Kisah Kisah Kita

Sunday, March 4, 2012

BILA KELEDAI MAU MENJADI JANGKRIK

Langit bertabur bintang. Angin malam berhembus sejuk, membelai pucuk-pucuk ilalang untuk bergoyang.

"Krik-krik-krik,krink-krink-krink“. Disana-sini para jangkrik bernyanyi merdu, seakan melantunkan puja-puji kepada Sang Pencipta Alam Semesta.

Seekor keledai menyimak nyanyian para jangkrik. Hatinya jadi iri. 

"Mengapa suara mereka merdu sekali? Mengapa suaraku jelek parau? Adilkah Tuhan?“

Keledai menyapa jangkrik. “Suara kalian indah! Apa sih yang kalian makan?“

Jangkrik balik bertanya. "Apa kamu ingin punya suara seperti suaraku?“

"Betul“ kata keledai. Aku ingin bersuara merdu seperti suara kamu!“

"Tapi itu tidak mungkin!“ kata jangkrik. "Kita beda. Suara beda! Karena mulutmu dan mulutku berbeda. Jadi, terima sajalah apa adanya.“

Keledai marah. Ia tak sudi dinasehati! "Katakan saja apa yang kau makan hingga suaramu jadi merdu!” Ia membentak.

Jangkrik berkata: "Kami hanya minum embun pagi dan makan sehelai rumput tiap hari!”

Keledai nekat. Setiap hari ia hanya minum embun pagi dan makan sehelai rumput seperti jangkrik. Tak makan yang lain. 

“Kalau jangkrik bisa, aku juga bisa!”

Apa akibat kesombongan keledai itu? Fatal..

Angin malam membelai pucuk-pucuk ilalang. "Krik-krik-krik, krink-krink-krink“. Para jangkrik melantunkan puja-puji kepada Sang Pencipta. Tapi Keledai tak lagi disana. Kelaparan telah merenggut nyawanya..

MENERIMA APA ADANYA DENGAN PENUH RASA SYUKUR MEMBUAT PIKIRAN KITA LEBIH JERNIH DAN HATI TENTRAM BAHAGIA.  


Source : erabaru.net (dongeng aesop)
 

No comments:

Post a Comment