Marta berpesan kepada suaminya untuk tidak sekali-kali membukanya atau bahkan menanyakan tentang barang itu kepadanya.
Suatu ketika, Marta sakit keras. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh Henry dan anak-anak mereka untuk
menyembuhkan Marta. Tetapi, tak satu pun yang berhasil. Dokter sudah
angkat tangan dengan penyakit Marta. Mengingat tuanya usia Marta, tidak
mungkin bagi dokter untuk melakukan tindakan-tindakan medis seperti yang
biasa dilakukan pada penderita biasa.
Saat berbaring di tempat tidur, Marta
berkata lirih pada suaminya,
“Tolong ambilkan kotak sepatu di lemari
pakaianku.”
Henry segera beranjak dari tempat duduknya dan mengambil
kotak sepatu itu, lalu memberikannya pada istrinya. Rupanya Marta sadar,
bahwa ini adalah saat yang tepat untuk membuka rahasia di dalam kotak
sepatu itu.
“Bukalah.” Marta berkata lagi pada
suaminya.
Perlahan-lahan Henry membuka penutup kotak itu. Henry
mendapati ada dua boneka rajut dan setumpuk uang senilai hampir sepuluh
juta rupiah. Henry lalu menanyakan ada apa dengan dua boneka rajut dan
uang itu pada istrinya.
“Ketika kita menikah, ada sebuah rahasia
perkawinan yang dituturkan Nenekku.” Marta bercerita, “Nenekku berpesan
bahwa jangan sekali-kali membentak atau berteriak pada suamimu. Nenek
bilang jika suatu saat saya marah padamu, saya harus tetap diam dan
merajut sebuah boneka.”
Henry hanya bisa terdiam saat mendengar cerita
istrinya. Dan, air mata pun mulai bercucuran di pipinya.
“Sayang, lalu bagaimana dengan uang
sepuluh juta ini?” Tanya Henry pada Marta,
“Darimana engkau mendapatkan
sebanyak ini?” Isteri menyahut,
“Oh, itu adalah uang hasil penjualan
dari boneka-boneka yang pernah saya buat.”
TIADA PERKAWINAN YANG BAHAGIA TANPA PENGORBANAN TIADA HENTI ~ S. Belen
Source : virouz007.wordpress.com (Didik)
No comments:
Post a Comment