anak gadisnya. Ada apa?

Kalimat pertama pada surat itu sudah mengguncang hatinya :

Ayah tersayang, jika ayah membaca surat ini maka aku sudah tidak ada di rumah. Sekalipun berat John melanjutkan bacaan kata demi kata. Ayah, aku telah menemukan pria yang akan mendampingiku selamanya.

Memang buat orang lain dia sudah terlalu tua, tapi bagiku pria berusia 45 tahun masih tetap muda.

Dia sangat energik ayah, kalau ayah mengenal lebih dekat dengannya pasti ayah juga akan menyukainya.

Ayah jangan terkecoh dengan tato di seluruh tubuhnya atau janggut dan brewoknya yang panjang atau puluhan tindik di telinga dan hidungnya, karena jauh di dalam hatinya ia adalah orang baik.

Ia sangat sayang padaku, dan juga ayah dari anak di dalam kandunganku. Istrinya tidak keberatan aku mendampinginya, karena istrinya sudah sibuk mengurus anaknya yang banyak.

Oh iya, ayah tidak usah khawatir tentang kehidupanku. Ia menguasai penjualan ekstasi di kota, jadi uang sama sekali bukan masalah buat kehidupan kami.

Saya tahu ia sudah mengidap HIV sejak lama, tapi katanya dalam beberapa tahun ke depan obat penyakit AIDS akan ditemukan jadi aku tidak perlu khawatir bukan?

Ayah jangan bersedih karena aku bahagia. Usiaku sudah 18 tahun ayah jadi aku
bisa memutuskan yang terbaik untuk hidupku.

Tanpa sadar, air mata sang ayah menetes jatuh ke lembar surat itu. Bagaimana mungkin anaknya yang lucu dan periang bisa menjadi seperti ini?

Lembar pertama surat pertama baru saja selesai dibacanya. Tangan sang ayah bergetar, berat rasanya, tapi ia membuka lembar kedua surat itu. Kali ini isinya jauh berbeda :

Ayah sayang,

Maaf, sebenarnya surat di halaman pertama tadi tidak benar-benar terjadi. Saya hanya ingin menggambarkan betapa kemungkinan terburuk bisa terjadi pada anak-anak gadis, dan syukurlah aku tidak demikian.
Ayah bahagia bukan, kalau aku tetap bersama ayah? Ayah bahagia bukan, aku tidak menghancurkan diriku seperti itu?

Tentu saja, mempunyai anak yang rapornya jelek, jauh lebih menguntungkan daripada mempunyai anak kabur seperti itu ?.

Oh iya Ayah, raporku ada di dalam tas, nilainya jelek, maaf ya. Silahkan ayah lihat, jangan lupa
ditandatangani. Besok guru ingin bicara dengan ayah tentang nilai raporku, jangan marah ya.
Kalau ayah tidak marah melihat nilai raporku, aku sedang bermain di rumah sebelah, aku tunggu yah?

Love you Daddy.

“Lucyyyyyyyy……. …!!!!!” John berteriak dan lari ke rumah tetangganya, ia akan mengitik habis anaknya yang ‘keterlaluan’ itu. Lega rasanya hati John. Konyol tapi melegakan. Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk, hati John justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan anaknya. Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya!

Sebenarnya Lucy hanya ingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya yang buruk, untuk membuat masalah rapor buruk terlihat kecil ia membuat gambaran masalah besar yang mungkin terjadi sehingga masalah yang ada jadi terlihat kecil.

Memang apa yang dilakukan Lucy pada Ayahnya John agak keterlaluan, tapi itu gambaran dramatis tentang bagaimana bisa membuat diri kita bersyukur apa adanya.

KALAU KITA INGIN BERSYUKUR ATAS KESULITAN YANG KITA TERIMA..MAKA KITA SEBAIKNYA MEMBAYANGKAN KESULITAN LEBIH BESAR YANG MUNGKIN BISA KITA ALAMI. DENGAN DEMIKIAN KITA BISA MENGHINDARI DIRI DARI STRES ATAU KEGALAUAN YANG BERKEPANJANGAN.

Source : inspirasijiwa.com

TETESAN AIR MATA DI HARI IMLEK

Imlek tinggal menghitung hari, banyak orang yang tersenyum ceria siap-siap menyambut hari penuh kebahagiaan ini, tapi tidak untuk Lie Mei. Lie Mei harus banyak menghela nafas dan mengusap dada setiap kali teman-teman setingkatannya di kelas 4 SD saling menunjukkan baju baru yang dibelikan oleh orang tuanya masing-masing. Bagi Lie Mei untuk Imlek yang ke tiga kalinya ini ia harus kembali merayakan imlek seadanya, membuang angan-angan untuk mendapatkan ang pao atau sekedar ciuman dari ayahnya.

Tiga tahun lebih sudah, Ayah Lie mei bekerja menjadi TKI di negeri Taiwan, jangankan mengirimkan sejumlah uang untuk membelikan baju, berkirim kabarpun tidak. Ibunya yang hanya bisa mengais rejeki dari mencuci pakaian tetangga sekitarnya tidak sanggup untuk membelikan yang Lie Mei inginkan.

Beruntung, meskipun masih kecil Lie Mei sudah mampu mengendalikan hasratnya, paling tidak dihadapan ibunya. Lie Mei tidak mau ibunya semakin terbebani dengan kemauan-kemauannya. Lie Mei tahu, meskipun ibunya tidak mampu membelikan apa yang ia inginkan bukan berarti ibunya tidak memahami apa yang diinginkannya. Walau kadang di belakang ibunya tak kuat lagi meneteskan air mata, ia terus berusaha tersenyum ceria sebisa mungkin dihadapan ibunya.

Adakalanya, Imlek adalah salah satu momen yang kurang Lie Mei sukai. Ingin sekali rasanya kalau hidup ini tidak ada Imlek, tidak ada hari yang harus membuat ia bersedih. Tapi Lie mei pun sadar, tidak ada yang salah dengan hari Imlek, yang salah adalah ketika kita salah menyikapi dan merayakannya. Dan meskipun demikian, Lie Mei sangat bersyukur betul mempunyai ibu yang benar-benar pahlawan, inspirator dan motivator bagi dirinya.

Malam menjelang Imlekpun tiba, suara-suara petasan dari berbagai gang-gang di kota Pontianak..akhirnya meruntuhkan benteng senyuman Lie Mei. Ia tak kuat lagi menahan air matanya yang sudah bergelayut kuat di pelupuk mata. Sebisa mungkin ia menahan air matanya, tapi memang ia sudah tak sanggup lagi, bibirnya kelu, alur napasnya terbata-bata, seketika ia peluk ibunya dengan erat-erat, sang ibupun tak sanggup membendung air matanya. Ibu dan putri darah dagingnya berpelukan dengan penuh deraian air mata.

Lebih dari sepuluh menit lamanya Lie Mei dan ibunya berpelukan, selain tangisan tak ada satu katapun yang terucap dari keduanya. Sebagai seorang ibu, ibu Lie Mei faham betul apa yang sedang dirasakan didalam diri putri semata wayangnya. “Gak terasa besok sudah Imlek ya bu…..Lie Mei merasa berdosa sudah banyak menyusahkan ibu, Lie Mei sudah banyak menjadi beban pikiran ibu, Lie Mei sudah membuat ibu bersedih”, suara Lie Mei memecah suasana yang penuh tangisan. Ibu Lie Mei tidak menjawab satu katapun, beliau belum bisa mengendalikan nafas dan tangisannya. Ibu Lie Mei hanya bisa menganggukkan kepala dengan air mata yang terus bercucuran dipipinya.

Iya..Lie Mei merasa berdosa, merasa berdosa karena ia tidak mampu membendung air matanya sehingga membuat ibunya pun larut dalam tangisan, padahal ia sama sekali tidak ingin membuat ibunya bersedih di hari bahagia..hari Tahun Baru yang dirayakan oleh masyarakat keturunan Tionghoa di seluruh dunia, Lie Mei sadar bahwa ibunya sudah banyak melakukan segalanya melebihi batas kewajiban sebagai seorang ibu.

Ibu Lie Mei, masih tersedu-sedu dalam tangisan, serasa bingung mau menjawab apa. Banyak hal yang membuat mereka bersedih. Penjelasan apa yang harus disampaikan pada Lie Mei, membuat ibu Lie Mei semakin bersedih. Keduanya sama-sama tahu dan sama-sama saling memahami. Persis malam itu hanya Lie Mei, Ibu Lie Mei, Malaikat, dan Tuhan saja yang tahu apa yang sedang dirasakan oleh Lie Mei dan Ibunya, dimana saat bersamaan orang-orang disekitar rumah Lie Mei sedang riang gembira bercengkerama berbagi ang pao dengan seluruh anggota keluarganya.

SELAMAT HARI RAYA IMLEK BAGI YANG MERAYAKAN....新年快樂 (Xin nian khuai le!) :)

Friday, January 20, 2012

MARK GRANTHAM..THE CHOCOLATE SELLER

Selama 17 tahun terakhir Mark Grantham telah mengabdikan hidupnya mengumpulkan dana bagi lima orang anak yang dia sponsori di Afrika dan India. Sejauh ini ia telah menjual sekitar 30.000 batang coklat dan semua dilakukan di atas kursi rodanya di pinggir jalan di Newmarket, Selandia Baru. Grantham dilahirkan dengan cerebral palsy, yaitu lumpuh dari leher ke bawah. Alasan mengapa dia menjual batang coklat adalah karena kemurahan hatinya kepada orang lain.

Kisah yang luar biasa ini baru saja dipublikasikan dalam buku  The Chocolate Seller of Broadway and His Kids yang ditulis oleh ayahnya, Chris Grantham. Grantham dikenal baik oleh banyak orang yang tinggal dan bekerja di Auckland suburb, Newmarket, Selandia Baru karena dia telah menjual cokelat selama hampir 17 tahun.

Grantham tidak mengumpulkan uang tersebut untuk dirinya sendiri, dia memberikannya kepada lima orang anak yang bergantung padanya untuk kelangsungan hidup mereka. Dua orang anak tinggal di Tanzania, Afrika dan tiga tinggal di Mumbai, India. Mereka semua disponsori oleh Grantham, melalui World Vision.

Meskipun dia cacat, dia telah melakukan perjalanan ke kedua tempat tersebut. “Kurasa aku seperti seorang ayah bagi mereka,” katanya.

Grantham sangat sadar bahwa ia hanya mampu mengambil kesempatan ini karena dukungan yang ia terima dari keluarga, teman, dan asisten pribadinya. Kata “tidak” tidak berlaku baginya. Dia telah mendobrak semua batasan di sepanjang hidupnya. Dan keluarganya telah mendukung dia sepanjang jalan, memberinya setiap kesempatan untuk menjalani hidupnya dengan penuh.

“Aku harus sangat bersyukur kepada Bapa Surgawi yang telah memberi saya orangtua yang baik seperti itu,” kata Grantham. “Aku tidak bisa melakukannya tanpa Chris atau Joce dan Rachel dan Nathan. Dan ketika saya melewati masa sulit mereka selalu ada.”

Grantham sudah mencapai lebih dari yang diharapkan oleh kebanyakan untuk dicapai dalam hidup ini. Dalam kecacatan fisiknya yang parah itu, segala sesuatu yang ia lakukan memerlukan tekad yang besar dan keberanian. Dia melakukan itu semuanya untuk anak-anak yang dia sponsori.

“Saya sangat senang karena apa yang saya lakukan karena Tuhan benar-benar telah meletakkannya di hati saya untuk melakukannya,” kata Grantham.

Jadi setelah 17 tahun, apakah Grantham akan terus menjual cokelat untuk anak-anak yang disponsorinya?

“Benar sekali,” tegas Grantham. “Sampai saya mati. Allah sedang menjangkau anak-anak itu melalui saya.”

Saat ini Mark Grantham tinggal di rumahnya sendiri di Onehunga, Selandia Baru dan menjadi pengacara untuk orang-orang cacat di Selandia Baru. Dia juga berbicara di acara-acara nasional dan internasional tentang bagaimana dia menjalani kehidupannya secara mandiri.
  
MARK GRANTHAM INGIN MENGINSPIRASI ORANG-ORANG UNTUK MELAKUKAN APA YANG MEREKA INGINKAN. JIKA DIA BISA MELAKUKANNYA, SEHINGGA MEREKA JUGA BISA MELAKUKANNYA!

Source  : jampitoe.wordpress.com

Thursday, January 19, 2012

KEINDAHAN KASIH



Pada masa-masa susah di sebuah kota kecil Idaho, saya suka mengunjungi toko kecil di tepi jalan milik Mr. Miller yang menyediakan produk segar hasil pertanian. Makanan dan uang cukup langka pada waktu itu..
dan jual beli dilakukan dengan cara tukar menukar barang.

Satu hari, Mr. Miller sedang mengepak kentang-kentang yang saya beli ketika tidak sengaja saya melihat seorang anak yang kecil kurus kelaparan, compang-camping tetapi bersih, nampak sedang memilih-milih kacang polong segar yang baru dipetik di keranjang.

Saya membayar untuk kentang-kentang saya sambil ikut tertarik pada kacang polong tersebut. Saya adalah penjual kentang dan krim kacang. Saat menimbang kacang polong, tanpa sadari, saya ikut mendengarkan pembicaraan mereka.

“Halo Barry, bagaimana kabarmu hari ini?” tanya si pemilik toko.

“Halo, Mr. Miller. Saya baik, terima kasih ya. Saya cuma mengagumi kacang polong ini … tampak segar dan bagus-bagus”

“Itu memang bagus Barry. Bagaimana dengan ibu kamu?”

“Oh…dia membaik, dan nampak semakin kuat.”

“Bagus. Apa ada yang bisa saya bantu?”

“Tidak, Sir. Saya cuma mengagumi kacang polong ini.”

“Apakah kamu ingin beberapa untuk di bawa pulang?” kata Mr. Miller.

“Tidak, Sir. Saya tidak ada uang untuk membayar.”

“Jika begitu, apa kamu punya sesuatu sebagai penukar?”

“Saya hanya punya beberapa kelereng hadiah.”

“Apakah itu benar? Coba kulihat,” kata Mr. Miller.

“Ini … bagus.”

“Aku bisa melihatnya. Hmm sayang warnanya biru sedang saya mencari warna merah. Apakah kamu memilikinya seperti ini di rumah?”

"Tidak persis tapi hampir sama.”

“Begini saja. Ambil saja dulu kacang polong ini, dan lain kali, kamu bawa kelereng kamu yang merah,” kata Mr. Miller kepada anak itu.

“Tentu.Terima kasih Mr. Miller.”

Nyonya Miller, yang sedang berdiri tidak jauh, datang untuk membantu saya. Dengan tersenyum dia berkata, “Ada dua anak laki-laki lain seperti dia di komunitas kami, ketiganya sama-sama sangat miskin. Jim suka tawar-menawar dengan mereka untuk kacang polong, apel, tomat, atau apa pun. Jika mereka kembali dengan warna yang diminta, Jim akan berkata bahwa dia sudah tidak mencari warna tersebut dan akan menanyakan warna lainnya. Tetapi Jim tetap memberikan apa saja yang mereka ingin tukarkan.”

Saya meninggalkan toko sambil tersenyum sendiri, terkesan dengan orang ini. Beberapa waktu kemudian saya pindah ke Colorado, tapi saya tidak pernah lupa kisah tentang orang ini, anak-anak, dan cara barter mereka.

Beberapa tahun berlalu dengan cepat. Baru-baru ini saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi beberapa teman lama di komunitas Idaho dan mendengar bahwa Mr. Miller meninggal dunia.Teman-teman saya berencana untuk berkunjung sore itu dan saya sepakat untuk ikut.

Saat tiba di tempat jenasah disemayamkan, kita menemui keluarga almarhum untuk menyampaikan bela sungkawa dan kata-kata penghiburan. Di depan kami, nampak tiga orang muda. Salah satunya mengenakan seragam tentara dan dua lainnya berpotongan rambut bagus, setelan gelap dan kemeja putih..semua tampak sangat profesional.

Mereka semua menghampiri nyonya Miller dan berdiri disampingnya sambil tersenyum kepada jenasah Mr. Miller di dalam peti mati.

Setiap pemuda memeluknya, mencium pipi, bicara singkat dengannya dan pindah ke peti mati, dengan mata berkaca-kaca, satu per satu, masing-masing pemuda berhenti sebentar dan meletakkan tangan mereka di atas tangan yang pucat dingin di peti mati. Satu persatu meninggalkan tempat itu sambil menyeka mata.

Giliran kami datang menemui nyonya Miller. Saya bilang padanya siapa saya dan mengingatkannya pada kisah dari tahun-tahun yang lalu dan ketika ia bercerita tentang suaminya yang suka berbarter untuk kelereng. Dengan mata berkaca-kaca, dia meraih tanganku dan membawa saya ke peti mati.

“Tiga pemuda tadi yang baru saja meninggalkan peti jenazah adalah anak laki-laki yang kuceritakan dulu.”

“Mereka hanya mengatakan kepada saya bagaimana mereka menghargai hal-hal yang Jim ‘perdagangkan’ pada mereka. Sekarang, pada akhirnya, ketika Jim sudah tidak bisa lagi meminta warna atau ukuran kelereng..mereka datang untuk membayar utang mereka.”

“Kami tidak pernah memiliki banyak kekayaan di dunia ini,” ia mengaku, “Tapi sekarang, Jim akan menganggap dirinya orang terkaya di Idaho … “

Dengan lembut, dia mengangkat jari-jari almarhum suaminya. Nampak disitu tiga buah kelereng warna merah yang bersinar indah.

ORANG MUNGKIN TIDAK BISA MENGINGAT SEMUA PERKATAAN KITA..TETAPI AKAN MENGINGAT SEGALA PERBUATAN BAIK KITA. LOVE NEVER FAILS (KASIH TIDAK PERNAH GAGAL)..SETIAP PERBUATAN KASIH YANG TULUS AKAN MENERIMA BALASAN YANG SETIMPAL BAHKAN SERINGKALI TIDAK TERDUGA DAN SELALU INDAH PADA AKHIRNYA.

Source : http://jampitoe.wordpress.com/fw.naomi - inspirasijiwa.com

Wednesday, January 18, 2012

KALAH JUGA INDAH

Entah sejak kapan mulainya, sudah lama manusia hidup hanya dengan sebuah tema: memburu kemenangan, mencampakkan kekalahan. Di Jepang dan berbagai belahan dunia lainnya, tidak sedikit manusia yang mengakhiri hidupnya semata-mata karena kalah. Karena semua hal yang melekat pada kekalahan  serba negatif..jelek..hina.

Sekolah sebagai tempat di mana masa depan disiapkan rupanya ikut-ikutan. Melalui program serba juara, sekolah ikut memperkuat keyakinan  bahwa ‘kalah itu musibah’. Tempat kerja juga serupa. Tidak ada tempat kerja yang absen dari kegiatan sikut-sikutan. Semuanya mau pangkatnya naik. Lebih-lebih dunia politik. Tidak ada yang mau turun.

Tidak ada yang melarang manusia mengejar kemenangan. Kemenangan ibarat padi bagi petani, seperti ikan buat nelayan. Ia pembangkit energi yang membuat kehidupan berputar. Ia pemberi semangat agar manusia tidak kelelahan. Namun seberapa besar pun energi maupun  semangat manusia, bila putaran waktunya kalah, tidak ada yang bisa menolaknya.

Oleh karena itulah, orang bijaksana belajar melatih diri untuk tersenyum baik di depan kemenangan maupun kekalahan. Berjuang, berusaha, bekerja, berdoa tetap dilakukan. Namun bila hadiahnya kekalahan, hanya senyuman yang memuliakan perjalanan.

Membawa tropi sebagai simbol kemenangan itu indah. Dihormati karena menang juga indah. Tapi tersenyum di depan kekalahan, hanya orang yang pandangannya mendalam yang bisa melakukannya.

Sebagian orang bijaksana malah bergumam, kekalahan lebih memuliakan perjalanan dibandingkan kemenangan. Terutama karena di depan kekalahan manusia sedang dilatih, dicoba, dihaluskan. Kekalahan di jalan ini berfungsi seperti amplas yang menghaluskan kayu yang mau jadi patung berharga mahal. Serupa pisau tajam yang sedang melukai bambu yang akan jadi seruling yang mewakili keindahan.

Kesabaran, kerendah-hatian, ketulusan, keikhlasan, itulah kualitas-kualitas yang sedang dibuka oleh kekalahan. Serangkaian hadiah yang tidak mungkin diberikan oleh kemenangan. Ia yang sudah membuka pintu ini, akan berbisik : Kalah juga indah!.

Jarang terjadi ada manusia yang mengukir makna mendalam ditengah gelimang kemenangan. Terutama karena kemenangan mudah sekali membuat manusia tergelincir ke dalam kemabukan dan lupa diri. Pengukir-pengukir makna yang mengagumkan seperti Kahlil Gibran, Jalalludin Rumi, Rabindranath Tagore, Thich Nhat Hanh semuanya melakukannya di tengah-tengah kesedihan. HH Dalai Lama bahkan menerima hadiah nobel perdamaian sekaligus penghargaan sebagai warga negara kelas satu oleh senat AS, setelah melewati kesedihan dan kekalahan selama puluhan tahun di pengasingan.

SEORANG GURU PERNAH BERPESAN : "OLD FRIENDS PASS AWAY..NEW FRIENDS APPEAR. THE MOST IMPORTANT THING IS TO MAKE IT MEANINGFUL".  SEMUA DATANG DAN PERGI, KEMENANGAN, KEKALAHAN, KEBERUNTUNGAN, KESIALAN, YANG PALING PENTING ADALAH BAGAIMANA MENGUKIR MAKNA DARI SANA.

Source : Gede Prama-kompas.com/ inspirasijiwa.com

Friday, January 13, 2012

SELAMA MASIH ADA WAKTU, MASIH ADA HARAPAN


Berapa kali Anda boleh gagal? Sekali, dua kali, atau tiga kali?

Kalau bicara hukum, maka hanya punya kesempatan sekali saja. Anda melakukan kriminalitas, walaupun pertama kali, bisa langsung masuk penjara. Kalau bicara pekerjaan, biasanya 3 kali. Surat peringatan pertama, peringatan kedua, lalu pemutusan hubungan kerja.

Lalu bagaimana dengan kehidupan, bagaimana dengan kesuksesan? Berapa kali kita boleh gagal?

Jawabannya, selama masih ada waktu, masih ada harapan. Selama masih ada nafas, masih ada kesempatan.Jika Anda percaya itu, keajaiban mungkin akan datang. Yang tidak mungkin jadi kenyataan.

Dalam dunia sepakbola, semua pemain dan pelatih yang mempunyai mental pemenang percaya itu. Mereka sangat percaya, selama ada waktu selalu ada harapan. Karenanya Anda tidak akan pernah melihat pertandingan sepakbola profesional yang setelah kalah jauh maka pasrah.

Atlet profesional, kalau kalah banyak..berusaha mengurangi kekalahan, kalau kalah sedikit..masih berusaha seri, kalau seri..masih bisa berusaha untuk menang, kalau sudah menang..masih bisa menang telak. Intinya selama masih ada waktu, sebelum ada pluit tanda waktu pertandingan berakhir setiap tim berusaha untuk mendapat hasil yang terbaik.

Mungkin contoh final liga champion tahun 2005 antara Liverpool dan AC Milan di Turki merupakan contoh yang fenomenal :

Sepanjang pertandingan Liverpool seperti dipecundangi. Baru saja pertandingan dimulai, belum satu menit, gawang liverpool dibobol oleh Paolo Maldini kapten AC Milan. Ini cukup untuk membuat Liverpool jatuh mental, karena momen tersebut menjadikan Liverpool menjadi klub paling dipermalukan dalam sejarah Liga Champion karena dibobol dalam waktu paling cepat. Tidak berselang lama Liverpool kebobolan lagi dua kali sehingga kedudukan menjadi 3-0 di babak pertama. Di babak kedua, sampai 60 menit berlalu Liverpool masih tidak berhasil memasukkan gol satupun, dan sudah kebobolan 3 kali.

Hmm..tapi prinsip SELAMA MASIH ADA WAKTU MASIH ADA HARAPAN tetap berlaku. Ketika waktu tersisa semakin sedikit, kapten Liverpool Gerrald berhasil memasukkan goal pertamanya. Tiga menit kemudian satu gol lagi buat Liverpool. Dan beberapa menit kemudian satu gol lagi masuk. Hanya dalam selang 7 menit Liverpool memasukkan 3 goal dan membuat kedudukan 3-3 sampai waktu berakhir. Drama ini berakhir dengan kemenangan Liverpool dalam adu pinalti. Final ini dikenang sebagai salah satu final paling dramatis dalam sejarah Liga Champions.

Final dramatis juga terjadi tahun 1999 saat MU melawan Munchen. Selama sembilan puluh menit MU gagal melesakkan goal ke gawang Munchen. Sedangkan Munchen sudah mencatat goal 1 dan selalu menyerang. Lalu pada injury time yang sisa beberapa menit, MU berhasil melesakkan goal pertama dan keduanya ke gawang Munchen. Selama sembilan puluh menit gagal tapi bisa memasukkan 2 goal di 2 menit tersisa.

IYA BETUL..SELAMA MASIH ADA WAKTU..MASIH ADA HARAPAN! :)


Source : Blessing Generation / Isa Alamsyah

Thursday, January 12, 2012

SEIKAT BUNGA SERUNI

Pada sore hari ini cuaca sangat pengap, awan hitam menggantung di langit, seperti akan turun hujan, seperti seseorang yang akan bersin tetapi tidak jadi, membuat orang sangat menderita.

Suasana hati tuan Dole sangat kelam, dia sangat benci sewaktu cuaca semacam ini mengadakan perjalanan tugas keluar kota, dia harus transit ke Houston dia harus menunggu waktu 2 jam, jadi dia berjalan-jalan di alun-alun stasiun kereta api untuk melewatkan waktu yang membosankan menunggu.

“Nyonya, berbuatlah kebaikan.” Sebuah suara nyaring menarik perhatiannya, melalui arah suara dia memandang kesana, terlihat di depannya seorang pengemis kecil dengan pakaian lusuh dan tangan kotor diulurkan kepada seorang wanita, wanita ini memakai mantel dari bulu asli, tangannya mengendong seekor anjing kecil berjalan terburu-buru menghindari pengemis kecil ini takut tangan pengemis kecil yang kotor ini mengotori pakaiannya.

“Kasihanilah saya, tolong berikan saya sedikit uang,” ujarnya dengan lemas.

Melihat dirinya tidak dapat terlepas dari pengemis kecil yang terus mengekorinya, dengan marah wanita ini memalingkan kepalanya menghardik “Pergilah! Masih kecil sudah bisa berbisnis mengemis!” Pengemis kecil ini menghentikan langkahnya, wajahnya penuh dengan kekecewaan.

Dunia ini benar-benar kacau, pikir tuan Dole, dia mendengar banyak orang berkata sekarang banyak orang yang mengemis sebagai mata pencahariannya, ada sekelompok orang dewasa yang mengkoordinir anak-anak kecil untuk mengemis, mengambil keuntungan dari belas kasih orang lain, mungkin orang tua mereka berdiri di seberang memperhatikannya, jika mereka tidak mendapatkan uang maka setelah sampai dirumah akan dihukum.

Dalam kasus apapun, anak kecil yang biasanya menjadi korban dan sangat menyedihkan, seharusnya pada usia seperti ini anak-anak tersebut seharusnya sekolah, berada di kelas mempelajari ilmu pengetahuan, usia anak ini sebaya dengan anaknya. Tapi orang tua anak ini terlalu kejam, walau bagaimanapun seharusnya menyekolahkannya, sehingga kelak jadi orang yang berguna dimasyarakat.

Tuan Dole sedang berpikir demikian, tiba-tiba pengemis kecil ini sudah berada dih adapannya, mengulurkan tangannya yang kotor dan berkata, “Pak, kasihanilah saya, tolong berikan saya sedikit uang.” Tidak peduli pengemis kecil ini mengalami tekanan hidup, ataupun hanya berpura-pura menipunya, tuan Dole dari sakunya mengambil sedikit uang, menyerahkan ke tangan pengemis kecil ini.

“Terima kasih, Tuhan memberkati Anda” Anak kecil ini rambutnya terlihat sudah menggumpal, hanya terlihat gigi dan bola matanya yang putih, seluruh badannya kotor dan hitam, entah sudah berapa lama tidak mandi.

Ruang tunggu di dalam terasa panas dan pengap, tuan Dole tidak ingin duduk di dalam, lalu dia berjalan ke sebuah toko bunga, dia telah beberapa kali memberi bunga sebagai hadiah untuk teman-temannya di toko bunga ini.

“Bunga yang bagaimana yang engkau inginkan tuan?” pelayan toko bunga dengan terlatih dan sopan bertanya.

Pada saat ini dari luar seseorang memasuki toko bunga ini, tuan Dole melihat orang tersebut adalah pengemis kecil yang tadi meminta uang kepadanya, pengemis kecil ini dengan sangat hati-hati melihat bunga-bunga segar yang berada di rak bunga.

“Apa yang bisa saya bantu?” Pelayan ini dengan sopan bertanya, karena dia sama sekali tidak menyangka pengemis kecil ini akan membeli bunga.

“Saya ingin seikat bunga seruni” pengemis kecil ini berkata.

“Apa ada alamat yang harus kami antar?”

“Tidak usah ditulis, anda hanya perlu menulis “Untuk orang yang paling saya cintai dan dibawahnya di tambahkan selamat ulang tahun mama.”

Pelayan toko ini ketika sedang menulis berkata total semuanya seharga dua puluh dollar.

Pengemis kecil ini dari kantong bajunya yang compang-camping mengeluarkan uang recehan, menuangkan semua uangnya ke meja kasir, termasuk uang yang diberikan tuan Dole tadi, lalu dengan khidmat menghitung dua puluh dollar, membayarnya kemudian mengambil bunga beserta kartu nama tersebut berlalu dari toko bunga ini.

Anak ini cukup romantis, tuan Dole sama sekali tidak menyangka dapat melihat hal tersebut.

Kereta akhirnya meninggalkan peron, tuan Dole dari jendela memandang keluar, hujan sudah mulai turun, di jalanan tidak ada seorangpun pejalan kaki, hanya beberapa mobil yang berlalu, tiba-tiba dia melihat bayangan anak kecil, pengemis kecil ini dengan sekujur tubuh basah kuyup, mengendong seikat bunga berjalan seperti melupakan keadaan disekelilingnya, tubuhnya kurus dan tipis, tuan Dole melihat dia berdiri di sebuah kuburan meletakkan bunga seruni di tangannya yang basah oleh air hujan, sambil berdoa untuk sang ibunda.

Kereta berjalan semakin lama semakin cepat, tuan Dole merasa dadanya sesak dan matanya kabur oleh air mata.

Source : erabaru.net

Wednesday, January 11, 2012

KERJA ADALAH KEHORMATAN

Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.

”Om beli bunga Om.”

”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.

”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.

Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”

Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya.

”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya.

”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.

Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”

Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan.

Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.

TIDAK JARANG KITA MENGHARGAI PEKERJAAN SEBATAS PADA UANG ATAU UPAH YANG DITERIMA. KERJA AKAN BERNILAI LEBIH JIKA ITU MENJADI KEBANGGAAN BAGI KITA. (Andrie Wongso)

Source        : inspirasijiwa.com   

Tuesday, January 10, 2012

LIFE IS ALL ABOUT CHOICES

Rolando dan Ronaldo adalah sepasang anak kembar yang terlahir dari keluarga yang berantakan. Ibunya adalah seorang penjudi, dan ayahnya adalah juga penjudi dan pemabuk. Ibu mereka lebih dahulu meninggal pada saat bayi kembar ini lahir.

Sang Ayah yang kemudian merawat mereka dan kemudian menyekolahkan mereka, sampai pada akhirnya sang Ayah meninggal dunia. Karena tidak memiliki keluarga yg bersedia menampung ke dua anak kembar ini, akhirnya mereka tinggal di sebuah panti asuhan yg berbeda. Berita mengenai nasib malang kedua bocah kembar ini sempat menghiasi koran tempat lahir mereka di Negara Mexico.

Empat puluh tahun kemudian setelah perpisahan tersebut, seorang pemimpin redaksi surat kabar ternyata ingin mengetahui keberadaan kedua anak kembar tersebut dan kemudian mengutus team wartawan mereka untuk melakukan pencarian data.

Mereka menemukan Rolando sedang berada dalam sebuah bar di daerah Guadelajara dalam kondisi mabuk berat dan nampaknya memiliki kebiasaan berhari-hari tidak mandi. Kemudian mereka pun mewawancarai Rolando, dan bertanya mengapa dia sampai begini? Rolando sambil menunjukkan kekesalannya berteriak…

“Aku begini karena ayahku!!! Apa yang bisa diharapkan dari ayah pemabuk?? Yach Inilah aku, seorang pemabuk juga. Buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya!!” teriaknya.

Sementara wartawan yang lain juga telah menemukan Ronaldo, dia berada di Mexico City sebagai seorang Direktur sebuah konsorsium internasional yang memiliki keluarga mapan dan bahagia. Mereka mewawancarainya, dan bertanya kepadanya, apa yang menjadi motivasinya sehingga dia bisa menjadi seorang yang berhasil dan sehebat ini.

Jawaban Ronaldo memiliki persfektif yang bertolak belakang dengan Rolando meskipun dengan objek pembicaaran yang sama, yaitu ayah mereka. Ronaldo berkata bahwa alasan utama keberhasilannya adalah Ayahnya.

“Ayahku dulu adalah seorang pemabuk dan penjudi, dan aku ingin membuktikan kalau aku bisa menjadi orang hebat walaupun lahir dari keluarga pemabuk dan penjudi,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Mindset dan penilaian terhadap sebuah peristiwa dalam pikiran seseorang sangat menentukan ke arah mana kehidupan yang sedang dijalani. Satu peristiwa menyakitkan dapat membunuh dan menghancurkan hidup dan masa depan seseorang jika dilihat dari persfektif negatif, namun sebuah peristiwa tragis juga dapat dijadikan sebuah refleksi dan batu loncatan untuk mengubah arah hidup dan meraih kesuksesan dan kebahagiaan.

Dalam menghadapi problema kehidupan..apakah seseorang melihat hidupnya dari sisi negatif atau sebaliknya dari sisi yang positif, tentu hasilnya akan berbeda dan bertolak belakang, oleh karena itu harus mengambil pilihan dengan bijaksana.

Iya..hidup ini adalah pilihan.. seperti kata Albert Camus : “Hidup adalah kumpulan dari pilihan-pilihan hidup.” Selamat memilih, salam sukses :)

LIFE IS ALL ABOUT CHOICES.. GOOD OR BAD..RIGHT OR WRONG.. YOUR DESTINY WILL UNFOLD ACCORDING TO THE CHOICES YOU MAKE.

Source : manalow.blogspot.com/inspirasijiwa.com

Monday, January 9, 2012

DI BELAKANG PRIA HEBAT ADA WANITA HEBAT

Thomas Wheeler, CEO Massahusetts Mutual life Insurance Company, dengan isterinya sedang melintasi jalan raya antar Negara bagian, dan Wheeler melihat petunjuk bahwa bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler dengan segera keluar dari jalur bebas hambatan dan menemukan stasiun pompa bensin  yang sudah tua dan hanya memiliki satu mesin pengisi bensin.

Setelah meminta satu-satunya petugas yang ada disitu untuk mengisi bensin penuh dan mengecek oli, Wheeler berjalan-jalan mengitari pompa bensin untuk melemaskan kakinya. Ketika kembali ke mobil ia melihat petugas itu sedang mengobrol akrab dengan isterinya. Obrolan mereka pun langsung berhenti ketika ia membayar bensinya. Ketika hendak masuk ke dalam mobil, Wheeler melihat petugas itu melambaikan tangan sabil berkata “Asyik sekali mengobrol denganmu!”

Setelah memasuki jalan raya, Wheeler bertanya kepada isterinya apakah ia mengenal lelaki itu, isterinya langsung mengiyakan bahwa mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.  Astaga! Ujar Wheeler, “Untung kamu menikah dengan saya, kalau tidak kau akan jadi isteri petugas  pompa bensin dan bukan isteri direktur utama.

Sayangku!  jawab isterinya, “Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan menjadi direktur utama, dan kau...kau akan menjadi  petugas pompa bensin!

PENTING SEKALI UNTUK MENYADARI SIAPA YANG PALING MEMPENGARUHI DAN PALING MEMBERI SUMBANGSIH DALAM HIDUP KITA DAN MENGHARGAI BAHWA KESUKSESAN TIDAK PERNAH MERUPAKAN HASIL DAN USAHA PRIBADI!

Source : inspirasijiwa.com

Sunday, January 8, 2012

MELIHAT DARI PERSFEKTIF ORANG LAIN

Ketika saya duduk di sekolah dasar, saya terlibat perdebatan sengit dengan seorang anak lelaki di kelasku. Saya sudah lupa topik perdebatan kami, namun saya tidak pernah lupa pelajaran yang saya peroleh hari itu.

Saya yakin sekali bahwa sayalah yang benar dan teman saya yang salah. Sementara itu dia juga merasa yakin bahwa dialah yang benar dan saya salah. Maka guru kami memutuskan untuk memberikan pelajaran yang sangat penting untuk merelai kami berdua.

Ia menyuruh kami maju ke depan kelas, dan menyuruh saya berdiri di satu sisi meja dan menyuruh teman saya untuk berdiri di sisi berlawanan. Kemudian guru kami meletakkan benda yang cukup besar dan berbentuk bundar di atas meja di tengah-tengah kami.

Kemudian guru itu bertanya kepada saya :

“Warna apa benda ini?”

Dengan jelas saya melihat bahwa benda yang berada di depan saya berwarna hitam. Kemudian guru itu bertanya pada teman saya :

“Warna apa benda yang ada dihadapanmu?

“Putih!” sahutnya.

Aku tak percaya mendengar jawabannya, sebab jelas-jelas bahwa benda yang berada dihadapan saya berwarna hitam, tetapi mengapa teman saya berkata bahwa benda itu berwarna putih, sejenak kami mempertahankan pendapat kami masing-masing dengan yakin.

Guru kami kemudian meminta kami bertukar posisi, saya berdiri di posisi teman saya dan teman saya berdiri di tempat saya berdiri sebelumnya. Kemudian guru kami bertanya kepada saya :

“Sekarang, apa warna benda yang ada di depanmu?”

Dengan terpaksa saya menjawab :

“Putih!”

Dan guru kami bertanya kepada teman saya :

“Apa warna benda yang ada di depanmu?”

Dengan yakin teman saya menjawab :

“Hitam!”

Iya..sebab benda itu ternyata mempunyai dua sisi dengan warna yang berbeda, dari sisi satu berwarna hitam dan di sisi lain berwarna putih.

Hari itu saya mendapatkan pelajaran berharga. Kita mesti dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan melihat situasinya melalui apa yang mereka pandang, supaya kita benar-benar memahami persfektif mereka. (Judie Paxton)

Seringkali kegagalan berkomunikasi dan kegagalan menyampaikan pesan atau keinginan seseorang mengalami kegagalan oleh karena seseorang terlalu memaksakan persfektifnya dan menganggapnya dengan yakin bahwa dialah yang benar dan melihat orang lain yang salah.

Terkadang kita belum membaca dan belum memahami situasi orang lain secara lengkap namun sudah mengambil kesimpulan dan mengambil sikap berlawanan sehingga komunikasi atau relasi menjadi bermasalah.

MAMPU MENEMPATKAN DIRI DENGAN BAIK PADA POSISI ORANG LAIN DAN BENAR-BENAR DAPAT MEMAHAMI SITUASI MEREKA AKAN MEMBUAT KOMUNIKASI DAN RELASI MENJADI JAUH LEBIH BAIK DAN TERHINDAR DARI KONFLIK-KONFLIK YANG MERUGIKAN.

Source : inspirasijiwa.com

Friday, January 6, 2012

BANTULAH ORANG LAIN MAKA ANDA BAHAGIA

Di akhir abad 19 ada seorang anak orang kaya dan anak seorang miskin yang hidup di daerah yang sama. Sang anak orang kaya itu selalu mengenakan pakaian-pakaian bagus dan mahal, tinggal di rumah yang sangat bagus dan memiliki banyak makanan yang sangat bergizi. Sedangkan si anak miskin itu selalu mengenakan pakaian sederhana, di rumah yang sangat sederhana dan kadang-kadang tidak memiliki makanan yang cukup.

Suatu hari kedua anak itu bermain bersama dan terjadi perkelahian yang kemudian dimenangkan oleh anak yang kaya. Si anak itu miskin bangkit dan membersihkan debu dari tubuh dan pakaiannya, dan berkata :

“Kalau saya bisa makan seperti makanan yang kamu makan, saya juga pasti bisa menang!”

Lalu kemudian anak miskin itu pergi meninggalkan anak kaya itu. Anak kaya itu terdiam dan terkejut dengan apa yang ia dengar, hatinya tertusuk karena dia tahu apa yang dikatakan anak itu ada benarnya.

Anak orang kaya itu tidak pernah melupakan pengalaman hari itu, dan sejak hari itu ia mengubah sikap dan gaya hidupnya, ia menolak semua pencitraan anak emas oleh karena ia anak orang kaya. Dia dengan sengaja mencoba merasakan penderitaan orang miskin.

Keluarganya sering merasa malu dengan apa yang ia pakai, tapi anak itu tidak pernah merasa malu dengan apa yang dia pakai. Anak itu tidak pernah lagi membanggakan kekayaan orangtuanya atau menggunakan kekayaannya walau pun keluarganya sering memaksanya untuk menggunakannya.

Sejarah tidak mencatat nama anak miskin yang bertengkar dengan anak orang kaya ini, namun sejarah mencatat nama, karya dan keputusan anak orang kaya yang punya belas kasihan pada orang miskin ini. Sejarah mencatat namanya, Albert Schweitzer yang lahir di Jerman, 14 Januari 1875 dan meninggal 4 September 1965. Ketika ia telah mencapai gelar tertinggi di beberapa bidang sekaligus, menjadi seorang ahli fisika, filsuf, teolog dan dokter kelas dunia.

Komitmennya adalah untuk memperhatikan dan mengasihi orang miskin dan hal itu tidak terbendung. Justru ketika ia telah mencapai puncak aktualisasi dirinya, Albert Schweitzer memutuskan untuk melayani orang-orang miskin di Afrika sebagai pendeta dan dokter misionaris.

Tidak banyak orang yang seperti Schweitzer dan yang berdampak bagi dunia. Ia bukan hanya dikagumi di Afrika, namun ia telah menjadi contoh bagaimana seorang pribadi dalam kualitas maksimalnya mendedikasikan dirinya bagi kesejahteraan orang banyak.

Tidak banyak orang yang mencapai kepuasan hidup, karena kebanyakan orang berusaha mensejahterakan dirinya sendiri. Schweitzer mendapatkan kepuasan hidup melalui mensejahterakan orang lain. Suatu penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang fokusnya pada diri sendiri, tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang besar dan tidak akan bahagia.

Jika Anda ingin menghasilkan sesuatu yang besar dan ingin menjadi seorang yang berbahagia, dedikasikanlah hidup Anda untuk kepentingan banyak orang.

"DEMIKIANLAH HENDAKNYA TERANGMU BERCAHAYA DI DEPAN ORANG..
SEHINGGA MEREKA MELIHAT PERBUATAN YANG BAIK DAN MEMULIAKAN BAPAMU YANG DI SORGA." Matius 5:16

Source : inspirasijiwa.com

Thursday, January 5, 2012

PACO..PULANGLAH!

Ada satu cerita pendek yang ditulis oleh Ernest Hemingway yang bercerita tentang satu keluarga yang tinggal di kota kecil di Spanyol. Suatu hari diceritakan terjadi suatu pertengkaran hebat antara ayah dengan anaknya yang masih remaja dalam keluarga itu. Entah karena kemarahan atau kata-kata keras yang keluar dari mulut sang ayah, keesokan harinya sang ayah menemukan ranjang anaknya kosong dan anaknya telah kabur dari rumah.

Dengan diliputi rasa sedih dan gelisah sang ayah terus mencari anaknya, dan akhirnya diketahui bahwa anak itu telah pergi ke kota Madrid. Sang ayah menyadari akan bahaya dan dampak dari pergaulan buruk dan tindak kriminal di kota besar seperti Madrid, maka ia bergegas menuju kota Madrid. Namun ia juga kebingungan mencari dimana keberadaan anaknya, dia tidak dapat menemukan anaknya di kota yang sangat besar seperti itu.

Kemudian ia mempunyai ide untuk memasukkan pencarian anaknya ke surat kabar ibu kota, dan kemudian ia menuliskan di koran “El Liberal,” dengan tulisan :

“Paco.. Pulanglah! Temui papa di hotel Montana selasa siang, semua sudah dimaafkan."

Pada selasa siang seperti dituliskan di surat kabar “El Liberal” sang ayah pergi menuju hotel Montana, dan betapa kagetnya sang ayah ketika tiba disana, ia melihat ada 800 anak yang berkumpul untuk mencari ayah mereka.

Istilah “Paco” adalah sebutan atau nama panggilan untuk seorang anak laki-laki di Spanyol, jadi wajar saja banyak anak yang datang kesana. Namun jumlah 800 anak sangatlah banyak, dan memberi petunjuk bahwa banyak sekali anak-anak yang kehausan kasih dari ayah mereka.

Seringkali konflik dan perbedaan pendapat antar orangtua dan anak terjadi dalam rumah tangga, dan anak-anak mudah sekali tersinggung oleh sikap dan kata-kata orangtua mereka. Mudah sekali bagi mereka untuk mengambil keputusan untuk pergi meninggalkan rumah atau mengambil sikap acuh tak acuh dan tak mau berbicara lagi dengan orangtua mereka.

Peristiwa di atas memberi suatu pelajaran bahwa banyak sekali anak-anak yang terlantar di luar sana dan sangat membutuhkan kasih. Mereka mengharapkan uluran tangan dan kasih sayang serta pengampunan atas kesalahan yang mungkin mereka pernah lakukan.

Dengan sedikit perhatian, perasaan dikasihi, dirindukan dan dengan jaminan pengampunan, mereka akan segera kembali kepada orangtuanya. Kebanyakan anak-anak remaja sulit sekali untuk merendahkan diri mereka lalu datang meminta maaf kepada orangtuanya.

Saya yakin bahwa 800 “Paco” berharap bertemu dengan ayah mereka sambil membuka kedua tangan mereka menunggu ia berlari untuk kemudian dipeluk ayahnya.

Mereka membutuhkan suatu rasa aman dan suatu penerimaan dan jaminan bahwa mereka diampuni. Mereka ingin mendengar kata-kata dari orangtua mereka:

“SEMUA SUDAH DIMAAFKAN..KAMU DIMAAFKAN..PULANGLAH KE KELUARGAMU..KAMI MENGASIHIMU!"

Source : inspirasijiwa.com

Wednesday, January 4, 2012

NILAI SEBUAH KADO

Ketika saya berumur 7 tahun, saya mendengar mama menelpon temannya dan sepertinya ia ditanya sesuatu. Mama tersipu mengiyakan bahwa besok adalah hari ulang tahunnya.

Setelah mendengar pembicaraan itu, saya tiba-tiba teringat dua hal.

Pertama adalah saya sama sekali tidak tahu bahwa mama juga mempunyai ulang tahun. Kedua adalah didalam ingatan saya mama sama sekali tidak pernah menerima kado ulang tahun.

Setelah mengetahui ulang tahun mama, ada hal yang perlu saya lakukan. Saya memecahkan tabungan babi saya dan mengeluarkan semua uang yang ada didalamnya. Kemudian saya pergi ke sebuah toko dekat rumah kami, membeli sebuah pita rambut yang berwarna-warni lalu membungkusnya dengan kertas kado.

Rambut mama sangat indah, tetapi dia selalu menyanggulnya lalu dengan sebuah kerudung hitam menutupinya. Saya rasa rambut mama yang indah sepantasnya harus memakai pita yang warna-warni ini, mama pasti akan suka kado yang saya berikan ini.

Keesokan harinya, saya datang ke hadapan mama, memberikan kepadanya kado yang dibungkus dengan kertas kado yang cantik ini serta berkata, “Mama, selamat ulang tahun!”

Mama yang sedang membereskan peralatan makan menghentikan pekerjaannya, tidak mengucapkan sepatah katapun. Lalu perlahan-lahan dia membuka kertas kado, tiba-tiba saya melihat didalam mata mama ada air mata. Entah kenapa, ketika mama melihat pita rambut ini mama tiba-tiba menangis.

“Mama, maaf, saya telah melakukan kesalahan apa?” saya mengira saya melakukan kesalahan sehingga membuat mama menangis, saya menjadi gelisah.

“Sayangku, mama sangat gembira!” kata mama.

Saya memandang ke matanya, bola mata mama penuh airmata tetapi wajahnya sedang tersenyum.

"Engkau tahu, kenapa mama menangis? Karena, ini adalah hadiah pertama seumur hidup yang pernah mama terima," kata Mama dengan bangga.

Mama lalu mencium pipi saya, sambil menggerakkan badannya mama berkata kepada kakak saya, “lihat, lihat, ini hadiah ulang tahun yang diberikan oleh Richard.”

Berikutnya dia mengatakan lagi kepada papa saya, “Lihat, lihat ini hadiah ulang tahun yang diberikan oleh Richard.”

Setelah selesai berkata dia menyisir rambutnya dan memasang pita yang saya hadiahkan.

Papa lalu berkata, “Richard, sewaktu papa kecil, papa sama sekali tidak terpikir memberi kado kepada orang tua, biasanya hanya orang tua yang memberikan kado ulang tahun untuk anak kecil. Mamamu masa kecilnya sangat miskin, papanya sama sekali tidak pernah memberikan kado ulang tahun. Tetapi hari ini, coba engkau lihat engkau membuat mamamu sangat gembira. Hal ini menyadarkan saya bahwa kado ulang tahun adalah hal yang sangat penting. Yang saya akan katakan adalah anakku, engkau telah memulai sesuatu hal yang baik.”

Perbuatan saya sebagai awal yang baik, mulai saat itu, setiap tahun ketika mama ulang tahun dia akan mendapat kado ulang tahun dariku, kakak dan papa. Tentu saya, ketika kami semakin dewasa, sudah dapat mencari uang, kado yang kami berikan semakin lama semakin mahal. Ketika kami mengadakan pesta ulang tahun mama yang ke-70, saya bergabung dengan kakak memberikan kalung berlian dan permata kepada mama, yang langsung dipakainya dihadapan para tamu sanak famili.

Setelah semua tamu sudah pulang, saya tanpa sengaja mendengar percakapan papa dan mama yang berada dikamar. Papa berkata, “Anak-anak sudah bersusah payah, saya rasa ini adalah hadiah paling berharga yang engkau terima selama bertahun-tahun ini.”

“Sayangku” mama dengan lembut menjawab, “Kado ini memang sangat berharga. Tetapi, bukan kado yang paling bagus. “

Papa bertanya lagi: “Lalu, kado yang paling bagus yang engkau terima adalah kado apa?”

Mama berkata, “Kado pada ulang tahun saya yang ke-30 sebuah pita rambut, yang dibelikan oleh Richard.”

Ketika mendengar sampai disana, airmata hangat saya mengalir.

NILAI BAGUS SEBUAH KADO ATAU HADIAH BUKAN DILIHAT DARI HARGANYA..NAMUN TERSIMPAN MAKNA YANG MENDALAM BAGI YANG MENERIMANYA.

Source : erabaru (hui/ch)

Tuesday, January 3, 2012

7 KEAJAIBAN DUNIA YANG SESUNGGUHNYA

Murid-murid sebuah sekolah menengah pertama di Chicago sedang belajar tentang 7 Keajaiban Dunia. Di akhir pelajaran, para murid diminta untuk membuat daftar apa saja yang mereka anggap sebagai 7 Keajaiban Dunia.

Meskipun ada beberapa pendapat yang berbeda, hasil yang paling banyak menunjukkan bahwa 7 Keajaiban Dunia adalah: 1. Piramida terbesar di Mesir 2. Taj Mahal di India 3. Grand Canyon di Arizona 4. Terusan Panama 5. The Empire State di New York 6. Basilika Santo Petrus 7. Tembok besar China.

Sambil mengumpulkan daftar tentang 7 Keajaiban Dunia tersebut, sang guru memperhatikan seorang siswI, seorang gadis yang pendiam. Gadis ini masih sibuk dengan daftarnya, jadi sang guru bertanya apakah dia mempunyai masalah dengan tugasnya. Si gadis pendiam ini menjawab,

"Iya, ada sedikit masalah. Saya bingung menentukan 7 Keajaiban Dunia karena ada begitu banyak keajaiban di dunia ini."

Gurunya menjawab, "Baik, katakan pada kita daftar yang kamu punya, dan mungkin kita dapat membantu."

Si gadis sedikit ragu, lalu membaca daftar yang ia punya, "Saya rasa 7 Keajaiban Dunia adalah: 1. Bisa menyentuh 2. Bisa berbicara 3. Bisa melihat 4. Bisa mendengar (Dia kembali ragu, lalu kembali berbicara..) 5. Bisa merasa 6. Bisa tertawa 7. Dan bisa mencintai"

Ruang kelas itu sunyi seketika, bahkan semua orang bisa mendengar bila ada koin yang terjatuh di ruangan tersebut.

Kisah ini sedikit mengingatkan kita bahwa kadang hal-hal kecil dan terlihat biasa adalah hal terindah yang kita miliki.

Kita lupa untuk bersyukur akan apa yang kita punya, sedangkan di luar sana banyak orang yang tidak dapat mendengar, buta, tidak dapat tertawa karena dirundung duka, serta perang yang terjadi di mana-manapun menunjukkan kurangnya kita mencintai sesama.

Bersyukur pada hal-hal kecil akan membuat kita menghargai apa yang kita miliki. Membuat dunia terasa indah dengan cinta dan kedamaian adalah keajaiban yang tidak pernah kita sadari.

SO..BE THANKFUL TO GOD FOR EVERYTHING HE HAS GIVEN FOR US!

Source : kapanlagi.com (inspirasipagi.imeldafm)

Monday, January 2, 2012

WAJAH SEORANG MALAIKAT

Andrew dipenjara di kamp konsentrasi Nazi di perbatasan Polandia, ketika itu dia berusia 12 tahun. Mereka sekeluarga adalah orang Yahudi, kedua orang tuanya telah dibunuh oleh Nazi.

Andrew kecil ketika teringat kematian tragis orang tuanya merasa sangat sedih dan putus asa dia sering menangis. Walaupun usianya masih kecil, tetapi dia sangat tahu orang-orang Yahudi yang berada di kamp konsentrasi ini tidak ada seorangpun dapat keluar dari sana dalam kondisi hidup-hidup.

Mereka jika tidak dikirim ke kamar gas tentu akan dikirim ke tiang gantungan akan dieksekusi, kematian hanyalah soal waktu saja. Oleh sebab itu dia merasa putus asa, dia ingin menyusul ibu ayahnya, tetapi pada kenyataannya, mati di tempat yang seperti neraka ini tidaklah mudah.

Pada suatu sore dimusim dingin, didalam kamp konsentrasi sangat dingin, baju Andrew yang tipis dan compang camping sama sekali tidak bisa menahan angin yang menembus sampai ke tulang sumsum. Dia pergi ke lapangan rumput yang berada diselatan untuk berjemur matahari.

Pada saat ini dia melihat keluar dari pagar kawat berduri. Di jalan kecil ada seorang gadis yang berkepang dua sedang berjalan dan bernyanyi. Gadis kecil ini kira-kira seumuran 8-9 tahun. Bola matanya hitam dan besar, pipinya yang merah, bulu mata yang lentik, kelihatannya sangat cantik, ketika dia melihat Andrew kecil yang sedang gemetar, dia menghentikan langkah kakinya, matanya yang besar memandang Andrew dengan terkejut.

Andrew dipandang demikian menjadi malu, lalu menundukkan kepalanya, akan beranjak dari sana. Gadis kecil ini memanggilnya, “Hai, engkau dipenjarakan di tempat ini? Andrew mengangukkan kepalanya.

Gadis itu berkata lagi, “Lalu dimana ayah ibumu?”

Bola mata Andrew menjadi merah, gadis kecil ini melihat gelagat tersebut tidak tahu harus berbuat apa, dengan tergesa-gesa dia segera menghibur,

“Jangan menangis, jangan menangis, saya akan memberikan anda permen.”

Sambil berkata demikian gadis kecil ini dari sakunya mengeluarkan sebuah permen diberikan ke tangan Andrew.

Keesokan harinya pada waktu yang sama, Andrew pergi ke pagar kawat berduri, dia melihat gadis itu telah berdiri disana menunggunya, ketika dia mendekat, gadis ini memberikan kepadanya sebuah permen. Seterusnya selama beberapa hari, gadis itu tetap berada disana menunggunya, memberikan kepadanya sebuah permen.

Ketika malam hari akan tidur Andrew dengan diam-diam dia akan memakan permennya, permennya terasa manis, manis sampai kedalam hatinya.

Walaupun sudah tertidur, didalam mimpinya dia bermimpi bertemu dengan gadis cantik yang bernama Annie ini. Seiring dengan waktu, didalam hati mulai timbul rasa hangat yang belum pernah dirasakan, dia kembali mempunyai semangat hidup lagi, dia sering berkata kepada dirinya bahwa gadis kecil ini adalah seorang malaikat yang diutus Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya.

Pada suatu malam, tiba-tiba Andrew terbangun dari tidurnya, dia melihat tentara NAZI mendorong mereka semua masuk ke dalam mobil truk, disekelilingnya suara tangisan membuat suasana sangat kacau.

Andrew lalu berpikir, gawat, mereka pasti akan digiring ke kamar gas atau tiang gantungan, hatinya sangat kalut, lalu dia melarikan diri, dia harus ke pagar, harus mengucapkan perpisahannya kepada malaikatnya. Tetapi hanya beberapa langkah dia berlari, dia telah dikejar oleh para tentara, serta dengan gagang senapang memukulnya hingga pingsan.

Sangat beruntung ketika mereka sedang digiring ke mobil truk, tentara sekutu menyerang dan menyelamatkan mereka semua.

Tidak terasa 20 tahun telah berlalu, Andrew sekarang telah pindah ke Amerika, dan bekerja sebagai pengacara di sebuah biro hukum, berkat kerja kerasnya dia menjadi pengacara yang terkenal di New York. Yang mengherankan adalah walaupun dalam kariernya dia sangat sukses, tetapi sampai sekarang dia masih bujangan

Banyak orang yang memperkenalkan gadis-gadis kepadanya tetapi dia sama sekali tidak tertarik dan menolak, didalam hatinya hanya ada gadis kecil Annie. Dia pernah kekota kecil itu mencarinya, tetapi para tetangganya mengatakan dia telah pindah entah kemana.

Pada suatu hari Mrs Robert, istri bossnya ingin memperkenalkannya dengan seorang gadis. Dikarenakan tidak dapat menolak, dengan terpaksa dia pergi ke ruang tamu Mr. Robert dia melihat ada seorang gadis manis dengan senyum yang hangat sedang berada disana. Mrs. Robert memperkenalkan mereka, gadis ini bernama Jennifer, dia adalah seorang imigran dari Polandia, sekarang mengajar kimia di sebuah sekolah swasta di New York.

Andrew setelah mendengar gadis ini adalah imigran Polandia, hatinya tergetar. Mereka berdua mulai mengobrol. Kelihatannya Andrew dan Jennifer dapat mengobrol dengan akrab. Dua bulan kemudian Andrew mengundang Jennifer bertamu ke rumahnya.

Setelah Jennifer berada dirumah Andrew, Andrew membawa Jennifer mengelilingi rumahnya, ketika Jennifer duduk di ruang tamu, dia melihat ada sebuah album photo. Dia membuka album tersebut didalamnya tidak ada sebuah photopun yang ada hanya kertas permen yang berwarna-warni, dalam keadaan linglung Jennifer melihat album photo ini.

Andrew tiba dihadapannya dan mengambil album tersebut dengan perasaan yang mendalam, tangannya dengan lembut mengelus kertas-kertas permen tersebut. Lalu dengan lembut menceritakan kepada Jennifer tentang asal usul kertas-kertas permen tersebut. Dia berkata selama 20 tahun ini, dia selalu dalam mimpinya memimpikan malaikat didalam hatinya ini. Dia juga bercerita dia pernah pergi ke kota kecil tersebut mencari Annie tetapi dia telah pindah dari sana.

Siapa tahu setelah mendengar cerita Andrew, dengan mata tercengang Jennifer memandang kepada Andrew serta berkata,

“Apa, engkau adalah anak lelaki kecil yang berada di pagar kawat duri yang memandang keluar tersebut?”

Jennifer berhenti sebentar, dengan wajah merona melanjutkan :

“Saya adalah gadis kecil yang bernama Annie tersebut, Annie adalah nama panggilan saya sewaktu kecil.”

"Sepuluh tahun yang lalu saya pindah dari kota kecil Polandia ke Amerika, saya masih ingat ketika itu engkau berdiri dipagar kawat berduri sedang menggigil kedinginan, oh Tuhan… engkau masih menyimpan kertas-kertas permen ini, saya sangat terharu.”

Ucapannya ini membuat Andrew tergetar, lalu dia memegang kedua bahu Jennifer dan bertanya dengan suara gemetar,

”Benarkah engkau Annie, malaikatku?” Jennifer mengangguk-anggukkan kepalanya, Andrew dengan terharu memeluk dengan erat Jennifer, airmatanya menetes dengan deras, dengan suara terbata-bata berkata,

“Terima kasih Tuhan, akhirnya Engkau membiarkan saya menemukan malaikat saya!”

Seperti apa sih wajah malaikat itu?

Wajah malaikat itu seperti seseorang asing yang tiba-tiba menolongmu di jalan…seseorang yang berbagi makanan denganmu, sekalipun ia juga sedang kelaparan…seseorang yang memberikanmu segelas susu, saat kau meminta air putih…seseorang yang tak melihat warna kulitmu, juga berapa uang di sakumu saat mengajakmu bermain…seseorang yang mungkin tubuhnya gemuk, kurus, rambutnya panjang atau pendek, atau bahkan tak memiliki rambut sebatang pun…seseorang yang selalu memberikan senyuman manisnya, di saat kau marah dan berteriak padanya...seseorang yang memberikan jaketnya saat melihat kau kedinginan, dan menyelimutimu agar kau tetap hangat…seseorang yang memberikan separuh tempat duduknya, agar kau bisa duduk bersamanya.

Iya..seseorang yang terkadang hadir di hidupmu melalui sosok seorang musuh, teman, kekasih, keluarga, bahkan orang yang mungkin pernah membuatmu kecewa. Sulit sekali melihat mereka dengan mata tertutup. Tetapi percayalah mereka ada di tempat dimana kau ingin melihatnya.

SESUNGGUHNYA TUHAN BISA MEMAKAI SIAPA SAJA UNTUK MENJADI MALAIKAT DALAM HIDUP KITA. DAN SEMOGA DI TAHUN 2012 INI KITA BISA MENJADI MALAIKAT YANG HADIR DALAM HIDUP ORANG LAIN :) AMIN..

Source : erabaru/inspirasipagi.imeldafm