Kisah Kisah Kita

Friday, May 4, 2012

STOP..LOOK..LISTEN


Sewaktu saya masih kecil, ketika kereta api akan melewati persimpangan kereta api, penjaga kereta api akan menurunkan palang kereta api, untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

Palang kereta api biasanya tergantung di atas, tetapi di Taiwan, ada sebuah papan rambu di depan palang kereta, yang tertulis: “Berhenti, Melihat, Mendengar”. Tiga kata ini untuk memperingatkan pengendara dan pejalan kaki yang lewat, memperhatikan apakah ada kereta api yang akan lewat di sana.

Dalam hati saya pernah berpikir : “Berhenti, Melihat, Mendengar” tiga kata ini, jika diterapkan dalam pergaulan atau hubungan antar manusia, sebenarnya sangat sesuai. Bisa mengurangi timbulnya bentrokan atau perselisihan, juga mengurangi perilaku yang suka memukul dan memaki orang seenaknya. Di bawah ini ada kisah kecil, yang bisa mendukung pemikiran saya.

Ada seorang ibu menelepon seorang arsitek yang merancang rumahnya, bahwa tempat tidurnya dapat bergeser ketika kereta api lewat. Arsitek itu menjawab: “Ini tidak mungkin! Coba saya buktikan sendiri.”

Setelah arsitek itu tiba di sana, ibu itu memberi saran kepadanya untuk berbaring di ranjangnya, agar mengalami sendiri saat kereta api lewat nanti. Baru saja arsitek itu rebah di atas ranjang, suami ibu itu kebetulan pulang ke rumah.

Melihat pemandangan itu, sang suami menghardik dengan keras: “Mengapa Anda berbaring di ranjang saya?”

Dengan suara ketakutan arsitek itu menjawab: “Apakah Anda percaya, jika saya katakan sedang menunggu kereta api?”

Peran sang suami dalam cerita ini, sudah sewajarnya menggunakan pengalamannya untuk menganalisa kondisi yang dia lihat. Memahaminya berdasarkan pemikirannya sendiri: arsitek tersebut telah berselingkuh dengan istrinya. Siapa pun orangnya, walau dia memiliki daya khayal yang tinggi, juga sulit memahami bahwa seorang arsitek masuk ke kamarnya dan berbaring di ranjang hanya untuk menunggu kereta api lewat.

Saya sering berpikir, ketika konflik diantara manusia, jika seseorang sebelum “memukul atau mencaci orang lain”, bisa berhenti sejenak, lalu melihat keadaan orang lain, serta mau mendengar alasan yang dikatakan orang lain, maka cacian dan perkelahian itu bisa dihindari. Selain itu, jika sering kali menemui pengalaman seperti ini, maka empati orang tersebut juga akan bertambah, lama kelamaan, rasa belas kasihnya juga akan berangsur-angsur berkembang.

Sebaliknya, seseorang yang tidak pernah melakukan “Berhenti, Melihat, Mendengar”, melihat orang lain tidak searah dengan hatinya, langsung mengarahkan tombak keluar, diayunkan ke arah lawan. Maka orang tersebut mungkin tidak ada kesempatan untuk belajar berempati. Dalam jangka waktu panjang orang tersebut, mungkin akan menjadi mati rasa (tidak berperasaan), dingin, hatinya keras bagaikan batu dan besi.

"BERHENTI, MELIHAT, MENDENGAR, " PERILAKU YANG SEDERHANA..TETAPI ADEGAN SELANJUTNYA SEPERTI PERTENGKARAN ATAU AKIBAT YANG LEBIH BURUK BISA DIHINDARKAN.

Source : The Epoch Times (Huang Jin Yuan)

No comments:

Post a Comment