Dahulu pohon mawar hanya terdiri dari daun hijau yang lebat dan tidak
berbunga. Lalu kenapa sekarang bisa berbunga dengan cantik? Ada sebuah
cerita yang sangat mengharukan.
Dahulu kala, di perkampungan bunga mawar, ada sebuah gunung. Di atas
gunung ada sebuah sumber air, mereka menamakannya “sumber air emas”, dan
puncak gunung ini diberi nama “Gunung Air” .
Di kaki Gunung Air ini ada sebuah desa. Di desa ini hiduplah seorang
pemuda dan pemudi yang hidup serba susah. Si pemuda bernama Liu Lang
yang sudah yatim piatu. Saat kedua orang tuanya meninggal, mewariskan
sebuah kampak. Sumber hidupnya mencari kayu di hutan.
Si pemudi bernama Chui Yin. Ketika orang tuanya meninggal mewarisinya
sebuah cangkul dan sebuah bakul, mata pencahariannya adalah mencari
obat-obat rumput di hutan.
Mereka berdua setiap sore pulang dari hutan. Si pemuda memikul kayu dan
yang pemudi memikul obat-obat rumput. Mereka berdua selalu saling
menjaga, saling memperhatikan dan saling mencintai. Tidak berapa lama
kemudian mereka menjadi sepasang suami istri.
Pada suatu hari Liu Lang sedang mencari kayu dibagian barat gunung sedangkan Chui Yin mencari obat-obat rumput di sebelah timur.
Setelah memotong kayu Liu Lang merasa kelelahan dan tertidur diatas
kayunya. Ia bermimpi. Dalam mimpinya tercium aroma bunga yang sangat
harum. Dia lalu bangkit dan mengikuti aroma bunga itu. Setelah berjalan
beberapa saat di melihat sebuah pintu berbentuk bulan sabit.
Dia berpikir, sejak kecil saya telah mengeliling seluruh Gunung Air ini,
tetapi tidak pernah melihat ada sebuah taman. Terdorong rasa penasaran
dia mendorong pintu. Setelah pintu terbuka dia sangat terkejut, dibalik
pintu itu adalah sebuah taman yang besar.
Di dalam taman ini ditumbuhi berbagai jenis bunga yang sangat indah,
hembusan angin disini penuh dengan aroma bunga yang wangi semerbak. Dia
tidak tahu bahwa taman bunga ini adalah milik Dewi Ibunda Ratu di
langit.
Setiap tahun di bulan Mei ketika seluruh bunga bermekaran, Dewi Ibunda
Ratu selalu membawa peri-peri turun dari langit datang ketempat ini
bertamasya sambil menikmati panorama ditaman bunga ini.
Liu Lang sepanjang jalan menikmati pemandangan ini sambil memuji, tidak
terasa dia telah berada ditengah taman bunga, dia melihat ada sebuah pot
bunga besar yang terbuat dari Kristal.
Di dalam pot kristal ini tumbuh sejenis bunga. Kelopak bunga ini sangat
cantik berwarna merah menyala sangat menarik. Bunga ini sangat mirip
dengan Chui Yin ketika dia tersenyum, sayang bunga yang sangat cantik
ini hanya tumbuh 1 kuntum saja,.
Liu Lang memperhatikan bunga ini dengan cermat.
"Oh…. Bukankah ini bunga mawar? Seluruh Gunung Air penuh dengan pohon
mawar, tetapi tidak pernah berbunga, kenapa pohon mawar disini dapat
berbunga? Berbunga dengan sangat cantik. Oh ya saya akan memetik bunga
ini membawa pulang menghadiahkannya kepada adik Chui Yin, dia pasti akan
sangat senang," ujarnya lirih.
Liu Lang memetik bunga mawar ini, ketika membalikkan badan akan
meninggalkan tempat itu, dia melihat ada 2 orang prajurit dari langit
yang memakai baju besi. Salah seorang yang memegang tombak
menghardiknya.
”Hai… Sungguh berani manusia dari bumi, berani memetik bunga dari surga!”
Setelah berkata demikian menangkap Liu Lang membawanya pergi.
Sedangkan ditempat yang lain, Chui Yin ketika hendak pulang tidak
bertemu dengan Liu Lang. Dia lalu segera naik kepuncak gunung
mencarinya, ketika sampai di puncak dia mendengar suara Liu Lang.
”Adik Chui Lin, saya berada disini,” terdengar teriakan Liu Liang.
Ketika Chui Yin mengangkat kepalanya melihat, terlihat kedua tangan Liu
Lang terikat dibelakang, disampingnya ada dua orang prajurit sedang
berdiri ditepi jurang. Melihat keadaan ini Chui Yin dengan terisak lari
menuju ketempat Liu Lang. Kedua prajurit dari langit segera menghardik.
”Dia melakukan kesalahan besar, berani memasuki taman bunga Dewi Ibunda
Langit, dan memetik bunga mawar dari surga yang hanya sekuntum saja.
Sekarang kami akan membawa pergi, dia akan menerima hukumannya yaitu
kerja paksa seumur hidupnya,” kata prajurit itu.
Mendengar perkataan kedua prajurit dari lari, Chui Yin menjadi panik,
sambil menangis dia memohon :”Saya mohon jangan bawa dia pergi,
kembalikan abang Liu Lang saya.” Dengan senyum mengejek kedua prajurit
ini berkata :”Ha…ha…ha.. kembalikan abang Liu Langmu, boleh saja, jika
seluruh Gunung Air ini bisa dipenuhi bunga mawar yang bermekaran?”
setelah berkata demikian, prajurit yang memegang tombak mengangkat
tombaknya menunjuk ke jurang terlihat sebuah kilat menyambar Chui Yin..melihat hal itu Chui Yin jatuh pingsan.
Entah sudah berapa lama dia tidak sadar. Ketika tersadar dia memandang
keatas gunung, Liu Lang sudah tidak berada disana. Teringat hal itu dia
menangis lagi.
Chui Yin adalah seorang yang sangat pengasih dan pemberani. Berharap
untuk membuat Liu Lang bisa pulang dan membuat pohon mawar di seluruh
gunung ini bisa berbunga, setiap malam ketika bintang bersinar dengan
gemerlap dia akan naik kegunung mengambil seember demi seember air, di
sumber air emas dan menyirami seluruh pohon mawar yang ada digunung
itu,.
Sampai tengah malam dengan kecapekan dia pulang ke rumahnya. Di
perjalanan batu-batu tajam membuat kedua telapak kakinya terluka
berdarah, duri-duri pohon mawar melukai seluruh badannya. Keringat
bercucuran dan kaki berdarah, keringat bercampur darah menetesi setiap
jalan di gunung ini.
Setelah 10 kali musim semi berlalu, hari ini ketika Chui Yin hendak naik
ke gunung, ketika membuka pintu rumahnya hendak keluar, Wah! Terlihat
seluruh gunung penuh dengan bunga merah segar yang bermekaran, seperti
barisan semut, seperti nyala api. Bunga mawar seluruhnya bermekaran!
Dengan gembira Chui Yin memetik sekuntum bunga mawar sambil lari ke atas
gunung . Dia berteriak dengan gembira.
”Abang Liu Lang.. abang Liu Lang seluruh bunga mawar sudah bermekaran,” teriaknya.
Dia lari ke puncak gunung dan berteriak ke jurang, pada saat itu sebuah
suara petir berbunyi dengan keras. Seberkas cahaya yang sangat
menyilaukan mata dan terlihat sebuah bayangan orang, ketika Chui Yin
membuka matanya melihat dengan jelas. Dia melihat Liu Lang yang
dirindukannya siang dan malam berdiri didepannya.
Dia jatuh ke pelukan Liu Lang dengan bahagia. Liu Lang meraba seluruh
badan Chui Yin yang penuh luka, hatinya sangat sakit, air mata menetes
tidak berhenti bagaikan kalung mutiara yang putus talinya. Menetes jatuh
ke wajah Chui Yin dan bunga mawar yang bermekaran.
Setelah itu setiap musim semi, di gunung ini bunga mawar akan bermekaran
sangat indah. Untuk memperingati sepasang suami istri yang berjasa
membuat bunga mawar ini bermekaran, akhirnya penduduk setempat menamakan
gunung sebagai Gunung Chui Yin, dan menamakan Sumber air Emas ini
sebagai Sumber Air Liu Lang, dan mendirikan sebuah menara untuk
memperingati mereka berdua.
Setelah Liu Lang dan Chui Yin meninggal mereka menjelma menjadi dewa dan
dewi. Di atas langit sebagai dewa yang mengurus bunga, mengurus seluruh
bunga yang tumbuh di muka bumi ini. Setiap tahun ketika bunga mawar
bermekaran digunung ini mereka akan turun ke bumi menikmatinya. Di malam yang sunyi mereka berdua akan berdiri diatas menara menikmati pemadangan bunga yang indah ini.
JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN ITU TIDAK DITABURI BUNGA MAWAR YANG HARUM..MELAINKAN PENUH DURI DAN PAHIT :)
Source : A Little Truth of Life (kaskus.us/showthread.php)
Picture by : micheleshaw.blogspot.com
No comments:
Post a Comment