Nyonya
William T. Moon dilanda perasaan sedih dan murung. Ia kehilangan
suaminya, setelah beberapa tahun menikmati hidup pernikahan yang
bahagia. Kesedihan makin mendalam ketika liburan Natal makin dekat.
Selama hidupnya ia tidak pernah merayakan pesta Natal sendirian. Ada
beberapa teman yang mengundang agar dia merayakan natal bersama mereka.
Tapi ia yakin bahwa kehadirannya akan merusak suasana gembira keluarga mereka. Oleh sebab itu semua undangan yang tulus itu ditolaknya.
Sehari sebelum Natal, Nyonya Moon pulang dari kantor pada pukul 3 sore
dan langsung berjalan-jalan tanpa tujuan di sepanjang jalan Fifth
Avenue, dengan harapan dapat menghilangkan rasa sedih dan murung. Jalan
penuh dengan orang yang wajahnya berseri-seri. Hal itu mengingatkan
Nyonya moon akan kejayaan pada masa silam, yang penuh dengan kegembiraan
dan kebahagiaan. Sayang, masa silam itu kini telah tiada. Ia tidak
kuasa menahan air mata yang terus mengalir membasahi pipi.
Setelah berjalan kaki sejam lamanya, Nyonya Moon akhirnya sampai di
stasiun bus. Ia ingat, suaminya sering mengajak dia naik bus tanpa
tujuan, sekedar untuk bertualang. Oleh sebab itu, begitu ada bus datang,
ia langsung naik ke dalamnya. Pada perhentian terakhir ia turun, tanpa
mengetahui nama tempat itu. Ketika melewati sebuah gereja tua, ia
mendengar lagu "Malam Kudus". Ia lalu masuk ke dalam gereja itu, yang
ternyata kosong, kecuali hanya seorang pemain orgel yang tidak menyadari
kehadirannya. Dengan diam-diam ia duduk di salah satu bangku, sampai
tertidur.
Tatkala ia terbangun, ia melihat 2 anak
kecil yang berpakaian sangat jelek di depannya. Anak-anak itu ketakutan
ketika melihat ia bangun. "Jangan takut," sapa Nyonya Moon, "Siapa
kalian? Di mana orang tua kalian?"
"Kami tidak punya ayah dan ibu lagi..." jawab salah satu dari mereka.
Lalu Nyonya Moon mengajak mereka ke rumah makan. Ketika ia mengobrol
dengan mereka sambil makan, ia jadi sadar bahwa sebenarnya ia sangat
beruntung.
Ia juga mendapat pelajaran, kalau kita
memberikan kebahagiaan kepada orang lain, kita juga akan menerima
kebahagiaan. Dengan memberikan kasih sayang kepada orang lain, kita
berhasil mengatasi kesedihan, penderitaan, dan kemurungan hati.
"BERILAH DAN KAMU AKAN DIBERI: SUATU TAKARAN YANG BAIK, YANG
DIPADATKAN, YANG DIGONCANG DAN YANG TUMPAH KE LUAR AKAN DICURAHKAN KE
DALAM RIBAANMU.." (LUKAS 6:38)
No comments:
Post a Comment