Kisah Kisah Kita

Monday, January 2, 2012

WAJAH SEORANG MALAIKAT

Andrew dipenjara di kamp konsentrasi Nazi di perbatasan Polandia, ketika itu dia berusia 12 tahun. Mereka sekeluarga adalah orang Yahudi, kedua orang tuanya telah dibunuh oleh Nazi.

Andrew kecil ketika teringat kematian tragis orang tuanya merasa sangat sedih dan putus asa dia sering menangis. Walaupun usianya masih kecil, tetapi dia sangat tahu orang-orang Yahudi yang berada di kamp konsentrasi ini tidak ada seorangpun dapat keluar dari sana dalam kondisi hidup-hidup.

Mereka jika tidak dikirim ke kamar gas tentu akan dikirim ke tiang gantungan akan dieksekusi, kematian hanyalah soal waktu saja. Oleh sebab itu dia merasa putus asa, dia ingin menyusul ibu ayahnya, tetapi pada kenyataannya, mati di tempat yang seperti neraka ini tidaklah mudah.

Pada suatu sore dimusim dingin, didalam kamp konsentrasi sangat dingin, baju Andrew yang tipis dan compang camping sama sekali tidak bisa menahan angin yang menembus sampai ke tulang sumsum. Dia pergi ke lapangan rumput yang berada diselatan untuk berjemur matahari.

Pada saat ini dia melihat keluar dari pagar kawat berduri. Di jalan kecil ada seorang gadis yang berkepang dua sedang berjalan dan bernyanyi. Gadis kecil ini kira-kira seumuran 8-9 tahun. Bola matanya hitam dan besar, pipinya yang merah, bulu mata yang lentik, kelihatannya sangat cantik, ketika dia melihat Andrew kecil yang sedang gemetar, dia menghentikan langkah kakinya, matanya yang besar memandang Andrew dengan terkejut.

Andrew dipandang demikian menjadi malu, lalu menundukkan kepalanya, akan beranjak dari sana. Gadis kecil ini memanggilnya, “Hai, engkau dipenjarakan di tempat ini? Andrew mengangukkan kepalanya.

Gadis itu berkata lagi, “Lalu dimana ayah ibumu?”

Bola mata Andrew menjadi merah, gadis kecil ini melihat gelagat tersebut tidak tahu harus berbuat apa, dengan tergesa-gesa dia segera menghibur,

“Jangan menangis, jangan menangis, saya akan memberikan anda permen.”

Sambil berkata demikian gadis kecil ini dari sakunya mengeluarkan sebuah permen diberikan ke tangan Andrew.

Keesokan harinya pada waktu yang sama, Andrew pergi ke pagar kawat berduri, dia melihat gadis itu telah berdiri disana menunggunya, ketika dia mendekat, gadis ini memberikan kepadanya sebuah permen. Seterusnya selama beberapa hari, gadis itu tetap berada disana menunggunya, memberikan kepadanya sebuah permen.

Ketika malam hari akan tidur Andrew dengan diam-diam dia akan memakan permennya, permennya terasa manis, manis sampai kedalam hatinya.

Walaupun sudah tertidur, didalam mimpinya dia bermimpi bertemu dengan gadis cantik yang bernama Annie ini. Seiring dengan waktu, didalam hati mulai timbul rasa hangat yang belum pernah dirasakan, dia kembali mempunyai semangat hidup lagi, dia sering berkata kepada dirinya bahwa gadis kecil ini adalah seorang malaikat yang diutus Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya.

Pada suatu malam, tiba-tiba Andrew terbangun dari tidurnya, dia melihat tentara NAZI mendorong mereka semua masuk ke dalam mobil truk, disekelilingnya suara tangisan membuat suasana sangat kacau.

Andrew lalu berpikir, gawat, mereka pasti akan digiring ke kamar gas atau tiang gantungan, hatinya sangat kalut, lalu dia melarikan diri, dia harus ke pagar, harus mengucapkan perpisahannya kepada malaikatnya. Tetapi hanya beberapa langkah dia berlari, dia telah dikejar oleh para tentara, serta dengan gagang senapang memukulnya hingga pingsan.

Sangat beruntung ketika mereka sedang digiring ke mobil truk, tentara sekutu menyerang dan menyelamatkan mereka semua.

Tidak terasa 20 tahun telah berlalu, Andrew sekarang telah pindah ke Amerika, dan bekerja sebagai pengacara di sebuah biro hukum, berkat kerja kerasnya dia menjadi pengacara yang terkenal di New York. Yang mengherankan adalah walaupun dalam kariernya dia sangat sukses, tetapi sampai sekarang dia masih bujangan

Banyak orang yang memperkenalkan gadis-gadis kepadanya tetapi dia sama sekali tidak tertarik dan menolak, didalam hatinya hanya ada gadis kecil Annie. Dia pernah kekota kecil itu mencarinya, tetapi para tetangganya mengatakan dia telah pindah entah kemana.

Pada suatu hari Mrs Robert, istri bossnya ingin memperkenalkannya dengan seorang gadis. Dikarenakan tidak dapat menolak, dengan terpaksa dia pergi ke ruang tamu Mr. Robert dia melihat ada seorang gadis manis dengan senyum yang hangat sedang berada disana. Mrs. Robert memperkenalkan mereka, gadis ini bernama Jennifer, dia adalah seorang imigran dari Polandia, sekarang mengajar kimia di sebuah sekolah swasta di New York.

Andrew setelah mendengar gadis ini adalah imigran Polandia, hatinya tergetar. Mereka berdua mulai mengobrol. Kelihatannya Andrew dan Jennifer dapat mengobrol dengan akrab. Dua bulan kemudian Andrew mengundang Jennifer bertamu ke rumahnya.

Setelah Jennifer berada dirumah Andrew, Andrew membawa Jennifer mengelilingi rumahnya, ketika Jennifer duduk di ruang tamu, dia melihat ada sebuah album photo. Dia membuka album tersebut didalamnya tidak ada sebuah photopun yang ada hanya kertas permen yang berwarna-warni, dalam keadaan linglung Jennifer melihat album photo ini.

Andrew tiba dihadapannya dan mengambil album tersebut dengan perasaan yang mendalam, tangannya dengan lembut mengelus kertas-kertas permen tersebut. Lalu dengan lembut menceritakan kepada Jennifer tentang asal usul kertas-kertas permen tersebut. Dia berkata selama 20 tahun ini, dia selalu dalam mimpinya memimpikan malaikat didalam hatinya ini. Dia juga bercerita dia pernah pergi ke kota kecil tersebut mencari Annie tetapi dia telah pindah dari sana.

Siapa tahu setelah mendengar cerita Andrew, dengan mata tercengang Jennifer memandang kepada Andrew serta berkata,

“Apa, engkau adalah anak lelaki kecil yang berada di pagar kawat duri yang memandang keluar tersebut?”

Jennifer berhenti sebentar, dengan wajah merona melanjutkan :

“Saya adalah gadis kecil yang bernama Annie tersebut, Annie adalah nama panggilan saya sewaktu kecil.”

"Sepuluh tahun yang lalu saya pindah dari kota kecil Polandia ke Amerika, saya masih ingat ketika itu engkau berdiri dipagar kawat berduri sedang menggigil kedinginan, oh Tuhan… engkau masih menyimpan kertas-kertas permen ini, saya sangat terharu.”

Ucapannya ini membuat Andrew tergetar, lalu dia memegang kedua bahu Jennifer dan bertanya dengan suara gemetar,

”Benarkah engkau Annie, malaikatku?” Jennifer mengangguk-anggukkan kepalanya, Andrew dengan terharu memeluk dengan erat Jennifer, airmatanya menetes dengan deras, dengan suara terbata-bata berkata,

“Terima kasih Tuhan, akhirnya Engkau membiarkan saya menemukan malaikat saya!”

Seperti apa sih wajah malaikat itu?

Wajah malaikat itu seperti seseorang asing yang tiba-tiba menolongmu di jalan…seseorang yang berbagi makanan denganmu, sekalipun ia juga sedang kelaparan…seseorang yang memberikanmu segelas susu, saat kau meminta air putih…seseorang yang tak melihat warna kulitmu, juga berapa uang di sakumu saat mengajakmu bermain…seseorang yang mungkin tubuhnya gemuk, kurus, rambutnya panjang atau pendek, atau bahkan tak memiliki rambut sebatang pun…seseorang yang selalu memberikan senyuman manisnya, di saat kau marah dan berteriak padanya...seseorang yang memberikan jaketnya saat melihat kau kedinginan, dan menyelimutimu agar kau tetap hangat…seseorang yang memberikan separuh tempat duduknya, agar kau bisa duduk bersamanya.

Iya..seseorang yang terkadang hadir di hidupmu melalui sosok seorang musuh, teman, kekasih, keluarga, bahkan orang yang mungkin pernah membuatmu kecewa. Sulit sekali melihat mereka dengan mata tertutup. Tetapi percayalah mereka ada di tempat dimana kau ingin melihatnya.

SESUNGGUHNYA TUHAN BISA MEMAKAI SIAPA SAJA UNTUK MENJADI MALAIKAT DALAM HIDUP KITA. DAN SEMOGA DI TAHUN 2012 INI KITA BISA MENJADI MALAIKAT YANG HADIR DALAM HIDUP ORANG LAIN :) AMIN..

Source : erabaru/inspirasipagi.imeldafm

No comments:

Post a Comment