Kisah Kisah Kita

Monday, May 14, 2012

NENEK MOSES DAN AKU

"Aku terlalu tua dan sudah uzur!" Kata-kata itu terus melayang- layang di kepalaku. Aku patah semangat dan letih setelah mengakhiri pernikahan dan karierku di bidang hukum pada saat bersamaan. Meski memiliki hasrat besar untuk menjadi penulis, aku meragukan kemampuanku untuk berhasil. Apakah aku telah menyia-nyiakan waktu dengan mengejar tujuan yang salah?

Aku berada pada titik terendah ketika suara radio mulai menceritakan kisah Nenek Moses. Anna Mary Robertson Moses meninggalkan rumah pada usia 13 tahun, melahirkan 10 anak, dan bekerja keras untuk menghidupi 5 anaknya yang mampu bertahan hidup. Berjuang untuk hidup di pertanian miskin, dia berhasil menciptakan sedikit keindahan untuk dirinya sendiri dengan merenda di atas kanvas.

Pada usia 78 tahun, jari-jarinya menjadi terlalu kaku untuk bisa memegang jarum. Namun bukannya menyerah terhadap kelemahannya, ia malah pergi ke gudang dan mulai melukis. Pada panel-panel kanvas dia menciptakan pemandangan kehidupan alam pedesaan dengan cermat dan memakai warna-warna yang cemerlang.

Untuk dua tahun pertama, karyanya cuma diberikan begitu saja atau dijual dengan harga amat murah. Tetapi pada usia 79 tahun, dia "ditemukan" oleh dunia seni..dan berikutnya ia mencatat sejarah. Dia telah menghasilkan lebih dari 2000 lukisan dan buku kumpulan karyanya "Twas the Night before Christmas" selesai pada ulang tahunnya yang ke 100.

Ketika aku mendengar radio itu, perasaan hatiku berubah. Jika nenek Moses bisa memulai suatu karier baru dan berhasil pada usia 80 tahun, hidupku masih punya harapan setelah 30 tahun. Sebelum acara itu berakhir, aku mulai bekerja di komputerku, menulis novel yang nyaris kulupakan.

Delapan bulan kemudian novel itu diterbitkan.

Liah Kraft-Kristaine

MASA DEPAN ADALAH MILIK MEREKA YANG PERCAYA PADA KEINDAHAN MIMPI-MIMPI MEREKA.  ~Eleanor Roosevelt

Source      : Chicken Soup for the Woman's Soul
Picture by  : artknowledgenews.com

No comments:

Post a Comment