Ketegangan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara
sejak perang Korea lebih dari setengah abad lalu, tidak pernah reda.
Bahkan, isu nuklir Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir membuat
hubungan mereka semakin kritis. Upaya diplomasi melalui perundingan
berjalan sangat alot.
Atas prakarsa bersama,
rombongan musik New York Philharmonic dari Amerika, menggelar konser
musik di Teater Agung Pyongyang, ibukota Korea Utara, pada tanggal 26
Februari 2008. Konser yang diusung oleh tim berjumlah 350 orang itu
mendapat sambutan luar biasa. Banyak orang yang menyaksikan langsung
atau melalui siaran televisi, terharu dan meneteskan air mata. Konser
itu berhasil merengkuh hati warga Korea. Rupanya cara ini telah menjadi
sapaan damai yang lebih ampuh ketimbang gunboat diplomacy (diplomasi
ancaman perang) dan ancaman embargo.
Di dunia
ini, sebuah dalil berkata, "Untuk menegakkan perdamaian, kita harus siap
berperang." Namun bisa kita lihat sendiri kekerasan menimbulkan banyak dampak negatif yang sulit diatasi.
Untuk membuat dunia ini menjadi damai..dalam firman Tuhan kita diajak untuk menunjukkan kelemahlembutan..kita juga harus rela menghilangkan segala keirihatian..egoisme..dan sifat memegahkan diri yang kerap kali menjadi pemicu ketidakdamaian. Selain itu kita juga diminta untuk memilki hati yang murni..pendamai dan peramah. Melalui jalan inilah kita akan menuai damai. Inilah tantangan kita hari ini; menjadi pembawa damai di mana pun
kita berada.
KEKERASAN LEBIH SERING MENIMBULKAN MASALAH BARU
Source : rumahrenungan.blogspot.com
No comments:
Post a Comment