Satu ungkapan manis yang ia untaikan yakni, meminta maaf dan memaafkan.
Ini selalu mengalir setiap kali mereka bertengkar dan bersoal jawab
bahkan saat emosi membara. Rupanya sebelum menikah mereka telah membuat
kesepakatan dan komitmen, untuk selalu mengenang “masih indah dan penuh
memori”..setiap kali mereka bertengkar. Ini menjadi kekuatan
dahsyat bagi mereka untuk melihat yang baik, paling baik dan terbaik
yakni meminta maaf dan memaafkan. Ini sudah berlangsung
bertahun-tahun.
Kini meminta maaf dan memaafkan seperti
sudah menjadi kebutuhan untuk mereka berdua. Sekarang, saat penuh
perdamaian dan penyatuan dua pihak yang sakit hati, menjadi bagian dari
diri dan hidup mereka. Mereka merasa kalau tidak minta maaf dan
memaafkan dalam waktu tertentu, seperti merasa ada yang kurang dan belum
lengkap, apalagi akhir dari moment itu selalu diakhiri dengan pelukan
manis, indah damai dan teduh . Maka sang ibu mengatakan, “Aku
rindu pertengkaran itu.” Aku ingin meminta maaf dan suami memaafkan,
atau sebaliknya. Aku rindu pelukan maaf itu dan dekapan pengampunan
itu.
Sahabat..saya tidak memaksa anda untuk seirama dengan ibu ini, rindu
akan pertengkaran. Yang mau saya hantarkan ialah, bahwa pernikahan bukan
berarti semuanya otomatis. Lewat pernikahan bukan berarti kebahagiaan
itu otomatis menjadi milikmu. Perjuangan tetap harus dilanjutkan.
Pemurnian kasih dan pembaharuan janji nikah masih harus diintensifkan.
Pernikahan tidak akan menghapus perbedaan, tetapi justru menerima
perbedaan itu adalah salah satu aspek keindahan dari pernikahan.
Maka ingatlah, ketika anda mengatakan Ya ,
itu berarti untuk seumur hidup, dalam suka dan duka. Kesatuan itu
kadang goyah karena perbedaan prinsip. Kadang cinta itu diolengkan ombak
dan dihempas badai karena salah paham, salah pengertian dan bahkan
karena pihak ketiga. Maka, kesiapan dan keinginan untuk melihat yang
baik, paling baik dan yang terbaik, yakni masa depan yang indah, dan
membawa bahtera itu sampai ketujuan, sesuai dengan janji nikah, harus
ditanamkan dalam hati.
Karena memang meminta maaf, memaafkan
dan memperbaiki diri serta komitmen perlu dan bahkan sangat mutlak
dalam hidup berkeluarga. Yakinlah ketika anda mau meminta maaf dan juga
bersedia memaafkan, bahtera itu akan makin kuat. Dan akhirnya juga anda
akan mengatakan, “Aku rindu pertengkaran itu.” Ini
bukan berarti kita menghendaki pertengkaran, tetapi lewat pertengkaran
itu ada maaf yang mengalir dan akhirnya bahtera itu makin kuat, kokoh
dan tegar. Semoga.
IYA..MEMINTA MAAF..MEMAAFKAN DAN MEMPERBAIKI DIRI SERTA KOMITMEN PERLU DAN BAHKAN SANGAT MUTLAK DALAM HIDUP BERKELUARGA :)
Source : Romo Yosafat Ivo OFM Cap (sesawi.net)
No comments:
Post a Comment