Kisah Kisah Kita

Saturday, October 22, 2011

1 DOLLAR 11 SEN

Sally baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi. Ia sedang menderita sakit parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bisa menyelamatkan jiwa Georgi, tapi mereka tidak punya biaya untuk itu. 

Sally mendengar ayahnya berbisik, “Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang.”

Sally pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat..tiga kali. Nilainya harus benar- benar tepat.Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di sudut jalan. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian. Sang apoteker terlalu sibuk untuk orang lain..dia tidak memperdulikan anak berusia delapan tahun itu.

Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal. Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. Berhasil!

“Apa yang kamu perlukan?” tanya apoteker tersebut dengan suara marah. “Saya sedang berbicara dengan saudara saya.”

“Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya,” Sally menjawab dengan nada yang sama. “Dia sakit..dan saya ingin membeli keajaiban.”

“Apa yang kamu katakan?,” tanya sang apoteker.

“Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan jiwanya sekarang. Jadi berapa harga keajaiban itu?”

“Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Saya tidak bisa menolongmu.”

“Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya.”


Seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, “Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu?”

“Saya tidak tahu,” jawab Sally. Air mata mulai menetes di pipinya. “Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu

membayarnya..tapi saya juga mempunyai uang.”

“Berapa uang yang kamu punya ?” tanya pria itu lagi.

“Satu dollar dan sebelas sen,” jawab Sally dengan bangga. “Dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini.”


“Wah, kebetulan sekali,” kata pria itu sambil tersenyum. “Satu dollar dan sebelas sen..harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu”.

Dia Mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Sally sambil berkata, “Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu.” 


Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal.

Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Georgi dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat. Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut.

“Operasi itu,” bisik ibunya, “adalah seperti keajaiban.


"Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya”. Sally tersenyum.

ANDA TAHU BERAPA HARGA KEAJAIBAN ITU? SALLY TAHU SECARA PASTI HARGA KEAJAIBAN TERSEBUT...1 DOLLAR 11 SEN + KEYAKINAN = KEAJAIBAN
 

Source : Unknown

PERUBAHAN ITU DARI DALAM

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir,

"Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya." 

Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana, Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.
 

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, 

"Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja." 

Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut "sandal".

Ada pelajaran yang berharga dari cerita ini. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala, kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri, dan bukan dengan jalan mengubah dunia itu.

Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia, dalam pikiran kita, kadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia, kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yang terlibat di sana, sebab seringkali dalam pandangan kita dunia adalah bayangan diri kita sendiri.
 

Jalan kehidupan yang kita tempuh terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?
 

PERUBAHAN ITU SEHARUSNYA DALAM DIRI ANDA.

Source : jawaban.com

Friday, October 21, 2011

OLIMPIADE YANG ISTIMEWA


Beberapa tahun lalu, diadakan olimpiade khusus orang-orang cacat di seattle. Saat itu dilakukan pertandingan lari jarak 100 meter. Sembilan pelari telah bersiap-siap di tempat start masing-masing. Ketika pistol tanda pertandingan dibunyikan, mereka semua berlari, meski tidak tepat berada di garis lintasannya, namun semuanya berlari dengan wajah gembira menuju garis finish dan berusaha untuk memenangkan pertandingan.

Tiba-tiba, seorang anak laki-laki peserta pertandingan tersandung dan jatuh berguling-guling. Ia lalu terduduk dan menangis. Delapan pelari mendengar tangisan anak laki-laki yang terjatuh itu. Mereka lalu memperlambat lari mereka dan menoleh ke belakang. Mereka semua berbalik dan berlarian menuju anak laki-laki itu. Semuanya, tanpa terkecuali.

Seorang gadis yang menyandang cacat keterbelakangan mental menunduk, memberikan sebuah ciuman kepadanya dan berkata,
"Semoga ini membuatmu merasa lebih baik." 
Kemudian, kesembilan pelari itu saling bergandengan tangan, berjalan bersama menyelesaikan pertandingan menuju garis finish.

Seluruh penonton yang ada di stadion itu berdiri, memberikan salut selama beberapa lama. Mereka yang berada di sana tak bosan-bosannya terus menceritakan peristiwa ini dari mulut ke mulut. Mengapa? Karena di dalam hati kita, kita tahu bahwa dalam hidup ini tidak ada yang jauh lebih berharga daripada kemenangan bagi kita semua.

YANG TERPENTING DALAM HIDUP INI ADALAH SALING MENOLONG MERAIH KEMENANGAN..MESKI KITA HARUS MENGALAH DAN MENYESUAIKAN DIRI.
 

Source : jawaban.com

AKU KANGEN AYAH

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Budi, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.

“Kok, belum tidur?” sapa Rudi sambil mencium anaknya. 


Biasanya, Budi memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. 

Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Budi menjawab, “Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?”

“Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?”

“Ah, enggak. Pengen tahu aja.”

“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?”

Budi berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Budi berlari mengikutinya.

“Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong,” katanya.

“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,” perintah Rudi. Tetapi Budi tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Budi kembali bertanya, “Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?” “Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini?

Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.”

“Tapi, Ayah…” Kesabaran Rudi habis.

“Ayah bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Budi. 


Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Budi di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Budi didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, “Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Budi. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok’ kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih.”

“Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini.”

“Iya,iya, tapi buat apa?” tanya Rudi lembut.

“Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah,” kata Budi polos.

Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.

KEBANYAKAN ORANG SELALU MENUKARKAN WAKTUNYA UNTUK UANG, SEHINGGA TANPA DISADARI JARANG SEKALI PUNYA WAKTU UNTUK ORANG-ORANG YANG DICINTAI. 


Source       : obor motivasi
Picture by  : devidewita.wordpress.com

Thursday, October 20, 2011

KISAH CINTA SEORANG ANAK

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja.
 

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam.

Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk.

Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun..telah berlalu sejak kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.

Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu. Tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore itu saya memarkir mobil biru saya di
samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. 


“Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”

“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” Aku menceritakannya juga dengan terisak-isak.Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan "Eric.. Eric…"

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama. Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya.
 

Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau :

“Hei..siapa kamu? Mau apa kau kemari?”

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?” 


Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.

Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu. Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”

Saya pun membaca tulisan di kertas itu,


“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom.” 

Saya menjerit histeris membaca surat itu,

“Bu, tolong katakan…katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang. Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..” 

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana. Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini. Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya disana.”

PENYESALAN SEBELUM KEJADIAN ADALAH KEBERUNTUNGAN. PENYESALAN SETELAH KEJADIAN ADALAH KESIA-SIAAN. MAKA BERBUATLAH HAL TERBAIK UNTUK BUAH HATI ANDA.
 

Source       : Christine Wili
Picture by  :  jak-tv.com

MENGASIHI DISAAT YANG TEPAT

Robertson MC Quilkin mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai Rektor di Universitas Internasional Columbia dengan alasan ingin merawat istrinya, Muriel, yang sakit Alzheimer, yaitu gangguan fungsi otak.

Muriel sudah seperti bayi, tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk makan, mandi dan buang air pun ia harus dibantu. Robertson memutuskan untuk merawat istrinya dengan tangannya sendiri, karena Muriel adalah wanita yang sangat istimewa baginya.

Namun pernah suatu kali ketika Robertson membersihkan lantai bekas ompol Muriel dan di luar kesadaran Muriel malah menyerakkan air seninya sendiri, maka Robertson tiba-tiba kehilangan kendali emosinya. Ia menepis tangan Muriel dan memukul betisnya, guna menghentikannya.

Setelah itu Robertson menyesal dan berkata dalam hatinya, "Apa gunanya saya memukulnya, walaupun tidak keras, tetapi itu cukup mengejutkannya. Selama 44 tahun kami menikah, saya belum pernah memukulnya karena marah, namun kini di saat ia sangat membutuhkan saya, saya memperlakukannya demikian. Ampuni saya, ya Tuhan,"

Lalu tanpa peduli apakah Muriel mengerti atau tidak, Robertson meminta maaf atas hal yang telah dilakukannya.

Pada tanggal 14 Februari 1995, Robertson dan Muriel, memasuki hari istimewa karena pada tanggal itu di tahun 1948, Robertson melamar Muriel. Dan pada hari istimewa itu Robertson memandikan Muriel, lalu menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan Muriel dan pada malam harinya menjelang tidur ia mencium dan menggenggam tangan Muriel lalu berdoa, 


"Tuhan yang baik, Engkau mengasihi Muriel lebih dari aku mengasihinya, karena itu jagalah kekasih hatiku ini sepanjang malam dan biarlah ia mendengar nyanyian malaikat-Mu. Amin!"

Pagi harinya, ketika Robetson berolah-raga dengan menggunakan sepeda statisnya, Muriel terbangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk mengambil posisi yang nyaman, kemudian melempar senyum manis kepada Robertson. Untuk pertama kalinya setelah selama berbulan-bulan Muriel yang tidak pernah berbicara memanggil Robertson dengan suara yang lembut dan bening, 


"Sayang..." Robertson melompat dari sepedanya dan segera memeluk Muriel..

"Kau benar-benar mencintaiku bukan?" tanya Muriel.


Setelah melihat anggukan dan senyum di wajah Robetson, Muriel berbisik, "Aku bahagia!" Dan ternyata itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Muriel kepada Robertson.

MEMELIHARA DAN MEMBAHAGIAKAN ORANG-ORANG YANG SUDAH MEMBERI ARTI DALAM KEHIDUPAN KITA ADALAH SUATU IBADAH.

Source : jawaban.com

Wednesday, October 19, 2011

SEDIKIT DEMI SEDIKIT LAMA LAMA MENJADI BUKIT

Pepatah ini sederhana saja, "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit." Kita biasa mengartikannya bahwa bila kita mengumpulkan sesen demi sesen, pada saatnya kita akan mendapatkan sepundi. Namun sesungguhnya pepatah ini tidak sekedar berbicara tentang hidup hemat, atau ketekunan menabung.
 

Pepatah ini menyiratkan tentang sesuatu yang lebih berharga dari sekedar sekantung keping uang, yaitu..bila kita mampu mengumpulkan kebaikan dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka lambat laun kita akan dapati kebesaran dalam jiwa kita.

Bagaimanakah tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa sang pemiliknya? Yaitu.. bila disertai dengan secercah kasih sayang di dalamnya seperti..ucapan terima kasih, seulas senyum, sapaan ramah, atau pelukan bersahabat..

MELAKUKAN HAL YANG SEPELE, NAMUN DALAM LIPUTAN KASIH SAYANG. IA JAUH LEBIH TINGGI DARI BUKIT TABUNGAN ANDA.
 

Source       :  jawaban.com
Picture by  :  lifeofsamurianz.blogspot.com

BUKAN AKU TAK CINTA

Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya depan rumah. Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi.
 

Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan tidak digubrisnya.

Pukul 18.30.
Tinnn.......Tiiiinnnnn.......Cassie kecil melompat girang.. Mama pulang.. Papa pulang..Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Cassie juga yang tentunya belum mengerti banyak. Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.
 

"Mama, mama.... Mama, mama...." Cassie menggerak-gerakkan tangan Mama.
 

Mama diam saja. Dengan cemas Cassie bertanya, "Mama sakit ya? Mananya yang sakit? Mam, mana yang sakit?" Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata.
 

Cassie makin gencar bertanya, "Mama, mama... mana yang sakit? Cassie ambilin obat ya? Ya? Ya?"

Tiba-tiba... "Cassieeee..Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!" Mama membentak dengan suara tinggi. Kaget, Cassie mundur perlahan.
 

Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung. "Cassie salah apa? Cassie sayang Mama...Cassie salah apa? Takut..takut.." Cassie menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya. 

Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya: "Mama, Cassie salah apa? Mama tidak suka dekat-dekat Cassie? Cassie mengganggu Mama? Cassie tidak boleh sayang Mama?"

Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.

Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak lagi kecil. Cassie bertambah tinggi. Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa. 


TIN.. TIIIIN !
 

Hmm..Mama pulang. Papa pulang. Cassie menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan. 

"Cassie mana?". "Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya."

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka: "Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku. Apa salahku? Apa dosaku? Ahh, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu."

Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari jauh..Dari tempat dimana ia tidak akan terluka.

Sambil menangis Cassie berkata.."Mama..Papa..katakan padaku..bagaimana caranya memeluk seekor landak?"

KITA MELAMPIASKAN 99% KEMARAHAN JUSTRU KEPADA ORANG YANG PALING KITA CINTAI..DAN AKIBATNYA SERINGKALI ADALAH FATAL.

Source : Disadur dari "Tulang Rusuk", oleh Michael
(Created by : Lisa)

Tuesday, October 18, 2011

KISS (Keep It Simple Stupid)

Ini bagus , memang kadang-kadang kita disekolahin tinggi-tinggi malah bikin kita jadi mikir yang susah-susah, padahal penyelesaiannya bisa jadi sangat mudah..org yg ga sekolah pun bisa menyelesaikannya hehehe

Efisiensi adalah suatu hal yang penting di dalam dunia manajemen. Sebagai seorang anggota tim yang baik, kita memiliki tanggung jawab bukan hanya dalam membawa tim kita mencapai tujuan bersama, tetapi juga tanggung jawab dalam mencari cara terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang terjadi. Tetapi seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Mari kita coba lihat dalam dua kasus di bawah ini:

1. Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong. Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah di pack ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong.

Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda . Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri
yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.

2. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar.
Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi
nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai
dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.

Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia? Mereka menggunakan PENSIL :)

Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Stupid), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang awam sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah.

Bila kita melihat pada apa yang tidak kita punya dalam hidup kita..kita tidak akan memiliki apa apa..menghadapi masalah juga terasa rumit..harus begitu..harus begini..harus beginu..butuh biaya tinggi lah..Dan cenderung pesimis untuk bisa men-solve masalah itu..

Tetapi bila kita melihat pada apa yang ada di dalam tangan kita..kita memiliki segalanya.. Dan kita melihat masalah-masalah juga dalam lingkup yang jauh lebih kecil dan sederhana..

SO.. KEEP IT SIMPLE STUPID :)


Picture by : 37signals.com

CARA PANDANG TERHADAP BEBAN

Bukan berat beban yang membuat kita stres, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut. Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stres, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: 

"Seberapa berat menurut Anda kira-kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. 


"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin Anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." Lanjut Covey. "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan..sore hari, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak Anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

JANGAN SELALU MEMIKIRKAN BEBAN. BANYAK HAL HAL INDAH YANG BISA KITA RASAKAN DI DUNIA INI. HAL TERINDAH DAN TERBAIK DI DUNIA TIDAK DAPAT DI LIHAT ATAU DI SENTUH. TAPI DAPAT DIRASAKAN JAUH DI RELUNG HATI KITA.
 

Source : cerita kristen

Monday, October 17, 2011

TERIMA KASIH AYAH

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.
 

Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. "Bagaimana perjalanan
kali ini?"
 

"Wah, sangat luar biasa Ayah"
 

"Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin" kata ayahnya.
 

"Oh iya" kata anaknya
 

"Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?" tanya ayahnya.
 

Kemudian si anak menjawab. "Saya saksikan bahwa : Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat. Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya. Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari. Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh. Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita. Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya. Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri. Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi"

Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.
 

Kemudian sang anak menambahkan "Terimakasih Ayah, telah menunjukkan kepada saya betapa miskinnya kita."

Sebenarnya betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang. Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Sang Pencipta sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk meminta lebih. 




IYA..APA YANG DIANGGAP TIDAK BERHARGA OLEH SESEORANG TERNYATA MERUPAKAN DAMBAAN BAGI ORANG LAIN. SEMUA INI BERDASARKAN KEPADA CARA PANDANG KITA MASING-MASING :)

BERSIAP MENGHADAPI KEHILANGAN

Bila Anda siap mendapatkan, sudahkah Anda juga siap kehilangan?

Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah, menangis, protes pada takdir, hingga bunuh diri. Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama, yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar?

Barangkali kisah yang saya adaptasi dari "The Healing Stories" karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan inspirasi :

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur.

Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang- barang rumah tangga yang layak.
 

Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.

"Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok- penyok," gerutunya kecewa. 


Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank. "Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran. 

Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. 


Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan toples. 

Setelah ia membeli lembaran kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel.
 

Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal.

Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. 


Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.

Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak,mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. 


Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata,  "Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?"

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa..bukan apa apa.. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi.."

Hmm..Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Ada kalimat yang saya suka sekali dalam menempatkan diri dalam kehidupan:
 

" Kemenangan Hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai."

"HIDUPLAH SEPERTI ANAK-ANAK YANG DAPAT MENIKMATI TANPA HARUS MENGUASAI"
 

Sunday, October 16, 2011

RAJA DAN KE 4 ISTERINYA

Dahulu kala ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri. Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang paling enak. Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri.

Dia juga sangat memuja isteri ketiganya dan selalu memamerkannya ke pejabat-pejabat kerajaan tetangga. Itu karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan meninggalkannya.

Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan hatinya, yang akan selalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya. Pada saat sang raja menghadapi suatu masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya hanya pada isteri kedua karena dia bisa membantunya melalui masa-masa sulit itu.
 

Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya. Akan tetapi, si raja tidak peduli terhadap isteri pertamanya ini meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja untuk memperhatikan isterinya itu.

Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kematiannya sudah dekat.

Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berpikir. Saat ini aku memiliki 4 isteri disampingku, tapi ketika aku pergi, mungkin aku akan sendiri.
 

Lalu bertanyalah ia pada isteri keempatnya, "Sampai saat ini, aku paling mencintaimu, aku sudah menghadiahkanmu pakaian-pakaian yang paling indah dan memberi perhatian yang sangat besar hanya untukmu. Sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku?"

"Tidak akan!" balas si isteri keempat itu, ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya.

Raja yang sedih itu kemudian berkata pada isteri ketiganya, "Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku. Sekarang aku sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku?"

"Tidak!" sahut sang isteri. "Hidup ini begitu indah! Saat kau meninggal, akupun akan menikah kembali!"

Perasaan sang rajapun hampa dan membeku.

Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya pada isteri keduanya, "Selama ini, bila aku membutuhkanmu, kau selalu ada untukku. Jika nanti aku meninggal, apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku?"

"Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaaanmu!" jawab isteri keduanya. "Yang bisa aku lakukan,hanyalah ikut menemanimu menuju pemakamanmu."

Lagi-lagi, jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya.

Tiba-tiba, sebuah suara berkata:"Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi." Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari siapa yang berbicara dan terlihatlah olehnya isteri pertamanya. 


Dia kelihatan begitu kurus, seperti menderita kekurangan gizi. Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata sendu, 

"Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku masih punya banyak kesempatan!"

Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai 4 isteri..dalam hidup kita Isteri ke empat kita adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita habiskan untuk

mendandaninya. 

Kemudian Isteri ketiga kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.

Sedangkan isteri kedua kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama waktu yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita hingga ke pemakaman.

Dan akhirnya isteri pertama kita adalah jiwa, roh, iman kita, yang sering terabaikan karena sibuk memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu. Padahal, jiwa, roh, atau iman inilah yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi.

Jadi perhatikan, tanamkan dan simpan baik-baik dalam hatimu sekarang!

ISILAH HARI-HARI ANDA DENGAN HAL TERBAIK YANG BISA ANDA TUNJUKKAN PADA DUNIA..LET IT SHINE!

WAKTU YANG TEPAT

Jaman dahulu kala, ada dua orang pendekar yang sangat ahli bela diri. Yang satu seorang pria dengan kemahiran berpedang yang tiada tandingan. Seorang lagi adalah wanita tercantik dgn ilmu bela diri yang hebat serta memiliki hati yg baik. Keduanya adalah pasangan yang sangat cocok satu sama lain. Hanya ada satu masalah.

Mereka tidak pernah menyatakan perasaan masing-masing.

Keduanya saling menghargai, menyukai serta mencintai satu sama lainnya.Hanya karena keduanya berasal dari perguruan yang saling bermusuhan, serta karena sang pria telah berjanji menganggap sang wanita sebagai adik karena sahabatnya, yang dahulu hampir menikah dengan sang gadis, sebelum meninggal memintanya menjaga sang gadis.

Keduanya menjaga dan menahan perasaan mereka selama puluhan tahun, sementara mereka bersama membasmi kejahatan, berpetualang ke tempat berbahaya dan mengadu nyawa bersama.

Keduanya menyimpan perasaan walaupun keduanya tahu perasaan masing-masing.

Hingga suatu hari, ketika bertarung, sang pria terkena pisau dan tak akan tertolong lagi karena lukanya terlalu parah.

Sang gadis menangis menemuinya, tak mampu berkata apa-apa. Sang pria hanya memiliki beberapa waktu lagi didunia. Nafasnya hanya tinggal beberapa hembusan saja.

Dan disaat sebelum menghembuskan nafas yang terakhir, akhirnya sang pria menyatakan cintanya pada sang gadis, "Aku mencintaimu. Hanya kamu, dari dulu."

Dan sang gadis hanya mampu meratapi kepergian sang pria yang dicintainya sejak dulu.

Terkadang kita memiliki kesempatan untuk mengungkapkan perasaan pada seseorang yang kita

sayangi, atau mungkin kita ingin meminta maaf atas kesalahan dan kata-kata yang menyakitkan kepada sahabat,pasangan, orang tua kita, atau mungkin juga anak-anak kita. Jangan takut, malu, takut ditolak, ataupun hal-hal yang bermacam lainnya.

KARENA SETIAP HARI ADALAH WAKTU YANG TEPAT UNTUK MELAKUKAN DAN MEMPERKATAKAN HAL HAL BAIK. JANGAN TUNGGU WAKTU DAN KESEMPATAN BERLALU DARI DEPAN MATA!

Saturday, October 15, 2011

BERPIKIR POSITIF ITU ASYIK, WALAUPUN BERAT DILAKUKAN

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Dia punya satu  masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian,Virginia Satir tersenyum dan berkata kepada sang ibu :

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah ibu yang rapi dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" 


Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan,


"Itu artinya tidak ada seorangpun di rumahmu..ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi". 

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu dan kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu". Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tersebut.

"Sekarang bukalah mata ibu"  Ibu itu membuka matanya. 


"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?" 

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya."Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

Ini adalah kisah nyata Virginia Satir seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang : Saya BERSYUKUR:

1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain.
 

2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
 

3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan.
 

4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi.
 

5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami
dikelilingi banyak teman.
 

6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan.
 

7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras.
 

8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat.
 

9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun atau masih hidup.

BERSYUKURLAH DALAM SEGALA HAL YANG ANDA ALAMI DALAM HIDUP INI.

MANUSIA SUPER DI JEMBATAN SETIA BUDI

Siang ini February 6, 2008, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka mahluk mahluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya diatas jembatan penyeberangan setia budi, dua sosok kecil berumur kira-kira 8 tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam.

Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue diujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan, 


"Terima kasih Om!"

Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk kearah mereka.

Kaki2 kecil mereka menjelajah lajur lain diatas jembatan, menyapa seorang laki-laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi lagi sayup sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka.

Kantong hitam tempat stock tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, duapertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan.

Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum diwajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang manggayut langit Jakarta.

"Terima kasih ya mbak. semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah.

"Maaf , nggak ada kembaliannya ..ada uang pas nggak mbak?" Mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.

"Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan?" suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah.

" Nggak punya , tukas saya!" lalu tak lama si wanita berkata "Ambil saja kembaliannya , dik !" sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya kearah ujung sebelah timur.

Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti , lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget , setengah berteriak ia bilang.


"Sudah buat kamu saja , nggak apa..apa ambil saja!" 

Namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. "Maaf mbak , Cuma ada empat ribu , nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan!" 

Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya.

Tinggallah episode saya dan mereka, uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. mereka menghampiri saya dan berujar,


"Om, bisa tunggu ya, saya kebawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek!".

"Eeh .nggak usah ..nggak usah ..biar aja ..nih!" saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya tapi terus berlari kebawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.

Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, "Nanti dulu Om, biar ditukar dulu..sebentar"
 

"Nggak apa apa, itu buat kalian" Lanjut saya.
 

"Jangan ..jangan Om, itu uang om sama mbak yang tadi juga " anak itu bersikeras

"Sudah..saya Ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas! Saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat, secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya.

"Ini deh om, kalau kelamaan, maaf.." ia memberi saya delapan pack tissue.

"Buat apa?" saya terbengong

"Habis teman saya lama sih Om, maaf, tukar pakai tissue aja dulu" walau dikembalikan ia tetap menolak.


Saya tatap wajahnya , perasaan bersalah muncul pada rona mukanya . Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastic hitam tissuenya . Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah.

"Terima kasih Om.." 


Mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan, 

"Duit mbak tadi gimana? " 

Suara kecil yang lain menyahut "Lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin." 

Percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali kekantor dengan seribu perasaan.

Tuhan..Hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukkan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutera, mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang Tissue. 


Dua anak kecil yang begitu belia memiliki kemuliaan di umur mereka. 

"Hmm..u're only as honorable as what u do..saya membandingkan keserakahan kita, yang tak pernah ingin sedikitpun berkurang rizki kita"

Semoga pengalaman nyata ini mampu menggugah saya dan teman lainnya untuk lebih SUPER!!

USIA MEMANG TIDAK MENJAMIN KITA MENJADI BIJAKSANA, KITALAH YANG MEMILIH UNTUK BIJAKSANA ATAU TIDAK.


Created by : Agus

Friday, October 14, 2011

KISAH ZHANG DA MENJALANI HIDUP

Tepatnya tanggal 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiang xu, kota Nanjing..memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da. Inilah kisahnya:

Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat.

Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini.

Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.

Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.

Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri.

Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian.

Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, 


"Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!" 

Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. 

MC pun berkata lagi kepadanya, "Sebut saja, mereka bisa membantumu" 

Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, 

"Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!" demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.

Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.

Inti dari cerita ini..Janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan. Bangkitlah!

KARENA SESUNGGUHNYA KEMENANGAN AKAN DIBERIKAN KEPADA SIAPA SAJA YANG TELAH BERUSAHA SEKUAT KEMAMPUANNYA.

BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEGAGALAN

Kalau Anda ingin menyalahkan orang yang paling bertanggung jawab atas kegagalan Anda dalam hidup, maka Anda bisa mulai dengan menyalahkan diri Anda sendiri. Mengapa demikian?

Karena Anda sendirilah yang mengambil keputusan untuk gagal. Bukan atasan Anda yang galak. Bukan anak buah Anda yang susah diatur. Bukan istri Anda yang tidak sejalan. Bukan suami Anda yang tidak pengertian. Bukan teman di kantor Anda yang menggosipkan. Tetapi karena Anda sendirilah yang memutuskan, mengambil keputusan dengan penuh kesadaran untuk gagal.

Seorang pesenam dari Jepang meraih medali emas impiannya setelah menari dengan indah di Olympiade. Padahal hari sebelumnya, tumitnya retak dan dokter mengatakan dia akan cacat seumur hidupnya. Rasa sakit dikalahkan oleh kemauan yang kuat untuk mempersembahkan medali emas bagi negaranya.

Sepasang mahasiswa drop out memulai sebuah perusahaan software kecil-kecilan yang sama sekali tidak diperhitungkan akan menjadi besar. Kini Bill Gates dan Tim Allen merupakan dua orang legenda software dunia, padahal hanya memiliki ijazah SMA.

Seorang veteran perang dunia pertama menawarkan resep masakan keluarganya kepada lebih dari seribu orang yang dinilainya dapat memberinya modal usaha untuk mengembangkan restoran. Seribu orang itu menolaknya, tapi ia tidak menyerah. Bayangkan bila saat itu Kolonel Sanders memutuskan berhenti pada penolakan yang ke 999, hari ini kita tidak akan mengenal Kentucky Fried Chicken.

Ketika percobaan lampunya yang kesekian ratus gagal, Thomas Alfa Edison berkata pada seorang wartawan, "Saya tidak gagal! Bahkan saya baru saja berhasil menemukan cara ke-879 untuk tidak membuat lampu!" Ia pantang menyerah.

Sukses Anda bukanlah nasib. Sukses adalah sesuatu yang hanya dapat dicapai dengan harta, keringat, air mata dan kadang juga darah. Pada prinsipnya, tidak ada orang yang gagal. Yang ada hanyalah orang yang "memutuskan untuk berhenti" sebelum mencapai sukses.

SAYA TIDAK PERNAH MENJUMPAI SESEORANG YANG MENDERITA KARENA TERLALU BANYAK BEKERJA.. LEBIH BANYAK ORANG YANG MENDERITA KARENA TERLALU BANYAK AMBISI TETAPI TIDAK CUKUP BERUSAHA.  -Dr. James Montague


Source : jawaban.com

Thursday, October 13, 2011

TEMBOK PEMISAH ATAU JEMBATAN PENGHUBUNG

Alkisah ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah desa. Entah karena apa mereka terjebak dalam suatu pertengkaran serius. Dan ini adalah kali pertama mereka bertengkar demikian hebatnya. Padahal selama 40 tahun mereka hidup rukun berdampingan. Saling meminjamkan peralatan pertanian dan bahu membahu dalam usaha perdagangan tanpa mengalami hambatan. Namun kerjasama yang akrab itu kini retak.

Dimulai dari kesalahpahaman yang sepele saja. Kemudian berubah menjadi perbedaan pendapat yang besar. Dan akhirnya meledak dalam bentuk caci-maki. Beberapa minggu sudah berlalu, mereka saling berdiam diri tak bertegur sapa.

Suatu pagi, datanglah seseorang mengetuk pintu rumah sang kakak. Di depan pintu berdiri seorang pria membawa kotak perkakas tukang kayu. 


“Maaf Tuan, sebenarnya saya sedang mencari pekerjaan,” kata pria itu dengan ramah. “Barangkali tuan berkenan memberikan beberapa pekerjaan untuk saya selesaikan?”

”Oh ya!” jawab sang kakak. 


“Saya punya sebuah pekerjaan untukmu. Kau lihat ladang pertanian di seberang sungai sana. Itu adalah rumah tetanggaku, ahh sebetulnya ia adalah adikku. Minggu lalu ia mengeruk bendungan dengan bulldozer lalu mengalirkan airnya ke tengah padang rumput itu sehingga menjadi sungai yang memisahkan tanah kami. Hmm, barangkali ia melakukan itu untuk mengejekku, Tapi aku akan membalasnya lebih setimpal. Di situ ada gundukan kayu. Aku ingin kau membuat pagar setinggi 10 meter untukku sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya. Pokoknya, aku ingin melupakannya!”

Kata tukang kayu, “Saya mengerti. Belikan saya paku dan peralatan. Akan saya kerjakan sesuatu yang bisa membuat tuan merasa senang." 


Kemudian sang kakak pergi ke kota untuk berbelanja berbagai Kebutuhan dan menyiapkannya untuk si tukang kayu.

Setelah itu ia meninggalkan tukang kayu bekerja sendirian. Sepanjang hari tukang kayu bekerja keras, mengukur, menggergaji dan memaku. Di sore hari, ketika sang kakak petani itu kembali, tukang kayu itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Betapa terbelalaknya ia begitu melihat hasil pekerjaan tukang kayu itu. Sama sekali tidak ada pagar kayu sebagaimana yang dimintanya.

Namun, yang ada adalah jembatan melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang pertanian adiknya. Jembatan itu begitu indah dengan undak-undakan yang tertata rapi. Dari seberang sana, terlihat sang adik bergegas berjalan menaiki jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar. 


“Kakakku, kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini.. padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku.” kata sang adik pada kakaknya. 

Dua bersaudara itu pun bertemu di tengah-tengah jembatan, saling berjabat tangan dan berpelukan. Melihat itu, tukang kayu pun membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi.

PADA SAAT KONFLIK MENJADI BESAR HANYA ADA DUA PILIHAN..BIKIN TEMBOK PEMISAH ATAU JEMBATAN PENGHUBUNG? PILIHLAH DENGAN BIJAK!
 

Source : jawaban.com

KEKUATAN PUJIAN

Ini kisah nyata tentang seorang penyanyi terkenal di Eropa, wanita bersuara bagus. Dia bersuamikan seorang pemusik dan seorang pengarang lagu. Begitu pandainya sang suami ini tentang lagu, nada, birama dan hal lain di bidang musik, sehingga dia selalu menemukan apa yang harus dikoreksi ketika istrinya menyanyi.

Kalau istrinya menyanyi, selalu saja ada komentar dan kritik seperti; bagian depan kurang tinggi. Lain kali dia berkata, bagian ini kurang pelan. Kali lain dia mengkritik, bagian akhir harusnya "kres", naik sedikit..pitch controlnya kurang lah.. Selalu saja ada komentar pedas yang dia lontarkan kalau istrinya menyanyi dan bersenandung. Akhirnya wanita itu malas menyanyi. Dia mengambil keputusan, 


"Wah, tidak usah menyanyi saja, jika semua salah. Malah kadang menjadi pertengkaran..."

Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah lagi dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak tahu menahu soal musik. Yang ia tahu istrinya bersuara bagus dan dia selalu memuji istrinya kalau bernyanyi.

Suatu ketika istrinya bertanya, "Pa, bagaimana laguku?"

Dia menjawab antusias, 


"Ma, saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau dengar engkau menyanyi."

Lain kali dia berkata, 


"Ma, kalau saya tidak menikah dengan engkau, mungkin saya sudah tuli karena bunyi dentuman, bunyi gergaji, bunyi cericit drat pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya yang saya dengar sepanjang hari kalau saya bekerja. Sebelum saya menikah dengamu, saya sering mimpi dan terngiang-ngiang suara gergaji yang tidak mengenakkan itu ketika tidur. Sekarang setelah menikah dan sering mendengar engkau menyanyi, lagumulah yang terngiang-ngiang."

Istrinya sangat bersukacita, tersanjung. Hal itu membuat dia gemar bernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi. Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa disadarinya dia berlatih, berlatih dan berlatih. Suaminya mendorong hingga dia mulai rekaman dan mengeluarkan kaset volume pertama yag ternyata disambut baik oleh masyarakat.

Wanita itu akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal bukan pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang dengan setia memberinya pujian ketika dia bernyanyi.

Sedikit pujian memberikan penerimaan. Sedikit pujian memberikan rasa diterima, memberikan dorongan, semangat untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi.

OMELAN, BENTAKAN, KECAMAN, AMARAH ATAU KRITIK SESUNGGUHNYA TIDAK AKAN BANYAK MENGUBAH.

Source : jawaban.com

Wednesday, October 12, 2011

POINT OF VIEW

Beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Semarang sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta . Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.

" Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?" tanya si Pemuda. 

"Oh.. Saya mau ke Jakarta terus connecting flight ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua" jawab ibu itu. 

" Wouw..... hebat sekali putra ibu" pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak. Pemuda itu merenung.

Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya. 


" Kalau saya tidak salah dengar, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya Bu?? Bagaimana dengan kakak-adik adik nya??" 

"Oh ya tentu.." si Ibu bercerita : "Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di Perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang." Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh."

Terus bagaimana dengan anak pertama Ibu ?" 


Sambil menghela napas panjang, Ibu itu menjawab, "Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak, Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar "

Pemuda itu segera menyahut, "Maaf ya Bu, sepertinya Ibu agak kecewa ya dengan anak pertama Ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani?"

Anda ingin tahu jawabannya?

Dengan tersenyum Ibu itu menjawab, " Ooo... tidak.. tidak begitu Nak....Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani"

YANG TERPENTING ADALAH BUKAN SIAPA ANDA..TETAPI APA YANG TELAH ANDA BUAT!
 

Source : jawaban.com

MARRIAGE

 







Before marriage..
U die,I'll die with u..
After marriage..
U die, up to u..

Before marriage..
U go anywhere..I follow u..
After marriage..
U go anywhere..up to u..
So long married..
U go anywhere..better get lost!!

Before marriage
"u are sweet and kind just like Cinderella"
After marriage
"u are worse than godzila"
 

Before marriage
Every dating I will brings u to Shangri-La
After marriage
U want to go, u go urself lah

Tuesday, October 11, 2011

NILAI TAK TERGOYAHKAN DALAM DIRI ANDA

Seorang pembicara yang cukup terkenal memulai seminarnya dengan mengangkat ke atas uang sebesar 20 dolar. Dalam ruangan yang diisi oleh sekitar 200 orang, ia bertanya, "Siapa yang akan menyukai uang seharga 20 dolar ini?"

Tangan-tangan mulai terangkat. Ia berkata, "Saya akan memberikan uang 20 dolar kepada salah satu dari Anda, tetapi pertama-tama biarkan saya melakukan ini terlebih dahulu." Ia mulai menggumpalkan uang tersebut dengan tangannya. Lalu ia bertanya, "Siapa yang masih menginginkan ini?" Masih saja tangan-tangan itu teracung.

"Baiklah," jawabnya, "Bagaimana jika saya melakukan ini?" Dan ia menjatuhkannya ke lantai dan mulai menginjak-injaknya ke lantai dengan sepatunya. Ia mengambilnya, dan sudah terlihat sangat kusut dan kotor.

"Sekarang siapa yang masih menginginkan ini?" Masih saja tangan-tangan terangkat.

"Teman-temanku, Anda semua telah mempelajari sebuah pelajaran yang sangat berharga. Tak peduli apa yang telah saya lakukan pada uang tersebut, Anda masih menginginkannya karena itu tidak menurunkan nilainya. Itu masih saja berharga 20 dolar.

Sering kali di dalam kehidupan kita, kita terjatuh, dilumatkan, dan dijatuhkan ke tanah dengan kotoran oleh keputusan-keputusan yang kita buat dan situasi-situasi yang datang ke arah kita. Kita merasakan meskipun kita tak berharga. Tetapi tak perduli apa yang telah terjadi atau apa yang akan terjadi, Anda tidak akan pernah kehilangan nilai Anda di mata Tuhan. Bagi-Nya, kotor atau bersih, terlumatkan atau baik-baik saja, Anda tetaplah tak ternilai bagiNya.

KEBERHARGAAN KITA TIDAK DITENTUKAN OLEH APA YANG KITA LAKUKAN..KAYA MISKIN..PINTAR ATAU TIDAK PINTAR..SIAPAPUN KITA.. KITA TETAP SANGAT SPECIAL DIHADAPAN-NYA.. JANGAN PERNAH MELUPAKAN ITU.


Source : jawaban.com

LETAK KEKUATAN

Ada kekuatan di dalam cinta, dan orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat, karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.

Ada kekuatan dalam tawa kegembiraan, dan orang yang tertawa gembira adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah terlarut dengan tantangan dan cobaan.

Ada kekuatan di dalam kedamaian diri, dan orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah tergoyahkan dan tidak mudah diombang-ambingkan.

Ada kekuatan di dalam kemurahan, dan orang yang murah hati adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesamanya.

Ada kekuatan di dalam kebaikan, dan orang yang baik adalah orang yang kuat karena ia selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang.

Ada kekuatan di dalam kesetiaan, dan orang yang setia adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan pribadi dengan kesetiaannya kepada Tuhan dan sesama.

Ada kekuatan di dalam kelemah-lembutan, dan orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat, karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam.

Ada kekuatan di dalam penguasaan diri, dan orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat karena ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian.Di situlah letak dimana semua Kekuatan Sejati berada...

SADARILAH ANDA JUGA MEMILIKI CUKUP KEKUATAN UNTUK MENGATASI MASALAH ANDA. DIMANAPUN JUGA..SEBERAT DAN SERUMIT APAPUN.

Source : jawaban.com



Monday, October 10, 2011

MATI KETIKA MASIH HIDUP

Hidupilah kehidupan Anda hingga Anda mati. Mengapa saya mengungkapkan pernyataan tersebut? Karena banyak orang yang sudah mati walaupun dalam keadaan hidup. Dalam bukunya How to Live 365 Days a Year, Dr.Schindler menyatakan bahwa tiga dari empat orang yang berbaring di rumah sakit di isi oleh orang yang mengidap EII - Emotional Induced Illness (penyakit yang disebabkan oleh emosi). Jadi bisa dibayangkan, 3 dari 4 orang di rumah sakit akan sehat ketika bisa menangani emosinya.

David J. Schwartz, penulis buku Berpikir dan Berjiwa Besar menceritakan tentang temannya seorang pengacara yang mengidap TBC. Pengacara ini tahu bahwa ia harus menjalani hidup yang terbatas dengan banyak aturan, tetapi hal ini tidak pernah menghentikannya menjalankan praktek hukum, menghidupi keluarga yang baik, dan benar-benar menikmati hidup.

Pria itu telah berusia 78 tahun dan mengekspresikan filosofinya dengan kata-kata ini: "Saya akan hidup hingga saya mati, dan saya tidak akan mencampur aduk hidup dan mati. Sementara saya masih ada di muka bumi ini, saya akan terus hidup. Mengapa harus hanya setengah hidup? Setiap menit yang dihabiskan orang untuk khawatir soal kematian sama saja orang itu sudah mati selama satu menit itu."
 

Anda bisa menjalani kehidupan ini dengan dua cara. Pertama hidup dalam kekuatiran, maka kematian akan semakin cepat menjemput Anda. Kedua hidup dalam ucapan syukur dan optimisme, maka seburuk apapun keadaannya, Tuhan sanggup membuatnya lebih baik dan lebih baik lagi.

JANGAN KHAWATIR..HIDUPILAH KEHIDUPAN ANDA HINGGA ANDA MATI :)

Source : jawaban.com

SAHABAT


Periksalah kembali persahabatan yang pernah Anda rajut. Apakah masih terbentang di sana? Atau Anda telah melupakannya jauh sebelum ini? Bekerja keras dan meniti karir bukan berarti memisahkan Anda dari persahabatan.

Beberapa orang mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu berteman sepi, selalu mengerjakan apapun sendiri. Memang pohon yang menjulang tinggi berdiri sendiri. Perdu yang rendah tumbuh bersemak-semak. Apakah seperti itu hidup yang ingin Anda jalani?

Jangan kacaukan karir dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian dari hidup Anda. Binalah persahabatan. Anda akan merasakan betapa kayanya hidup Anda. Berbagi kesedihan pada sahabat, mengurangi kesedihan itu, dan berbagi kebahagiaan dengan sahabat, melipatgandakan kebahagiaan itu.

Orang bijak berkata bahwa sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Sahabat terdekat Anda adalah keluarga Anda. Mungkin, itulah mengapa bersahabat dapat meringankan beban Anda, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan. Di sana Anda belajar menghindari hal-hal yang tidak Anda setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang Anda sepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan.

Ada pepatah mengatakan, 

"MANUSIA YANG PALING LEMAH ADALAH ORANG YANG TIDAK MAMPU MENCARI TEMAN..NAMUN YANG LEBIH LEMAH DARI ITU ADALAH ORANG YANG MENDAPATKAN BANYAK TEMAN TAPI MALAH MENYIA-NYIAKANNYA.."
 

Source : jawaban.com


Sunday, October 9, 2011

MATAHARI DI BALIK AWAN DAN HUJAN

Aku sebenarnya tidak terlalu suka dengan musim hujan, sedih karena setiap hari hujan, jadi tidak bisa pergi ke mana-mana. Tapi sore ini kelihatan cerah sekali. Matahari masih cukup terang bersinar meskipun sedikit berawan tapi sepertinya tidak akan turun hujan. Aku keluarkan motorku dan pergi keluar untuk menjemput temanku, Mey. Sore yang indah, aku benar-benar menikmati perjalananku.

Namun tiba-tiba angin bertiup agak kencang sampai membuat daun-daun beterbangan dan awan di atasku mulai berubah dengan cepat membentuk selimut abu-abu. Itu pemandangan yang menakjubkan. Aku kagum dengan perubahan tersebut dan sesaat kemudian hujan turun dengan cukup deras.

Buru-buru aku berhenti di sebuah halte di pinggir jalan karena tidak membawa jas hujan. Sedikit mengerutu karena sebentar lagi aku akan sampai ke tempat kerja temanku. Di halte itu sudah ada beberapa orang yang ikut berteduh dan mereka berbicara satu dengan yang lainnya. Seorang wanita tua sambil melihat ke langit mengatakan sesuatu yang membuatku berpikir, dia berkata, "Lucu ya, sekarang lagi hujan deras tapi matahari tetap bersinar."

Hal itu membuat aku berpikir tentang seberapa cepat hidupku berubah bahkan mungkin berubah menjadi buruk. Terlintas dipikiranku ada ribuan keluarga miskin yang menderita di negeri ini, banyak perceraian terjadi, bencana dan hal buruk lainnya. Kehidupan bagi banyak orang seperti perasan jeruk purut, asem dan pahit. Tetapi aku kemudian menyadari bahwa diatas langit kelabu yang tebal ada matahari yang terus bersinar.

Aku ingin mendorong Anda hari ini, karena kemungkinan besar hidup ini tidak memberikan pilihan yang terbaik. Kadang-kadang hal yang jelek berubah menjadi semakin buruk. Ini adalah peringatan kepada Anda, untuk tidak kehilangan kepercayaan pada "matahari" Anda. Aku teringat dengan sebuah ungkapan yang mengatakan "keraguan melihat rintangan, iman melihat jalan." Siapa yang Anda lihat sekarang? Orang lain? Diri Sendiri? Atau bagaimana kalau Anda melihat kepada Sang Pencipta saja?

Menakjubkan, bagi kita, Dia seperti matahari. Dia adalah kebenaran yang menjadi penolong dan penghibur kita. Jika Anda khawatir, frustrasi, depresi, marah, atau hanya lelah dengan hidup Anda, Dia menawarkan kehangatan sinar-Nya untuk Anda. Dia selalu ada untuk berjalan bersama kita, melewati hujan dan awan kelam dalam hidup ini. Berhenti untuk melihat kepada masalah dan belajarlah untuk melihat kepada-Nya.

Jangan meremehkan kekuatan doa, meskipun tidak setiap doa akan mendatangkan keajaiban tetapi doa akan menghasilkan perubahan hidup Anda. Jika Anda ingin berubah dan merasakan kehidupan? Berhentilah mengeluh karena awan dan hujan yang deras, lihatlah kepada-Nya yang ada di atas semuanya itu.

"SEMUANYA ITU KUKATAKAN KEPADAMU, SUPAYA KAMU BEROLEH DAMAI SEJAHTERA DALAM AKU.. DALAM DUNIA KAMU MENDERITA PENGANIAYAAN, TETAPI KUATKANLAH HATIMU, AKU TELAH MENGALAHKAN DUNIA" - Yohanes 16:33.
 

Source : jawaban.com